26. MBIP [LICIK]

19.4K 1.4K 26
                                    

"Nyatanya dia lebih licik dari apa yang kita duga."

***

Rena sudah berada dihalaman rumah Rexy yang nampak sepi. Padahal matahari sudah terlihat namun dirumah ini seperti tidak ada orang terlihat sunyi dan gelap seolah tak berpenghuni.

Kaki nya melangkah sambil menatap rumah sekeliling yang terlihat sama seperti dulu dan tidak ada yang berubah dengan rumah ini. Ada sedikit rasa aneh yang menjalar dalam tubuh nya, hawa disini membuat bulu kuduk nya merinding. Tidak seperti biasa nya.

"Permisi! "

Sepertinya tidak ada jawaban. Rena bingung terakhir kali ia pergi kerumah ini pasti terdapat pembantu yang sedang menyiram tanaman dirumah ini namun sekarang sudah tidak ada lagi.

Dahi Rena mengerut heran. "Rumah nya sepi banget sih, nggak kayak biasa. Apa Alan nggak ada disini? "

"Permisi, Alan! "Lama-kelamaan kesabaran Rena habis, akhir nya ia meneriaki nama Rexy.


Tiba-tiba ada yang memanggil Rena dari belakang, hal itu membuat nya terkejut.

"Eh Rena lagi ngapain kesini?"tanya Alex dengan penuh harapan. Hati Alex senang melihat Rena disini, untung saja dia belum pergi dari sekitar sini.

"Eh Alex, kenapa rumah nya sepi? kamu tahu nggak, Rexy ada dimana? "Tanya Rena salah tingkah karna ditatap intens oleh Alex

Alex terdiam. Benar sekali dugaan nya. Rena mengunjungi rumah Rexy. Untung saja ia sengaja melewati rumah ini, jadi dia bisa bertemu dengan Rena. Dada nya terasa sesak, saat Rena menyebutkan nama Rexy.

"Rexy nya nggak ada. "Jawab Alex dengan tatapan datar, diam-diam tangan mengepal erat menahan rasa sesak didadanya.

Rena mengerutkan dahinya. "Memang nya kemana? "tanya Rena dengan sedikit curiga

Alex mengangkat bahunya acuh. "Entah, lagi pergi mungkin. "

Rena sedikit curiga dengan gerak-gerik Alex yang sedikit berbeda sebelum ia bertanya tentang Rexy. Pikiran negatif mulai memenuhi pikirannya, ia sempat khawatir karna Rexy tidak memberi kabarnya sama sekali dari kemaren.

"Oh begitu yah, kalau begitu aku permisi dulu. "Pamit Rena yang melangkahkan kakinya mundur lalu pergi dari hadapan Alex yang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

Alex mengepal kan tangannya dengan emosi setelah punggung Rena sudah tidak terlihat.

"Argh! Sialan! "

"Rexy lagi, Rexy lagi! Apa istimewa nya sih dia, sampe-sampe Rena lebih memilih dia dibandingkan gue!"
Pekiknya dengan sesekali mengacak rambutnya frustasi.

Tapi ada satu hal yang membuat nya senang. Mengingat kejadian tadi pagi cukup membuat tersenyum puas, bisa menikmati kekayaan berlimpah karna Om nya, ups! Ralat pria licik itu sudah memberikan harta warisan milik nya mendiang orang tua nya kepadanya. Kekayaan nya sangat mudah ia dapatkan dibandingkan kebahagian yang sudah menghilang sejak beberapa tahun yang lalu.

Flasback on...

"Sekarang saya menagih janji anda untuk memberikan harta warisan milik mendiang orang tua saya. " Alex berseringai licik, wajah mereka terlihat pucat.

Mereka terkejut terutama Mama Rexy. Rexy menatap Alex tidak percaya, lihatlah gaya duduk nya sangat tidak sopan, dan sekarang malah dia ingin meminta harta warisan mendiang orang tua nya dengan tidak sopan dan kasar. Dia tidak berubah, masih sama seperti dulu. Kasar dan tidak ada sopan nya.

"Heh bocah nggak tahu diri! Sopan dikit napa sama yang lebih tua! "Bentak Farel

"saya tidak perduli, kalian yang seharus nya lebih sopan sama saya. "

Rexy menggeleng tak percaya, ia berdecih sinis. "Lo nggak berubah, Lex. "

Alex tersenyum miring. "Apa untung nya kalau gue berubah? Nggak ada! "

"Mana janji kalian, cih pembohong! "

Papa Rexy geram dan langsung melemparkan sebuah chek berisikan nominal uang yang sama dengan harta mendiang orang tua Alex. Alex tersenyum puas. Harta yang kini ia impikan akhir nya sampai juga ketangan nya.

Alex berdiri mengambil chek tersebut dan langsung melihat nya dengan teliti. Ah ternyata seperti dugaan, nominal nya sama dengan harta yang dimiliki oleh orang tuanya. Bukan nya pergi, Alex malah menghampiri kearah mereka dengan sebuah tepukan tangan.

"Bagus.... ancaman saya memang ampuh untuk kalian, keluarga bajingan!"

"Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau 'kan? Sekarang pergi dari sini, anak nggak tahu diri! "

Alex terkekeh sinis. "Ah rasa nya saya sangat berat hati untuk pergi dari sini, banyak kenangan yang tak terlupakan dari rumah ini. Tapi jika kalian menyuruh saya untuk keluar dari rumah ini-- yasudah saya akan keluar dan menuruti perintah kalian. Sangat baik kan saya? "

Farel berdecih. "Baik? Membuat orang menderita disebut baik? Astaga! Oh iya gue lupa, bocah ingusan nggak tahu diri kayak lo itu nggak pernah ngaca, lupa siapa yang ngurusin dia dari kecil, lupa cara berterima kasih"

Wajah Alex pura-pura terkejut. "Benarkah itu? Oke karna saya anak BAIK disini! Saya sangat berterima kasih kepada kalian, yang sudah mengurus hidup saya dengan penuh penderitaan ini dan mengajarkan apa arti dari dendam! So, karna saya diajarkan seperti itu pada kalian, pasti saya harus mempelajari hal itu juga, bukan? "

Mereka terdiam. Rexy menatap Alex dengan penuh rasa benci, tangan nya terkepal erat. Jiwa psychopath nya sudah meronta-ronta ingin membunuh laki-laki didepan nya. Tetapi ia harus memendam semua itu, karna ia harus merahasiakan jika dia adalah psychopath.

"Maka saya akan membalas dendam juga pada kalian. "

Flasback off.

"Gue udah dapet apa yang gue mau, hanya satu yang belum terpenuhi. Mendapatkan Rena dan membuat Rexy menderita. Tunggu tanggal main nya, dude. "

 
  ◆◆◆

UWWUUU AKHIR NYA AKU UP JUGA.

BTW JNGN LUPA VOTE AND COMMENT YA!!  KLO MNRT KALIAN PART INI TUH SERU!!!

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang