Rena memejamkan matanya, seraya menahan isakkan tangis. Dadanya sesak, pikirannya tertuju pada ucapan Ica tadi siang. Kata-katanya masih terngiang-ngiang dipikirannya.
"Lo tau nggak Ren, kenapa sikap gua tiba-tiba berubah sama Lo. Ini semua karna Rexy, pacar Lo. "
Rena mengernyitkan dahinya. "Kenapa emangnya sama Alan? "
Ica menghela napasnya panjang. "Waktu itu diruang UKS pas Lo sakit, Rexy dateng sambil menyeret-nyeret Rika. Waktu itu keadaan emang kacau banget, kayaknya mood Rexy emang lagi kacau karna ulah Rika. Saat Lo sakit, anggota PMR nggak ada Yang bantuin Lo. Mungkin itu Salah satu alasannya kenapa Rexy berbuat hal itu... "
"Hal apa? Apa Yang Alan lakuin Ca? "
Ica menggigit bibirnya. "Rexy mencekik Rika. "Ucapnya pelan, sontak membuat Rena membelalakkan matanya tak percaya.
"Lo s-serius? Alan mencekik Rika? Terus keadaan Rika gimana? "
Ica menggeleng. "Gue nggak tau, dia masih hidup atau cuma pingsan. Tapi Yang jelas Rexy langsung menghubungi PMR waktu itu, dia nyuruh gue dengan beralasan lain. Biar nggak ada Yang curiga. "
"Gue hampir syok bahkan trauma melihat Rexy mencekik Rika. Gue merasa kalau Rexy bukan cowok biasa. Soalnya- nggak ada rasa bersalah setelah melakukan itu, Mukanya santai seolah nggak terjadi apa-apa."
Rena meneguk salivanya susah payah. Sepertinya perlahan-lahan Ica mulai mengetahui bahwa Rexy bukanlah laki-laki biasa. "Trus apa yang Alan lakuin setelah itu? "
"Gue syok banget, tanpa sadar gue hampir mau kabur dan bilang kejadian ini ke lo. Tapi Rexy langsung ngancem gue kalau kejadian itu nggak boleh diketahui siapa-siapa, termasuk Lo Ren. "
Rena terdiam. Hal itu membuat Ica merasa bersalah. "Maaf Ren, gue nggak—
"Nggak papa, lanjutin ceritanya. "
"Gue takut banget sama ancaman Rexy. Rexy mengancam, gue nggak boleh ngejauhin lo setelah melihat itu. Karna waktu itu gue nggak ada niat sekalipun buat jauhin Lo, nggak ada. Tapi karna ucapan Rexy, tanpa sadar sikap gue malah berubah dan malah ngejauhin lo. Bersikap pura-pura acuh dan cuek. Karna gue takut sama Rexy. "
Ica menatap Rena lekat. "Itu alasannya kenapa akhir-akhir ini gue ngejauhin lo. Itu karna pacar lo, gue takut kalau ketemu sama dia. Makanya gue nggak kekantin tadi."
Rena meresapi kata-kata Ica. Jadi ini alasan Ica menghindar darinya, jadi ini karna ancaman Rexy. Rena tau perasaan Ica saat diancam sama Rexy, karna ia juga pernah diposisi yang sama. Atau bahkan lebih dari sekedar ancaman.
Air mata Rena tidak berhenti-henti membasahi pipinya. Rena merasa bersalah karna perbuatan Rexy, membuat Ica seolah dirinya terancam. Dan itu sama seperti dirinya waktu pertama kali kenal dengan Rexy. Rena juga tidak menyangka tindakan Rexy akan seperti itu, dan dia juga tidak mengenal tempat.
Ya Rena akui perbuatan Rexy memang kejam, dirinya juga sudah merasakan kekejaman tersebut. Tapi setidaknya Rexy bisa mengendalikan amarah tersebut. Rena juga tidak terlalu terkejut dengan tindakkan Rexy yang seperti itu, hanya saja dirinya takut, takut jika sisi lain dari Rexy diketahui oleh semua orang, termasuk Ica. Rena tidak siap jika sahabatnya mengetahui hal itu.
Rena melirik hpnya yang sedari tadi berdering, tanda chat masuk.
Rexy sedari tadi mengirim pesan pada Rena, namun Rena tidak menanggapinya. Ya Rena tahu jika Rexy memang kesal karna tidak mengabarinya dan hilang begitu saja saat bel pulang berbunyi. Tapi Rena juga butuh sendiri, untuk menenangkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Psychopath [END]
Mystery / Thriller[DILARANG PLAGIAT!!!] [Warning!! Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar] Kisah seorang gadis yang terjebak dengan seorang psychopath, bahkan diri nya diklaim sebagai pacar nya, miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Possessive bukan...