22. MBIP [TERDIAM]

24.6K 1.7K 21
                                    

Apakah orang jahat akan tetap jahat jika dendam mereka belum terbalaskan?

***

Saat Rena dan lain nya sampai dikantin matanya tak sengaja melihat Rexy dan Gavin sedang berbincang. Ia memutuskan untuk bergabung dengannya dan diikuti oleh Ica dan Alex.

"Alan boleh gabung nggak? "Tanya Rena ragu

"Boleh lah, maaf nggak jemput kamu tadi dikelas. "

Rena terseyum kecil. "Nggak papa kok. "

Dengan senang hati Rena dan lain nya bergabung disini, memang kantin ini agak sedikit sepi jadi banyak bangku kosong didekat nya.

Mata Gavin terus mengintimidasi kearah Alex. Suasana seperti biasa terasa canggung, tidak ada yang membuka suaranya.

"Gue Alex sepupu Rexy, maaf kalau gue lancang gabung disini. "Kata Alex

Rexy tersenyum. "Santai Lex, lo harus terbiasa berteman sama teman gue, apalagi sama Reza yang lebay."

"Apa! Maksud lo apa Rex?! Bilang gue lebay"teriak Reza yang baru datang menghampiri meja mereka.

Rena meringis karna teriakkan Reza membuat telinga nya sedikit sakit, apalagi suara nya tepat di belakang nya. Ah sial, Rena sempat berpikir bahwa Reza seperti bukan laki-laki, lihat saja dari suara nya yang cempreng bagai ibu-ibu yang penasaran.

Kantin menjadi sedikit hening karna teriakkan dari Reza. Tanpa dosanya Reza mengerucutkan bibirnya membuat Rexy dan Gavin jijik melihatnya, begitupun dengan Alex.

"Jijik bangsat!"

"Rex maksud lo apa bilang gue lebay, gini-gini gue juga pernah ngelawan musuh lo dulu. "Kata Reza dengan nada dramatis membuat Rena tertawa kecil melihat tingkah laki-laki itu seperti banci.

"Halah, itu juga sisa nya. "Sahut Gavin sinis

"Kan sama aja, yang penting gue ngelawan dan nggak lebay!"

"Cih ngelawan orang tua mah iya. "

"Anjir, gue mah anak laki-laki alim, penurut dan bukan playboy kayak lo! "

Reza duduk disebelah Rena dengan sedikit mendempet kearah nya, Rexy melihatnya pun panas karna Reza terlalu deket dengan Rena apalagi Reza seakan sengaja berdekatan dengan Rena. Rexy tidak terima akan hal itu, dengan cepat ia menyuruh Rena untuk pindah ke tempat samping nya.

"Minggir lo Za, sengaja lo deket-deket sama pacar gue?! "Dengan cepat tangan Rexy mencekal tangan Rena dan menyuruhnya duduk disebelah nya. Sial! Hawa ny semakin panas karna mereka mengejek nya.

"Cembukur lu ya?"

"Anjir Rexy cemburu tuh, gegara lo sih Za. Muka Rexy jadi merah haha!"

Rexy menatap tajam mereka berdua yang menggodanya. Nyali mereka menciut melihat tatapan tajam dari Rexy.

"Lex mending lu duduk sama temennya Rena. "Perintah Rexy dan diangguki oleh Alex.

Reza melihatnya pun menatap Rexy dengan tatapan pertanyaan. Rexy yang mengerti hal itu membuka suara agar mereka tidak salah paham karna kedatangan Alex.

"Gua mau kasih tau, Alex akan gabung disini dan sekarang menjadi temen kita. "

Reza melayang kan protes. "Kok gitu Rex, kita kan nggak tahu kalau dia punya rencana dibalik sikap ramah nya ini. Setahu gue kalau orang jahat akan tetap jahat jika dendam mereka belum terbalaskan, bukan? "

Rexy menatap tajam. "Nggak usah berprasangka buruk kalau lo belum tahu apa akar permasalah nya. "

Alex berdiri tak nyaman, tatapan Reza menusuk saat menatap nya tajam. Ia tahu jika Reza masih curiga kepada nya. "Huft, maaf kalau kedatangan gue bikin kalian ribut. Bener kata lo. Mungkin kalian masih belum percaya sama gue,"

"Percaya sih percaya. Tapi yang nama nya orang jahat kan begitu, setahu gue. Tapi kalau buat lo Lex, entah lah. "

Alex terdiam. Kata-kata Reza menyindir diri nya. Ia yakin jika Reza masih belum percaya kepada nya. Tapi tak apalah, tujuan rencana yang ia buat adalah mendapat kepercayaan dari Rexy, bukan untuk mendengar omongan mereka yang ada benar nya itu sangat tidak penting untuk dirinya.

"Yaudahlah, gue cuma nyaranin aja nggak usah dibawa tegang juga. Btw nama gue Reza temen Rexy yang paling ganteng diantara mereka. "

"Anjir! Percuma lo ganteng tapi masih jomblo, astaga ngakak gue!" tawa Gavin

"Ayang Rena, aku mau tanya nih sama kamu, menurut kamu yang paling ganteng itu siapa? Rexy atau idola yang paling lo suka. "Tanya Reza tersenyum miring kearah Rexy.

Mata Rena membelalak tak percaya, ia harus berpikir keras agar tidak salah ucap. Jika ia memilih idolanya pasti ia akan dihukum Rexy tetapi jika ia memilih Rexy mungkin itu lebih baik.

Rena tersenyum kecil. "Gantengan juga Rexy. Padahal gantengan juga idola gue, cuma ya biar Alan nggak hukum gue lagi hehe. " lanjut nya dalam hati. "

Rexy tersenyum puas mendengarnya. "Denger Za, Rena bilang kalau gua yang ganteng diantara kalian. Pesona kalian itu kurang jadi sampai sekarang kalian aja masih jomblo. "

Gavin dan Reza berdecih dalam batin nya. gua sih yakin pasti Rena diancem sama Rexy, kalau nggak diancem mana mau Rena jawab kek gitu.

"Iya dah gua ngalah, diakan pacar lu jadi dia milih lu, iya enggak Lex?"

Hati Alex merasa ditusuk oleh ucapan Rena yang memuji ketampanan Rexy. Entah mengapa hati nya merasa sakit saat Rena mengucap hal itu. Apakah ia memiliki rasa pada Rena? Atau mungkin jika Rena adalah sahabat kecil nya dulu waktu ia tinggalkan. Ah seperti nya ia harus mencari tahu tentang masa lalu Rena. Apakah ini berkaitan dengan nya atau tidak.

"Lex, lo diam aja sih? Ngomong dong ngomong. "sahut Gavin

"Gua nggak tahu apa yang kalian omong, jadi gue lebih baik diem. "

"Lex, lo ntar pulang kemana? "Potong Rexy, ia merasa tidak nyaman pada pembicaraan mereka.

"Ya rumah lah Rex, masa lo nggak tau sih. "Desis Reza

"Keapartemen. "

"Pulang sekolah lo ikut gue. "

Alex mengernyitkan alisnya "kemana?"

"Kerumah gue. "

Alex terdiam.


◆◆◆

BHAKS. VOTE KOMEN YUKK!!!

SORRY NIE KLO ADA TYPO NYA.

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang