30. MBIP [TERROR]

19.6K 1.4K 60
                                    

Raja tengah pulang dari Cafe dengan wajah yang berseri-seri mengingat ia bisa tertawa bersama Rena dan berdekatan walaupun ada teman Rena, Ica. Raja senang jika berdekatan dengan Rena tidak pernah menolak karna Ica lah yang mendekatkan mereka.

Ica tidak tahu jika Rena merasa risih jika berdekatan dengan Raja. Ica juga tidak tahu sifat Raja yang selalu berdekatan dengan Rena. Ica hanya menganggap mereka berdekatan seolah-olah mereka hanya teman. Ica itu bodoh dan bisa terhasut dengan sifat Raja yang ramah.

Wajah senangnya tidak luntur, mengingat kejadian tadi yang tidak sengaja Rena jatuh dipelukkan nya. Mungkin saja jika Rexy, pacar Rena melihat adegan tadi, muka nya bisa bonyok. Raja tahu jika Rexy tidak pernah suka berdekat dengan nya disebabkan karna Raja selalu caper pada Rena.

Flasback on.

"Cepet woy jawab! masa truth dari gua nggak bisa lu jawab sih!"protes Ica menatap Rena kesal karna sedari tadi Rena hanya menatap Ica tajam.

"Truth lu ngaco tahu nggak."celetuknya kesal

Ica tersenyum miring. "Pengecut lu Ren nggak bisa jawab Truth gue. "

Rena menghela napas kasar "Truth lu tadi apa? Gua lupa?"

"Nah kan berarti dari tadi lu ngelamun?"

Raja mulai melerai. "udah Truth buat gua aja. "

"Nggak bisa gitu dong, Rena yang dapat Truth masa lu duluan!"

Rena menatap Ica kesal. Ia bangkit dari duduknya dan tidak sengaja kakinya tersangkut pada kaki kursi bawah, sontak Raja berdiri lalu menahan pinggang Rena, sedikit memeluk erat menghirup aroma rambut nya yang sangat wangi dalam penciuman Raja.

Wajah mereka sangat dekat dan mereka saling menatap tanpa memikirkan orang lain disekitar Cafe yang melihat kejadian tersebut sangatlah romantis. Termasuk Ica yang melihat didepan matanya hanya bisa melongo.

"Wow is amazing. "Lirih Ica tanpa sadar menatap adegan tersebut terlihat romantis

'Aaaaa romantisnya!'

'Cih cuma pelukkan doang. '

'Iri bilang boss!'

'Aaaa jadi pengen!'

'Ck, anak jaman sekarang udah pelukan sebelum married. '

'Cih cuma pelukan doang belum kiss-kissan mah udah biasa jaman sekarang. '

Celotehan terakhir membuat mereka terlepas dan menatap satu sama lain terasa canggung. Rena tersenyum kikuk lalu duduk kembali dan menatap disekitar terlihat orang-orang sedang memperhatikkan mereka. Raja pun sama ikut duduk disebelah Rena, jantung nya merasa ingin copot, dan tak lupa wangi rambutnya membuat ingin berdekatan dengan nya dan tak sabar juga untuk menjadi Rena sebagai pacar nya.

"Ekhm! "Dehem Ica

"Oke kita batalin Truth ini. "Jeda Ica sebentar sambil melirik disekitar Cafe. "Tapi kita lanjut main ini disekolah. "

Rena mengangguk.

"Oh iya Ren, mau bareng gua nggak?"

"Gua pulang sendiri aja deh, Ca. "tolaknya halus

"Mau bareng gua nggak?"

Rena melirik Raja yang tampak sok akrab nya pun menatapnya datar. "Nggak usah Ja, gua naik ojek online aja. "

"Oh oke, sampai ketemu disekolah Ren dan jangan lupa Truth dari gue, awas aja lu kalau nggak bisa jawab juga!"

Rena mengangguk paksa.

"Gua duluan. "

Flasback off.

Tak terasa langkah kaki nya sudah sampai rumahnya dan mata nya menyipit saat didepan pintu rumahnya melihat sebuah kotak berwarna merah maroon dan diatas kotak tersebut terdapat sebuah surat yang dilapisi oleh amplop.

Melirik sekitar yang terlihat sepi membuatnya curiga, ia menepis pikiran negatif yang tersarang saat melihat kotak tersebut. Memajukan langkah mendekati kotak merah maroon tersebut.

Ia mengambil kotak tersebut lalu mengambil kunci pintu tersebut lalu masuk kedalam rumahnya tak lupa membawa kotak dan suratnya. Wajahnya seketika tersenyum entah apa yang dipikiran nya sampai membuat lengkungan tipis dibibirnya.

Dengan rasa penasaran yang tinggi ia membuka kotak tersebut terlebih dahulu dibandingkan surat yang tergeletak diatas kotak itu. Memang agak susah saat membuka kotak tersebut karna solatipnya berlipat-lipat.

Dan gotcha! Mata nya seketika melotot dan hilang sudah lengkungan tipis dibibirnya menatap kotak tersebut berisikan darah dan sepotong kepala adik nya yang telah lama pergi selama berbulan-bulan dan jarang pula untuk mengunjungi Raja, Kakak nya.

Matanya seketika berkaca-kaca melihat potongan kepala adiknya yang bersimbah darah. Diraihlah potongan kepala tersebut yang masih utuh sambil memeluk nya tanpa merasa jijik. Air matanya mengalir begitu deras ketika adiknya pergi jarang mengunjunginya kini telah datang hanya sepotong kepala yang masih utuh.

"Hikss.... Dev kakak kangen sama kamu. Siapa yang membuat mu menjadi seperti ini.... Hikss?"

Matanya tak sengaja melihat sebuah surat yang berlapis amplop lalu dengan menahan tangis ia merobek dan mengeluarkan surat lalu dengan menutup matanya ia mengecup kening adiknya berkali-kali. Tak sanggup melihat jasad adiknya yang hanya sepotong kepala. Menghela napas pelan lalu mulai membaca isi surat tersebut.

Setelah membaca isi surat tersebut tangan Raja mengepal begitu erat membuat kukunya memutih hingga urat tangan dan leher menonjol, wajahnya merah menahan amarah yang tak bisa ia bendung melihat tulisan kertas dengan tulisan sedikit darah membuat kertas putih itu menjadi warna agak merah dan bau amis. Ia yakin pasti itu darah adiknya.

Raja merobek kertas itu dengan penuh emosi lalu mengacak-acak rambut nya kasar menahan emosi dan tangisan yang bercampur aduk. Ia masih binggung siapa yang mengirim ini dan berbuat seperti ini kepadanya? Ia tidak mempunyai musuh seperti psychopath?

Dengan hati-hati ia membawa sepotong kepala adiknya itu dan diletakkan dikamar nya lalu mengganti baju nya yang dipenuhi darah. Dengan hoodie hitam dan celana jeans hitamnya untuk memakai tudung hoodie,  tak lupa masker hitam agar tidak dikenali oleh siapapun.

Ia bersiap untuk pergi kealamat yang tertulis dikotak tersebut dengan pakaian serba hitam dan tak lupa membawa pisau yang telah lama ia sembunyikan. Ia sudah lama tidak pernah memakai pisau itu. Pisau yang masih terlihat mengkilat dan kecil namun sangatlah tajam jika menyentuh kulit akan langsung berdarah.

"Kakak akan membalas orang yang sudah membuat mu seperti ini Dev, kakak janji akan membawa orang itu dan menemui mu dialam yang sama denganmu. "Dia Mengecup kening adiknya berkali-kali dan sambil menahan air mata yang keluar.

"Let's play with my knife. Wait for my sister I will repay the deeds of those who have made you like this. "

[Mari bermain dengan pisauku. Tunggu adikku, aku akan membalas mereka yang telah membuatmu seperti ini. ]


◆◆◆

CIEEE BANG RAJA PSIKO, JDI PENGEN DEH AVV;(

AKU KIRA DIA CUMA CWO POLOS HAHA TPI NYATA NYA CWO PSIKO, HADEH.

BTW VOTE AND COMMEN YUK!!!

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang