"ARGH!! SAKIT!!! "
"ALAN! "
Rexy tersenyum miring saat melihat perempuan itu menjerit kesakitan karna ia melayangkan pisau dilengan kanannya, padahal sasarannya adalah bahunya karna akan terasa ngilu jika pisau itu terkena tulang selangka, tetapi karna perempuan itu banyak bergerak kini sasarannya adalah lengannya.
Rexy berjalan mendekati Rena dan perempuan tersebut yang kini terduduk lemas karna rasa sakit dan perih bercampur menjadi satu dibagian lengan sampingnya, dan juga banyak darah yang mengucur deras keluar dari lengannya tersebut. Rexy tersenyum puas, akhirnya bisa memberi pelajaran pada perempuan tersebut karna sudah menyakiti gadisnya.
"Alan! "Rena menghamburkan pelukkan erat pada Rexy, tubuh gadis itu bergetar karna melihat adegan dimana Rexy melayangkan pisau itu pada lengan perempuan itu, secara live. Ia menahan tangis dipelukkan Rexy.
"Sutt... Jangan menangis. "
Rena mendongakkan kepalanya menatap Rexy dengan sisa-sisa air matanya.
Mata Rexy meneliti wajah Rena yang terlihat merah pada bagian pipi kanannya. Seperti habis ditampar. Rexy mengelus pipi yang merah tersebut dengan lembut. "Ini kenapa bisa merah?
Rena meringis. "Habis ditampar. "
"Sama dia? "Tanya Rexy seraya menunjuk perempuan yang berusaha berdiri dengan sebelah tangan yang memegang lukanya.
Rena mengangguk pelan. Sebenarnya ia tidak mau memberitahukan hal ini kepada Rexy. Karna jika Rexy mengetahuinya, tamatlah riwayat perempuan itu ditangannya. Tapi tidak apa, karna perempuan itu juga yang membanting hpnya, menampar dirinya dan juga menjambak rambutnya hingga rontok, dan Rena tidak terima.
Rexy menjauhkan dirinya dari Rena dan berjalan kearah perempuan itu dengan seringai lebar dibibirnya. Rexy menatap perempuan tersebut dengan tatapan remeh, keadaan perempuan itu sangat mengenaskan. Lihat saja, dahi mengucurkan darah dan lengannya pun mengeluarkan darah banyak, sehingga wajahnya pucat pasi.
"Jadi lo dendam sama gue, dan karna itu lo nyulik pacar gue. "Rexy memajukan langkahnya lalu menarik pisau yang masih berada dilengan perempuan itu.
"ARRGH! SAKIT!! "
Rena meringis pelan. Ia bergidik ngeri melihat pisau tersebut ditarik oleh Rexy dengan sekali tarikkan. Sstt... Pasti sangatlah sakit dan juga ngilu. Bau anyir menyeruak diruangan ini. Dan itu membuat kepala Rena tiba-tiba pusing, ia mengerjapkan beberapa kali agar kesadarannya tidak menghilang.
Rena memundurkan langkahnya hingga kepalanya menyenderkan kedinding dan merosotkan tubuhnya dengan mata yang tertutup. Ia tidak pingsan, hanya saja ia tidak mau melihat Rexy menyiksa perempuan itu.
Kini perempuan itu memundurkan langkahnya sambil menahan tangis, ia merasa sangat takut pada laki-laki didepannya dan juga terasa sangat sakit dibagian lengannya itu.
"Mau kemana, hm? Lo nggak bakal bisa kabur dari sini. "
Perempuan itu menggelengkan kepalanya, dengan tangan sebelah yang memegang lukanya. "S-stop disitu! "Gertaknya seraya berdesis
"Stop? Lo yakin? Nggak mau main-main gitu sama gue. Seru loh apalagi pake pisau punya gue. "
Perempuan itu bergidik ngeri, saat Rexy mengeluarkan pisau lainnya didalam kantong hoodienya itu. "Kebetulan gue punya dua, lo mau? "Tanya Rexy sambil menyeringai
"G-gila lo! "
"Ya gue emang gila, dan lo salah nyari lawan... Dan sekarang lo bakal mati ditangan orang gila ini. "Lanjutnya sambil menggoreskan pipi perempuan tersebut dengan pisau yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Psychopath [END]
Mystery / Thriller[DILARANG PLAGIAT!!!] [Warning!! Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar] Kisah seorang gadis yang terjebak dengan seorang psychopath, bahkan diri nya diklaim sebagai pacar nya, miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Possessive bukan...