23. MBIP [TAMPARAN]

27.3K 1.6K 22
                                    

Kenyataan yang pahit adalah mengulang masa lalu, dimana itulah titik kelemahan kita.

***

Hati Rexy masih kesal karna ia tidak sengaja melihat Raja dan Rena bermesraan diarea koridor yang sepi. Ternyata Raja lebih licik dari dugaan nya, dia memanfaatkan tempat yang sepi agar bisa mendapatkan perhatian dari Rena. Walaupun ia sempat membentak Rena akan hal itu tetapi ia sedikit merasa bersalah karma emosi nya tidak bisa dikontrol saat melihat hal itu.

Setelah mengantarkan Rena pulang dengan keadaan kesal, Rexy dan Alex pergi menuju rumah kediaman Rexy. Alex sempat ragu untuk pergi kerumah itu lagi, namun Rexy selalu memberinya semangat dan meluruskan masalah ini agar selesai dan tidak menjadi beban bagi Alex.

Sampai gerbang tiba Alex dan Rexy memakirkan motornya dipekarangan rumah tersebut.

Alex menatap rumah itu dengan tatapan datar dan ragu. Sedangkan Rexy memaklumi sifat Alex yang ragu untuk memasukinya.

"Udah lo tenang aja, ada gua. "Kata Rexy sembari menepuk bahu nya pelan

Alex menatap Rexy lalu mengangguk pelan.

Rumahnya nampak sepi membuat Alex menghela napasnya lega. Tapi tidak dengan Rexy yang binggung karna rumah ini sepi seperti tidak ada seorang pun didalam.

"Lo jarang kerumah ini Rex?"

Rexy mengangguk. "Gua jarang kesini, gua sering nginep di apartemen. "

"Ayok masuk. "

Rexy berjalan mendahului Alex. Ia mulai membuka pintu rumah tersebut yang terlihat terang, Rexy mengernyitkan alisnya. Sepi tapi didalam terang seperti ada orang, pikir Rexy.

"Lo duduk dulu Lex, anggap aja rumah sendiri. Gua mau ganti baju dulu. "

Alex mengangguk sambil menatap sekeliling yang terlihat banyak bingkai dimeja dan nakas. Dengan ragu ia mengambil salah satu bingkai yang lengkap dengan poto keluarganya. Alex tersenyum miris melihat keharmonisan keluarga ini, tidak seperti keluarganya yang sudah meninggal waktu ia masih kecil.

Rasanya asing jika ia bertemu Om dan Bibinya. Karna sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Om dan juga Bibi nya serta kakak sepupunya.

Tatapan yang sendu dari mata Alex terpancar saat menatap bingkai poto Bibi dan Om nya yang sangat bahagia. Tidak ada poto dirinya walaupun ia pernah disuruh oleh Rexy waktu mereka kecil untuk foto bersama nya. Namun keluarga ini tidak memajang poto dirinya juga saat poto bersama. Sakit... Merasa tidak dianggap oleh mereka, padahal mereka adik kandung dari ayah Alex, tapi mengapa mereka jahat pada dirinya dan keluarganya?

Sungguh miris sekali hidup Alex yang seperti ini. Andai waktu bisa diputar kembali mungkin ia tidak akan mengalami nasib seperti ini. Takdir terlalu kejam untuk nya.

Alex membalikkan bingkai tersebut namun suara bariton yang keras membuat Alex terkejut dan tak sengaja menyenggol bingkai tersebut sehingga jatuh dan pecah. Hancur sudah poto keluarga bibi dan om nya. Muka Alex pucat pasi melihat bingkai tersebut sudah hancur dan tidak utuh lagi.

"Ngapain lo disini?! "Teriak abang Rexy dengan amarah

Alex membalikkan badan nya menatap Farel, abang Rexy. Ia melihat Aura kebencian dan kemarahan pada Farel masih terlihat dari mata nya. Ia terdiam tanpa menjawab pertanyaan Farel.

"Mau maling lo ya?!"tuduh Farel sambil menunjuk Alex lalu memajukkan langkahnya tanpa melepaskan tunjukkan nya pada wajah Alex

"Engga Bang, cuma lihat-lihat doang." Alex melihat sekeliling rumah Rexy dengan santai. "Rumah ini nggak berubah, masih sama seperti dulu. Gua kira udah mewah dan megah, tapi nyata nya masih sempit dan kecil."

Tangan Farel mengepal erat ingin sekali membogem wajah Alex yang angkuh dan sombong.

Farel tersenyum miring. "Masih berani lo tunjukin muka brengsek lu disini hah!" Gertak nya

"Ngaca Bang, kayak lo engga brengsek aja"

Napas Farel memburu seperti nya amarah nya akan membeludak "bangsat lo!"

Tangan nya ingin membogem wajah Alex namun Alex menyadari itu langsung menangkis nya dan memelintirnya dari belakang.

"Argh!"

Rexy yang baru saja keluar dari kamar, melihat pertengkaran mereka langsung menghampiri keduanya.

Alex masih belum melepaskan kungkungan nya dan masih memelintir tangan Farel. Farel meringis kesakitan, tangannya sangat sakit kemungkinan akan cedera pada bagian tangannya.

"Lex lo lepasin tangan abang gue. "

Alex menyerah dan melepaskan nya dengan wajah yang tenang. Farel menghela napas lega, akhirnya Alex melepaskan juga. Mungkin jika tidak ada Rexy, Alex tidak akan melepaskannya.

"Shit! "Umpat Farel saat memegang tangan nya yang sangat sakit untuk digerakkan

"Udah bang duduk dulu, jangan digerakkin kalau masih sakit. "

Sedangkan Alex dengan santainya tidak memperdulikkan mereka berdua menurutnya sangat menggelikan melihat adengan seperti itu. Ia duduk disalah satu sofa yang berhadapan dengan Farel. Senyuman miring yang tak luntur dibibirnya, Farel melihat itu geram namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, tangan sangat sakit ditambah tenaga terkuras.

"Ada masalah apa? "

Farel melirik sinis kearah Alex. "Bocah nggak tahu diri itu memecahkan bingkai poto keluarga kita, Rexy. "

Rexy baralih menatap Alex dengan tatapan tanya. "Bener Lex? "

Alex mulai menjawab dengan santai sambil melirik Farel tak kalah sinis. "Gua cuma ngelihat poto keluarga lu doang dan tiba-tiba abang lu dateng, yaudah gua enggak sengaja kesenggol jadi pecah. "

Farel menggertakkan giginya lalu berdiri. "Gua juga tahu kalau lo pasti mau maling kan! Maka nya lo kembali lagi kerumah ini! "tuduh Farel

"Udah bang jangan nuduh Alex yang engga-engga. Gua yang nyuruh dia kesini. "Ucapannya membuat Farel melotot dan ingin saja ingin memberikan tamparan kepada Rexy namun naas keadaan tangannya sangat lah miris hingga sulit untuk digerakkan.

"ARGH!!"

"Udah bang, gua bilang jangan digerakkin dulu. Udah tau tangannya lagi sakit. "Sindir halus dari Rexy membuat Farel mendelik kesal

"Tangan gua begini juga gara-gara dia. "Desis Farel tajam

"Mama pulan— ASTAGA FAREL TANGAN KAMU KENAPA?!"teriak Mama Rexy dari luar pintu

Alex tak bergeming. Ia masih melihat kepanikan yang terpancar diwajah bibinya. Sedangkan dulu saat ia hampir saja tertabrak dan hanya meninggalkan beberapa luka ditangan nya, tidak ada yang memperdulikkan nya dan mengobatinya. Ah sangat disayangkan, ia terlalu berharap pada keluarga bajingan ini.

Papa Rexy yang melihat keponakan nya sedang terduduk santai dan melihat kejadian itu, lalu ia menghampirinya dengan wajah emosi.

Plakkk!

"Ngapain kamu disini?! "


◆◆◆

BTW DISINI ADA PERUBAHAN NYA YA.

BAGI YG BLM TAHU DAN BLM BACA, NIKMATI AJA ALUR YG GAJE INI. XIXIXI

VOTE KOMEN YUKKK!!!!

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang