Kringgg!!!
Bel istirahat pun berbunyi. Semua murid berhamburan pergi menuju kantin untuk mengisi perut lapar mereka karna belajar menguras otak nya.
"Na, kantin yuk!" ajak Ica
"Yuk!" jawab Rena lalu berjalan keluar kelas menuju kantin
Saat mereka tengah jalan dan saling berbincang, tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam tangan Rena dari belakang, sontak membuat sang empu terkejut dan langsung menoleh. Tatapan dari laki-laki itu sangat tajam membuat Rena bergidik ngeri. Ia merasa hawa atmosfer mulai berubah karna kedatangannya.
"Dia kekantin bareng gue. "Ucapnya menatap datar Ica.
Ica meneguk salivanya. Lalu menghembuskan napasnya pelan, Yah jika sudah seperti ini, mau tak mau Ica kekantin sendiri tanpa Rena. Jujur saja dia takut kepada Rexy, untuk melihatnya saja Ica sudah merinding.
Ica mengangguk pelan.
Tatapan Rena berubah menjadi sendu, seharusnya Rexy tidak berada ditengah-tengahnya. Jika sudah begini, untuk mengucapkan sepatah kata saja, lidah sudah berkelu, bagaimana jika membantah?
Jujur saja jika didalam hati, Rena ingin sekali memohon kepada laki-laki itu agar Ica tetap bersamanya karna teman-teman sekelasnya tidak mau mengajak Ica, boro-boro mengajak Ica, terkadang ingin berkenalan saja pandangan mereka selalu sinis kearahnya, bagaimana jika mereka bisa akrab dengan yang lain? Penampilannya yang terlalu cupu dan lugu membuat para siswa-siswi disana enggan untuk berteman dengannya.
Rena menghembuskan napasnya kasar lalu menatap Rexy dengan tatapan memelas. "Alan, Ica ikut ya please!"ucapnya dengan muka melas, ia ingin Rexy luluh dengan tatapan nya melasnya, semoga saja.
Rexy langsung memalingkan wajahnya kearah lain, dia benci tatapan itu. Dengan menghela napas pelan, ia menyetujui permintaan Rena.
Rena bersorak senang didalam hatinya. Akhirnya Rexy menyetujui, begitupun dengan Ica yang tersenyum senang. Ia sangat bersyukur memiliki teman seperti Rena.
Mereka berjalan dengan bergandengan tangan satu sama lain. Ica dikiri dengan tangan yang bergandeng dengan Rena, jadi si Rena ini berada ditengah, sedangkan Rexy bergandeng tangan Rena disebelah kanan. Ah Rexy tidak Rela jika tangan nya bergandengan hanya sebelah, dan tidak bisa memeluk pinggang Rena! Oh sial, hatinya panas!
Para siswa-siswa yang berlalu-lalang sambil melihat kedekatan mereka hanya bisa menggerutu dalam hati. Mereka tidak rela! Idola mereka, cogan mereka, mostwanted mereka telah diambil duluan dengan gadis pindahan! Tapi mereka juga tidak berbuat apa-apa lagi selain menggerutu tak jelas.
Saat mereka menatap kantin yang terlihat penuh, tiba-tiba suara teriakkan dari teman Rexy memanggil mereka agar duduk dimeja nya. "Woy sini!" teriak Gavin
Akhir nya mereka pun menghampiri teman Rexy. Mereka duduk saling berhadapan, namun yang paling ngenes hanya lah Reza. Karna dia lah yang tidak mempunyai pasangan duduk saat dimeja ini.
Gavin, ia menatap satu gadis yang terasa asing baginya duduk disebelah Rena dengan tatapan intimidasi. Sedangkan Ica yang ditatap oleh Gavin itu hanya menunduk gugup. Dengan tangan yang meremas rok bawahnya.
Ica terasa tidak nyaman karna sering ditatap Gavin akhir nya ia membuka suara. "Na, mau pesan apa?" Tanya Ica pelan untuk menutupi kegugupannya
Rena terkekeh geli didalam hatinya. Ia tahu jika Ica sangatlah gugup saat ia duduk bersebelahan dengan Gavin, Ah ia juga pernah merasakan dalam hal ini.
"Za, lo aja yang pesen makanan nya. Disini kan elo nggak punya pasangan. "Tawanya pelan
Awalnya Reza ingin protes tetapi matanya tak sengaja melihat tatapan Rexy, seketika nyali nya ciut. Mau tak mau Rezalah yang memesan makanan nya.
Seketika hening dimeja mereka. Gavin sangat benci disituasi hening akhirnya membuka suara. "Lo temennya Rena?" Tanya nya pada Ica yang tengah menunduk
"I-iya Kak, a-ku temennya Rena." jawabnya gugup
Sedangkan Rexy, ia malah tengah memainkan hp nya dengan santai seolah-olah ini dunia nya dan tidak ada orang disini. Ah dasar Rexy ini!
"Yuhu makanan datang! "Seru Reza yang baru datang dengan membawa nampan yang berisikan makanan yang ia pesan
"Loh minuman nya mana? Jangan bilang klo kita makan nggak minum?"tuduh Gavin tajam, namun dibalas sinis oleh Reza.
"Lagi dibawa sama mpok Ranti, ntar juga dateng."
Beberapa menit kemudian datanglah mpok Ranti membawa minuman mereka. "Ini den, maaf ye. Mpok bawa minuman nya lama, tadi rame soalnya. "Ucap mpok Ranti yang merasa bersalah.
"Iya nggak papa mpok, seharusnya kita yang bawa, bukan mpok yang bawa. "Sahut Rena
Rexy menatap Rena dengan tatapan tajam, tapi kali ini Rena malah mengabaikan tatapan itu dan memalingkan wajah nya kearah lain. Diam-diam Rexy menyeringai tajam.
Rena tersentak kaget ketika tangannya dicengkram dengan kencang dibawah mejanya, wajahnya langsung menoleh kearah Rexy yang menatap kearah lain, seolah tidak ada apa apa.
"Alan, sakit! "Desisnya pelan sambil menahan ringisan dibibirnya.
Tapi Rexy tidak memperdulikannya, ia memilih memainkan ponselnya disebelah tangannya.
Rena menggigit bibirnya, lalu menoleh kearah tangannya yang sudah memerah. Tidak tahan dengan rasa sakit dan perihnya, dia langsung menghentakkan tangan Rexy kasar, lalu memalingkan wajahnya kearah lain, diam-diam ia menjauh agar tidak berdekatan dengan Rexy.
Rexy tersenyum miring, tangannya dihempas begitu saja oleh gadis kecilnya ini. Hm, lihat saja nanti.
Mata Rena tidak sengaja melihat senyuman miring dari laki-laki itu, seketika tubuhnya menegang, hatinya gelisah.
"Huft... Abis gue! "
Setelah acara makan-makan selesai, dan kantin juga mulai sepi pengunjungnya. Mereka memutuskan untuk pergi kekelas, kebetulan juga bel baru saja berbunyi.
Mereka pamit untuk pergi kekelas, Rexy berada dibelakang Reza dan Gavin terus menatap Rena dengan tatapan tajam dengan tersenyum miring. Lalu ia menggenggam tangan Rena, memajukkan wajahnya dan membisikkan sesuatu disana.
"Hukuman menanti, manis. "Bisik Rexy dengan nada sensual dan menggigit telinga Rena pelan.
Rena merinding mendengar suara Rexy yang terdengar aneh ditelinganya, ditambah ia sedikit merasakan gigitan ditelinganya membuatnya muncul perasaan aneh.
Untung saja Ica tidak melihat kedekatan Rexy dengan Rena, jika Ica melihat nya... Huft pasti Ica selalu menyarani untuk menjauhi Rexy darinya. Dan Ica sudah merasa jika Rexy berbahaya untuk Rena. Maka dari itu dia selalu memperingati Rena.
Disepanjang jalan Rena hanya diam, tanpa sadar setetes keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Diam-diam Ica memperhatikan gerak-gerik Rena yang terkesan gelisah, jujur ia sempat khawatir dengan Rena yang sedari tadi diam dengan wajah menunduk. Apakah ini ada hubungan nya dengan Rexy?
◆◆ ◆
VOMENT YUHUUU!!!!😍
SORRY KLO BNYK TYPO NYA 🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Psychopath [END]
Mystery / Thriller[DILARANG PLAGIAT!!!] [Warning!! Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar] Kisah seorang gadis yang terjebak dengan seorang psychopath, bahkan diri nya diklaim sebagai pacar nya, miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Possessive bukan...