"Sakit... Aku merasa sakit serta kecewa. Dia pergi tanpa memberi kabar lalu datang tanpa memberitahu. "
***
Perjalanan menuju rumah yang sangat jauh dari Cafe memang membutuhkan waktu beberapa lama.
Rena sesekali menghela napas jalanan yang begitu macet ditambah panas yang terik membuatnya benci saat keadaan seperti ini. Menunggu ojek yang ia pesan sambil melirik jalanan yang mulai sepi, dan jarang dilewati orang-orang.
"Huft mana sih, dari tadi nggak sampai-sampai, "keluh Rena yang telah lelah menunggu.
Ia menyesal karna ia menolak pulang bareng dengan Ica, sungguh ia benci dan malas dengan Raja yang sok akrab dengannya. Sering mencuri-curi pandangan dengannya padahal ia sudah mempunyai pacar. Karna nya juga ia menolak ajakan dari Ica, hatinya selalu mengumpat dirinya yang bodoh itu. Ia heran mengapa Raja selalu bersikap SKSD (sok kenal sok dekat) padahal dirinya sudah mempunyai pacar.
Rena baru mengingat beberapa hal pikirannya jika Raja tidak mengetahui siapa Rexy sebenarnya dan sifat aslinya dibalik sikap dingin dan cueknya itu.
Tak ingin lama-lama memikirkan hal yang tidak penting, ia mendudukan diri nya pada kursi yang kosong yang berada dibelakangnya. Lelah menunggu ojek yang belum datang membuat kakinya pegal dan sangat lemas.
"Huft... "
Seseorang berpakaian serba hitam sedang melihat gerak-gerik pada gadis yang tengah duduk dikursi itu sambil menyunggingkan senyuman miring dan menatap sekitar yang sekira aman untuk memulai rencana.
Ia berjalan pelan dibelakang mendekati Rena sambil membawa sesuatu ditangan nya.
"Empptt! "Berontak Rena saat mulutnya dibekap oleh seseorang dibelakangnya.
Kesadaran Rena mulai hilang dengan cepat lelaki berpakaian serba hitam tersebut membawanya kedalam mobil yang tengah menunggunya. Dengan lembut dan tidak ingin mengkasarinya ia membawa gadis tersebut dengan hati-hati sambil mencium keningnya gadis itu.
"Jalan. "Perintahnya
Orang yang sedang menyetir mobil tersebut mengangguk paham dan mulai menjalankan mobil tersebut tanpa banyak bicara.
Lelaki berpakaian serba hitam tersebut menatap gadis itu dengan senyuman manis dan mencium keningnya lagi dengan lembut.
◆◆◆
Beberapa jam kemudian Rena tersadar dari pingsan nya karna dibius oleh seseorang yang membekap mulutnya.
Menatap sekeliling kamar yang menurutnya tidak asing sontak ia membulatkan matanya panik. Ia ingin bangun namun tangan dan kedua kakinya diikat disisi ranjang yang membuatnya tidak bisa bangun.
"Ini pasti Apartement Alan 'kan?"gumam nya dengan napas memburu
"Akh!"ringisnya karna talinya tidak bisa terlepas, tali nya yang terlilit kuat hingga membuat nya kelelahan untuk berusaha melepaskan nya.
"Hiks... Lepasin. "Air mata Rena keluar setetes demi setetes meratapi nasibnya yang seperti ini.
Ia tidak menyangka jika Rexy berbuat seperti ini padanya, Rexy tidak mengabarinya dalam beberapa hari yang lalu. Hingga sekarang Rexy membawanya dalam keadaan dibius dan diikat seperti ini.
Rena menggigit bibirnya kuat menahan tangis yang keluar, tangan nya berusaha untuk membuka ikatan ini namun sangatlah susah, ia hanya menunggu agar Rexy melepaskannya sendiri.
Namun Rexy kemana sekarang? Ia tidak melihat disekitar jika Rexy akan menunggunya sadar, tapi kenyataan nya tidak ia malah meninggalkan Rena dalam keadaan seperti ini.
"Kamu jahat Alan. "Lirihnya pilu dengan suara tangis kecilnya
Seketika tubuhnya merasa kaku dan susah untuk digerakkan seperti mayat dan Rena mulai panik namun ia hanya bisa menangis hingga jantungnya berdetak kencang tidak tahu lagi apa yang terjadi pada dirinya.
"Argh!"keluhnya sambil menahan tangisannya.
Tubuh Rena seketika melemas, napasnya mulai sesak menahan tangisnya. Ia merasa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa lagi entah obat atau ramuan apa yang dimasukkan kedalam tubuhnya sehingga seperti ini. Sungguh ia menyesal dengan Rexy, mungkin saat nya ia mengakhiri hubungan dengan nya. Masalah yang dialami oleh Rena itu semua ulah dari perbuatan Rexy. Entah luka fisik maupun batin Rena seperti tidak sanggup lagi.
Entah apa yang pikirkan oleh Rena mengenai pacar, mengapa semua nya negatif? Dan masalah selalu datang jika bersama dengan nya? Hatinya sesak dan tak kuat jika ia mengakhiri hubungan ini dengannya.
Seketika lift terbuka munculah lelaki berpakaian berhoodie hitam menatap gadis yang ia rindukkan saat ini sedang berbaring diranjang dengan kedua tangan kakinya terikat disisi ranjang. Pandangan lurus keatas awan kamar nya dengan air mata yang mengalir tanpa henti.
Lelaki hitam tersebut dengan langkah yang tergontai menghampiri ranjang tersebut dengan wajah yang lesu dan menatap gadis itu dengan mengelus rambut yang terlihat acak-acakkan.
"Hiks... "
Lelaki hitam itu tersenyum miring mendengar suara tangisan itu, tanpa berlama-lama lagi ia berjalan mendekati gadis itu.
"Kamu sudah sadar, sayang. "
"Pergi Rexy!" Lirihnya namun dengan nada membentak
Rexy menggeleng seraya tersenyum. "Kenapa Rena? Aku baru saja datang, dan kamu menyuruhku pergi. Apa kamu nggak kangen sama aku, hm? "Rexy membelai tangan Rena yang terasa sedikit dingin.
"Tangan kamu terasa dingin, sayang. "Ada sedikit rasa khawatir karna tubuh Rena yang terasa dingin, tapi ia tepis rasa khawatir itu, dan digantikan dengan rasa senang karna gadisnya telah didepan mata.
"Ini semua gara-gara kamu Rexy!"
Rexy menautkan alisnya sedikit terkejut mendengar nama Rexy dibandingkan nama Alan. Laki-laki itu tahu bahwa Rena tengah marah padanya, karna beberapa ini ia tidak mengabarinya, tapi salah gadis itu sendiri karna mencari masalah dengannya, dengan mendekati Raja. Laki-laki brengsek itu.
"Sakit...." Matanya masih memandang lurus, pandangannya kosong, dan bibirnya menggumamkan kata sakit.
"A-aku udah nggak kuat lagi, Rexy. "
"Kita sudahi saja hubungan ini, A-aku—menyerah. "
◆◆◆EM AKU MENCIUM AROMA2 YANG TIDAK MENGENAKAN NIH 😑
VOTE AND COMMENT GUYSS!!
SORRY KLO DA TYPO WKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Psychopath [END]
Mystery / Thriller[DILARANG PLAGIAT!!!] [Warning!! Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar] Kisah seorang gadis yang terjebak dengan seorang psychopath, bahkan diri nya diklaim sebagai pacar nya, miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Possessive bukan...