15. MBIP [KETAKUTAN]

33.6K 2.5K 96
                                    

"Entah mengapa kejadian itu seperti nyata ada nya, "

***

Rexy membawa Rena kesuatu tempat yang sepi namun terlihat seram karena banyak pepohonan yang tinggi dan sedikit lebat seperti dihutan.. Tapi ini sangat berbeda jauh dari kata 'hutan' karena disini terdapat rumah-rumah yang terlihat bersih, tidak kumuh walaupun ia yakin jika rumah ini tidak berpenghuni.

"Kamu bawa aku kemana, Alan? "Tanya Rena dengan raut wajah cemas

Rexy diam dan melanjutkan perjalanan tanpa memperdulikan Rena yang tertinggal dibelakang nya dengan jalan yang tertatih-tatih seperti nya kelelahan.

"Huft..." Rena mengatur napas nya yang sedikit memburu. Kaki nya sangat sakit karna berjalan terlalu lama.

"Kita mau kemana? Aku cape. "

"Istirahat dulu ya. "

Rexy diam, dia tidak menjawab dan memilih berjalan lebih dulu. Tidak memperdulikan rengekan Rena.

Rena mengerucutkan bibir lalu tanpa ijin, dia mendudukan bokong nya dibawah pohon dengan menutup kedua mata nya menikmati semiran angin yang membuat rambut nya sedikit berterbangan. Nyaman dan sejuk, suasana ini memang sangat nyaman untuk dinikmati.

"Bangun!"

"Ck... aku cape Al daritadi jalan terus." Keluh Rena sambil menutup mata nya menikmati semiran angin yang menerpa wajah nya.

Tanpa diduga, Rexy menggendong tubuhnya dengan sekali hentakkan. Sontak Rena membulatkan mata nya saat merasakan tubuh nya melayang karna ulah Rexy yang tiba-tiba saja menggendong nya tanpa persetujuan nya. Karna Rena takut jatuh, ia langsung saja mengalungkan tangan nya keleher Rexy, wajah nya memerah malu.

"Alan! Lepasin ih! Aku mau istirahat dulu, emang nya kamu nggak cape apa? Daritadi jalan terus?"

"Nggak. "

"Ish! Memang nya kita mau kemana sih Al? Tempat nya serem banget sih? Jangan-jangan kamu mau culik aku ya?!"

"Nggak ada untungnya aku culik kamu, karna kamu udah selamanya menjadi milikku. Aku hanya membawa mu ke sesuatu tempat agar kita selalu bersama. "

Rena tidak paham dengan ucapan Rexy yang menurut nya berbelit-belit. Mengapa tidak menjelaskan inti nya saja? Dan kenapa ekspresi wajah Rexy terlihat berbeda dari kemaren-kemaren? Wajah nya sedikit murung walaupun tatapan nya datar. Ah kenapa ucapan Rexy seperti teka-teki saja, Rena semakin pusing.

"Maksud kamu apa sih Al? Aku nggak ngerti? Ucapan kamu terlalu berbelit-belit bikin kepala aku pusing!"

Rexy terdiam.

Rena menghela napas berat lalu dengan wajah masam nya ia mengandahkan wajah nya menatap langit yang berwarna biru walaupun ada sedikit pohon yang menutupi nya. Kesal rasa jika diabaikan, ingin rasa nya berteriak agar melepas semua beban nya walaupun hanya sementara.

Saat mata Rena menatap sekeliling yang terlihat berbeda dari sebelum nya, seketika ia panik. "Al kita mau kemana? Aku mau pulang. "

Rexy menyunggingkan seringai nya menyadari kepanikan Rena pada raut wajah nya. Ah Rexy terlihat sangat senang melihat kepanikan dan ia juga merasakan jika tangan Rena bergetar seperti orang ketakutan. Rupa nya Rena baru menyadari jika tempat ini sangat jauh dari perkotaan.

"Alan hiksss... kita mau kemana? Aku mau pulang. "Tangis Rena seketika pecah, gadis itu menyembunyikan wajahnya didada Rexy.

"Aku mau kita jauh, sayang. Aku mau kita hidup bersama tanpa ada yang menghalangi hubungan kita Rena. "

"Maksud kamu apa Alan?! Tolong jelasin yang benar, jangan membuat ku pusing !"

Dengan helaan napas panjang, Rexy menurunkan tubuh Rena perlahan lalu memegang bahu nya dengan sedikit mencengkram, tatapan nya menajam saat menatap mata manik Rena yang terlihat buram karna air mata nya terus menetes. "Jangan menangis Rena..."

"Hikss...tapi aku takut Al...kita mau kemana? Kenapa kamu ngomong gitu. "

"Kamu mau dijodohkan Rena, oleh orangtua mu dan aku membawa kamu pergi agar tidak menerima perjodohan itu. "

"Perjodohan?! "

Rexy mengangguk pelan sambil menunduk sedikit. "Iya... aku tidak sengaja mendengar nya kemarin. "

Jantung Rena seakan berhenti, ia tidak mengatahui jika ia akan dijodohkan oleh orang tua nya tanpa memberitahu nya. Jadi... ini alasan mengapa Rexy membawa nya ketempat seperti ini. Ternyata firasat nya benar jika ada sesuatu yang Rexy sembunyikan sejak tadi. Tanpa sadar ia mencengkram hoodie milik Rexy.

"Terus tujuan kita datang ke tempat ini untuk apa Al?" Tanya Rena dengan tatapan kosong

"Tujuan kita kesini agar kita hidup bersama selama nya, tidak ada yang menghalangi kita karna kita akan membuat kisah yang sama seperti Romeo dan Juliet, hidup abadi dialam yang sama tanpa ada yang memisahkan nya."

Rena mematung. Jantungnya berpacu tak karuan, mengapa Rexy mengambil keputusan secepat ini? Bahkan perjodohan itu saja Rena tidak mengetahui nya?
Ya tuhan mengapa engkau memberikan takdir sekejam ini untuk Rena?

Rena tersenyum miris. Hanya karna dia dijodohkan... Rexy sampai mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya karna ingin hidup bersama Rena selama nya? Apakah dia ingin menyamakan kisah percintaan nya sama seperti Romeo dan Juliet yang berakhir menyakitkan karna ingin hidup bersama?

Lamunan Rena terbuyar karna Rexy menggendong nya lagi. Spontan ia memegang bahu Rexy kuat, menahan rasa sakit didada nya. "Apa kamu yakin dengan keputusan ini Alan? "

"Sangat yakin Rena. Aku tahu ini salah tetapi mereka lah yang membuat kita seperti ini. Takdir yang kejam karna memisahkan dua insan yang saling mencintai.

Langkah mereka terhenti, Dahi Rena mengernyit bingung. "Kenapa Al? "

Rexy menatap Rena dengan menyunggingkan sebuah senyuman miring. "Ini lah akhir dari hidup kita... Selamat tinggal dunia yang kejam"

Mata Rena melotot tak percaya melihat kebawah, terdapat jurang yang sangat dalam dan tajam. Rasa takut meliputi diri nya, ia menyembunyikan wajah nya didada bidang Rexy dengan menutup mata nya.

Tanpa Rena duga, Rexy melangkah kan kaki nya menuju kejurang yang dalam itu. Mata Rena langsung terpejam, rasa takut kian menjalar.

"Aaaaaa! "

Seketika Rena tersadar dari mimpi buruk nya itu, napas nya memburu, keringat membasahi wajah. Ternyata semua kejadian itu hanya mimpi. Ia menghela napas lega, mengapa ia mimpi seburuk itu? Dan apakah perjodohan itu nyata terjadi?

Rena kembali tidak tenang, dengan terburu-buru ia turun dari tempat tidur nya untuk menghampiri Bunda nya dan menayakan perjodohan itu? Rena panik bukan main, ia takut mimpi itu menjadi kenyataan dan ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Bunda! "

"Apa? Jangan teriak-teriak Bunda ada didapur "

Ia menghampiri Bunda nya yang sedang memasak, napas nya memburu. "Bunda "

"Hm?"

"Apa Bunda berniat ngejodohin Rena? "

Aktifitas Bunda terhenti pada ucapan Putri nya yang ngelantur itu. Ia tertawa kecil. "Apa kamu ngigo Rena? Siapa juga yang mau menjodohkan kamu, sedangkan kamu aja udah punya pacar, Rena. "

Rena menghela napas nya lega, ah seharusnya ia tidak mempercayai mimpi itu. "Huft... Baguslah. Aku kira Bunda mau jodohin aku."

Saat Rena ingin kembali kekamar nya, tiba-tiba Bunda berteriak. "Rena apa kamu tidak sekolah? Ini udah jam 06.15, dan kamu baru bangun?!"

Mata Rena melotot. "Apa?! Kenapa Bunda nggak bangunin Rena!" dengan panik Rena bergegas mengambil handuk nya dan langsung pergi kekamar mandi. Bunda yang melihat kepanikan Putri nya tersenyum sinis.

"Siapa suruh begadang? "

◆◆◆

SORRY ADA TYPO NYA HEHE

BTW VOMENT KUYY!!!

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang