17. MBIP [KECEPLOSAN]

29.1K 2.4K 17
                                    

Rena berjalan disekitar koridor yg mulai sepi. Langkah tergontai dengan wajah yang tidak semangat. Pelajaran sudah selesai dari tadi, tetapi dia sengaja memilih pulang paling akhir seperti biasanya.

Berjalan dengan lesu, tidak ada semangat. Bagaimana ia pulang jika hanya lowbet, uang saku tinggal sisa lima ribu. Apakah ia bisa pulang?

Tiba digerbang ada motor sport yang menghampiri nya. Rena menatap was-was, apa yang dilakukan motor tersebut yang menghampirinya.

Klakson berbunyi membuat Rena terkejut dan melihat siapa orang dibalik helm tersebut.

"Alan!"seru Rena

Helm terbuka nampak rexy yang berwajah datar menatap Rena tajam. Rena menelan salivanya susah payah. Auranya mulai tidak enak. Firasatnya mengatakan bahwa ia akan dihukum lagi.

"Naik! "Perintah Rexy. Rena menaiki motor tersebut dan tidak membuka suara, karna ia yakin Rexy sedang marah.

Motor tersebut melaju dengan kecepatan penuh, Rena gelagapan ia sangat takut. Rena memeluk pinggang Rexy dan mencengkram jaket miliknya dengan erat.

Jika seperti ini pasti Rexy dalam mode marah nya dan mungkin cemburu karna dia dekat dengan Raja dan hampir saja Memegang Raja. Ups! ralat sudah memegang nya.

Tiba diapartemen milik Rexy. Rena langsung turun dan menatap Rexy dengan tatapan bertanya. Walaupun sebenarnya ia sudah tahu, tapi apa salah nya berbasa-basi, barang kali saja Rexy menunda menghukum nya,  hehe.

"Kita ngapain keapartemen kamu? Aku mau pulang"Tanya Rena dengan ragu.

Rexy memajukan wajahnya dekat telinga Rena dan membisikkan sesuatu disana. "Kamu sudah baca pesan ku tadi, hm? "

Rena meneguk saliva nya, sial! Hanya karna hal tadi, Rexy bahkan sampai menghukum nya lagi. Huft benar-benar possessive. "Ekhm, hah? Pesan? A-aku belum baca pesan kamu. "Jawab Rena seolah tak tahu menahu.

"Ingin membohongi ku, lagi? Ayolah alibimu tidak akan membuat ku tidak tahu jika kamu sudah membaca pesanku tadi. "Rexy menyeringai lebar sekaligus tersenyum puas karna melihat wajah pucat dari Rena.

"Aku sudah membaca pesanmu, tapi kapan? Mungkin perasaan mu saja. "Jawab Rena seraya memalingkan wajahnya kearah lain.

Rexy tersenyum sinis. "Jika beralibi lagi, aku nggak segan-segan untuk membuat mu jera karna kesalahan mu itu, Rena. "Rexy berjalan mendahului Rena, meninggalkan Rena dengan wajah yang lesu.

Dengan lesu ia mengikuti Rexy dari belakang dan memasuki apartemen itu dengan perasaan tak karuan.

Saat diapartemen Rena menduduki bokongnya disalah satu sofa yang empuk dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan nya, karna merasa malu. Jantungnya berdetak sangat kencang seperti tidak bisa dikontrol. Sedangkan Rexy pergi kekamar untuk berganti baju dan menyiapkan segala nya diruangan miliknya itu. Rena yang bosan akhirnya mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan mencari charger untuk mengecas.

"Alan, kamu punya charger gak?! "Teriak Rena namun tidak kencang.

Rexy membuka pintunya dengan pakaian santainya membawa charger dan memberikannya kepada Rena. Dengan senang hati Rena mengambil charger dan mencolokkan nya disalah satu stop kontaknya dekatnya.

"Ganti baju sana, aku tunggu ditempat biasa. "

Rena mengerutkan dahinya. "Nanti aja Alan, aku cape. "

Kali ini tatapan Rexy berubah menjadi tajam. "Cepatlah!"ucapnya tegas. Rena menelan salivanya susah payah lalu berganti baju dengan tergesa-gesa.

Rexy mendudukan bokongnya disalah satu sofa dekat charger ponsel Rena. Tiba tiba muncul notifikasi yang membuyarkan lamunan Rexy. Dahi Rexy mengeryit binggung karna terdapat nomor tak dikenal di ponsel Rena. Karna ia penasaran akhirnya ia membuka isi pesan tersebut dan membaca nya.

+628xxxxx

Hay Reina sayang.

Gimana kabarmu sayang?

Rexy yang melihatnya pun meremas ponsel Rena tanpa sadar. Nomor siapa ini? Dan apakah Rena bermain dibelakangknya tanpa sepengatahuan dirinya? Perasaan nya tak karuan mendapat pesan seperti ini. Sepertinya ia harus menanyakannya pada Rena.

Disaat Rexy sedang emosi karna pesan itu, munculah Rena dari pintu dengan pakaian berbeda. Dan ia menghampiri Rexy dengan sedikit tersenyum. Berbeda dengan Rexy yang menatap nya tajam.

"Alan kamu mau makan apa? Mau aku masakin apa? Tanya Rena, tanpa tau jika Rexy tengah marah.

Rexy bangkit dari disofa menuju Rena dan mencengkram bahunya. Rena terkejut apa ada dengan Rexy? Dan mengapa tiba-tiba marah tanpa alasan? Perasaan Rena mulai tak karuan.

"Kamu kenapa Alan? "

"Bermain dibelakangku, hm?" bisiknya tajam

Rena sedikit terkejut. "Bermain? Kamu ngomong apa?"

Cengkraman Rexy semakin menjadi-jadi dan tatapannya berubah menjadi lebih intens. Pada wajah Rena yang terlihat ketakutan. Rena meringis kesakitan. "Alan kamu kenapa sih? "Tanya Rena.

Rexy melepaskan cengkaramnya sedikit kasar dan beralih mengambil ponsel Rena dan menunjukan pesan itu kepada Rena, dan untung nya dengan sigap, Rena menangkapnya. "Nomor siapa itu? Udah berani sekarang bermain dibelakang ku! "

Rena membaca sekilas lalu mengangguk pelan. "oh ini, aku nggak tahu tiba-tiba muncul pesan itu itu pas istirahat, aku juga nggak tau siapa yang ngirim. Aku kira itu pesan dari kamu. "Jawab Rena santai meski didalam hatinya takut dan waspada jika Rexy marah lagi.

Rexy yang masih emosi akhirnya mengambil paksa ponsel Rena lalu membantingnya dengan sekali hentakkan, Rena syok melihat hp nya sudah retak dan mati, tanpa sadar ia berteriak didepan Rexy dengan emosi dan menatapnya tajam.

"Hp aku kenapa dibanting Alan?! "Teriaknya Rena tanpa sadar dan langsung memunguti ponselnya yang sudah mati.

Rexy terkekeh sinis kearah Rena yang masih menatap ponsel yang malang itu. "Berteriak didepanku hanya karna hp mu aku banting? Gadis kecilku sudah mulai berani sekarang, kira-kira hukuman apa yang pas untukmun karna sudah berani melawan ku?"

Wajah Rena memucat, jantungnya berdetak tak karuan. Pikirannya tiba-tiba blank. Sial! Ia dalam bahaya.


◆◆◆

SORRY KLO ADA TYPO NYA. HEHE

BTW VOMENT YUKKK. ( VOTE KOMEN GITU:V)

My Boyfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang