Now Playing : I Knew Your Were Trouble - Taylor Swift
Happy Reading!
•••
Mila bernapas lega karena dapat keluar dari SMA Matahari tanpa dicurigai temannya dan tanpa sepengetahuan Andra.
Ini kesalahannya, tidak seharunya ia mau diajak oleh Andra untuk menonton laki-laki itu tanding. Apa jadinya jika Darla melihatnya masih berdekatan dengannya, ia seperti perusak diantara hubungan Andra dengan Darla. Apalagi tadi ia sempat cemburu karena ada perempuan yang menyukai Andra, tidak seharusnya ia bertindak seperti tadi, dirinya bukan siapa-siapa untuk Andra.
Pandangan Mila jatuh pada toko bunga di sebrang jalan. Saat ini dirinya tengah berada di restoran yang lumayan jauh dari SMA Matahari.
Dengan senyum lebar, Mila keluar dari restoran, menuju toko bunga tersebut, ia ingin membeli mawar putih yang ia sudah idamkan sedari dulu, tetapi ia tidak memiliki cukup uang, mungkin kali ini ia akan membeli setangkai mawar putih untuk dirinya.
Sesampainya di toko bunga, Mila membuka pintu toko tersebut, aroma bunga masuk ke indera penciuman Mila.
Sangat menyegarkan.
Sedari dulu ia bermimpi memiliki toko bunga, tetapi sepertinya itu hanya mimpinya saja, karena ia harus mencari uang untuk hidupnya sendiri.
Mila menggelengkan kepalanya, kali ini ia tidak ingin berpikir hal lain, ia ingin menghabiskan harinya dengan bunga-bunga. Perempuan itu menuju bagian bunga mawar putih yang sangat cantik.
Ketika Mila ingin menyentuh mawar tersebut tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya, membuatnya terkejut lalu menoleh.
Betapa terkejutnya Mila melihat wanita paruh baya yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Mila?" panggil wanita itu dengan ramah membuat hati Mila meringis.
"Apa kabar?" tanya wanita dengan senyum manisnya.
Melihat senyuman itu membuat hati Mila sakit, bagaimana tidak, Mila telah membunuh anak wanita itu dan sekarang wanita itu tersenyum untuknya, seharusnya wanita itu menamparnya atau bahkan menelpon polisi agar ia di penjara atas kasus pembunuhan.
"Saya siap dipenjara, Tante," kata Mila tegas membuat wanita itu mengkerutkan keningnya.
"Kenapa berbicara seperti itu, Mila? Tante sudah ikhlas dengan kepergian Fiora," balas wanita itu yang tak lain adalah orang tua Fiora, sahabat kecil Mila.
"Tapi Tante, nggak seharusnya saya masih berkeliaran disini, seharusnya saya di penjara, merasakan sakitnya Tante kehilangan Fiora."
Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu menatap Mila dengan teduh.
"Kita perlu bicara, Mila."
"Enggak Tante, saya ingin tanggungjawab dengan apa yang saya lakukan ke anak Tante."
Wanita yang bernama Friska itu terkejut dengan semua omongan Mila. Dia senang karena dapat melihat Mila sejak sepuluh tahun terakhir, saat perempuan itu diusir dari perumahan karena berita yang tidak mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...