Chapter 16 : Siapa yang Berbuat?

1K 91 300
                                    

Now Playing : In The End - Linkin Park

Happy Reading!

•••

Suasana siang ini hanya keheningan yang tercipta, seorang wanita paruh baya tengah menangis dalam diam sembari menatap anak laki-lakinya yang tengah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.

Sejak pagi tidak ada tanda-tanda bahwa anaknya akan bangun, kata dokter hanya pingsan tetapi sampai saat ini belum juga sadar.

Wanita itu tidak ingin pergi, karena dia ingin melihat anaknya sadar. Sampai dering telpon berbunyi tanda ada panggilan masuk, wanita itu pun langsung mengangkatnya dan menjauh dari ranjang anaknya.

"Selamat siang, Ibu Dian Alviansyah, saya Bayu, kepala sekolah Nusa Bangsa, saya mau memberi informasi bahwa kecelakaan anak ibu itu dilakukan dengan sengaja oleh murid sekolah ini juga."

Dian membuka mulutnya sedikit mendengar ucapan kepala sekolah itu.

"Siang juga pak, kalau boleh tau siapa nama murid tersebut ya?" tanya Dian penasaran.

"Mila Eliana Zahara."

Dian terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia ketahui bahwa anaknya celaka yang dalangnya adalah perempuan. Biasanya semua murid perempuan di sekolah Andra selalu menghubunginya dan mengatakan tengah menjalin hubungan dengan anaknya tetapi beda dengan perempuan yang ini, malah mencelakakan anaknya.

"Tapi Ibu tenang saja, saya akan skros Mila selama tiga hari dan saya minta tolong sama ibu untuk memberikan informasi terkait kondisi Andra, agar saya dapat memutuskan hukuman yang pantas untuk Mila, kalau Ibu meminta untuk mengeluarkan Mila, saya akan lakukan hal itu."

"Terimakasih Pak atas informasinya, hukuman tersebut sudah cukup, Andra tidak begitu luka parah."

"Baiklah Bu, kalau begitu saya titip salam untuk Andra agar cepat pulih dan segera kembali ke sekolah."

"Makasih, Pak."

Dian mematikan telponnya lalu menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Ada kejanggalan yang terjadi, Dian harus menemui perempuan yang bernama Mila, dia sendiri yang akan turun tangan dalam hal ini.

"Bunda?" panggil Andra dengan suara parau.

Dian yang terpanggil, langsung membalikkan tubuhnya, dia tersenyum melihat anaknya sudah sadar.

"Akhirnya kamu bangun juga," ucap Dian dengan senang lalu menghampiri Andra.

"Minum dulu, sayang," kata Dian sembari membantu anaknya untuk duduk.

Andra minum dibantu oleh Dian setelah selesai minum, Andra melihat mata Dian yang seperti habis menangis. Ketika Andra ingin menyentuh pipi bundanya, ia melihat tangannya yang diperban.

"Andra kenapa, Bun?" tanya Andra sembari terus menatap perban yang berada di tangan kanannya.

Dian menarik napasnya lalu duduk di sebelah ranjang rumah sakit, dia mengatur napasnya agar tidak menangis lagi.

"Kamu tadi pagi kecelakaan, saat berangkat sekolah," jawab Dian menatap Andra dengan sedih.

Andra ingat kejadian itu, lalu menganggukkan kepalanya, ini semua salahnya karena tidak hati-hati dalam berkendara.

"Jangan sedih ya," ujar Andra menatap Dian dengan tersenyum.

"Kamu hati-hati lain kali," balas Dian sembari tersenyum.

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang