Now Playing : Love Lies - Khalid, Normani
Happy Reading!
•••
Andra tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika mengingat malamnya bersama Mila. Laki-laki itu hanya memandang botol yang berisikan susu coklat hangat yang diberi oleh Mila sebelum ia pergi ke Bandung. Bahkan ia masih sangat ingat kata-kata Mila yang sangat perhatian kepadanya.
'Aku nggak minta oleh-oleh. Aku cuma mau kamu pulang dengan sehat dan selamat.'
Kalimat yang Mila ucapkan terus berputar di otaknya, ia menyukai semua perhatian yang Mila berikan. Ketika semua perempuan mendekatinya hanya untuk menikmati harta dan ketenarannya tetapi tidak dengan Mila yang begitu sederhana dan tidak peduli dengan semua itu.
"Temen lo ngapa?" tanya Bagas kepada Erick yang duduk di sebelah Andra.
Bagas bingung dengan Andra yang hanya tersenyum sedari sampai di hotel tempat mereka menginap di Bandung, bahkan laki-laki itu tak henti menatap botol yang ada di genggamannya, sungguh aneh.
"Sawan kali kena angin malem," jawab Erick yang ikut memperhatikan Andra.
Penglihatan Erick teralihkan dengan leher yang berwarna merah yang tidak begitu besar.
"Ini kenapa, Ndra?" tanya Erick membuat Andra menoleh.
Erick memberikan kode kepada leher Andra yang memerah membuat sang empunya sadar. Andra pun menyentuh bekas cubitan Mila.
"Oh ini, dicubit sama Mila," jawab Andra dengan santai.
Bagas dan Daffa yang mendengar hal itu langsung mendekatkan diri kepada Andra. Keduanya ingin melihat leher temannya itu dan benar saja, terdapat warna merah dileher Andra.
"Bohong banget dicubit," kata Daffa yang tidak percaya dengan jawaban Andra.
"Emang dicubit," balas Andra menatap Daffa yang sedang menatapnya penuh menyelidik.
"Dicubit atau di apa-apain," sindir Bagas sembari menatap Andra yang sekarang sudah mulai nakal.
Andra memutar bola matanya malas, ini yang ia malas kan, pasti teman-temannya berpikir yang tidak-tidak, mana mungkin dirinya menyentuh Mila yang ia akan menjadi daging cincang.
"Ndra, nggak boleh gitu, lo mah bandel sekarang," ujar Erick membuat Andra menghela napasnya.
"Ini beneran dicu-"
"Bohong!" potong Bagas cepat sembari menatap Andra penuh curiga.
"Gue bilangin Bunda ya, sekarang lo mulai nakal!" lanjut Bagas.
"Apaan sih? Gue bilang bener juga kalau dicubit Mila," balas Andra sembari menatap Bagas dengan kesal.
Sementara Daffa mengambil ponsel Andra dari kantung jaket laki-laki itu. Andra yang melihat itu hanya bisa diam.
Daffa langsung membuka ponsel Andra yang tidak terkunci itu dan menelpon Mila untuk meminta penjelasan, bahwa perempuan itu masih baik-baik saja tidak dinodai oleh Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Dla nastolatkówJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...