Chapter 63 : Pernyataan

71 3 0
                                    

Now Playing : Tan Enamorados - CNCO

Happy Reading!

•••

Karin sedang berada berada di toko buku yang berada di Jakarta. Jujur saja, jika bukan karena Rendy, ia malas ke sini, lebih baik ia datang ke acara Prom Night sekolahnya, memakai gaun yang indah dan menjadi pusat perhatian.

"Rin, gue sudah selesai, kita makan dulu ya," ucap Rendy membuyarkan lamunan Karin sedang melihat-lihat buku.

"Oke," balas Karin dengan senang lalu segera berdiri mengikuti Rendy yang sudah selesai membeli beberapa buku.

Keduanya pun keluar dari perpustakaan lalu segera mencari tempat makan yang berada di dekat toko buku.

Karin mengajak Rendy untuk makan di restoran jepang, tetapi Rendy malah menolak dengan mentah-mentah membuat dirinya kesal bukan main.

Malah Rendy mengajak makan di pinggir jalan. Karin tidak pernah makan di pinggir jalan seperti ini, karena sedari kecil ia selalu dimanja oleh Papanya untuk makan yang bersih dan sehat.

"Apa ini bersih?" tanya Karin saat sampai di salah satu tempat makan di pinggir jalan tak jauh dari toko buku.

"Bersih, gue jamin," jawab Rendy dengan yakin tetapi tidak dengan Karin yang memandang warung tersebut dengan meneliti setiap sudutnya.

"Gue akan tanggung jawab kalau lo sakit," lanjut Rendy yang melihat wajah Karin tidak yakin.

Karin menghela napasnya lalu masuk tempat makan tersebut bersama Rendy, duduk di lesehan.

"Ren-"

"Gue di sini, lo tenang aja," potong Rendy cepat sembari menarik lembut tangan Karin untuk duduk lebih dekat dengannya.

Hal tersebut membuat jantung Karin berdetak lebih cepat, bibirnya pun tertarik ke atas membentuk senyum, bahwa usahanya selama ini tidak sia-sia untuk mendapatkan hati Rendy.

Karin hanya diam saja memperhatikan Rendy yang sedang memesan dengan tangan laki-laki itu yang masih menggengam tangannya.

"Lo masih perjuangin gue?" tanya Rendy tiba-tiba membuat Karin yang tengah melamun jadi terkejut.

"Apa?" tanya Karin menatap Rendy dengan serius.

"Lo masih perjuangin gue?" tanya Rendy sekali lagi menatap Karin dengan lembut, membuat sang empunya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Berhenti ya," pinta Rendy lalu melepaskan genggamannya

Seperti ada ribuan jarum yang menusuk hatinya. Sakit sekali mendengar permintaan Rendy yang menyuruhnya berhenti.

"Kenapa? Lo nggak nyaman?" tanya Karin dengan sekuat hati, agar tidak menangis.

"Gue nggak suka," jawab Rendy lalu mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang ramai.

Rasa sakit langsung menyelimuti diri Karin. Ia tidak dapat berkata-kata lagi, air matanya turun mendengar penolakan Rendy secara langsung. Pikirannya melayang dengan kenangan mereka yang baru dibuat, Rendy selalu menuruti apa kemauannya dan mengajaknya untuk pergi setiap malam minggu. Karin kira lelaki itu sudah memulai membuka hati, tetapi tidak, Rendy melakukan itu semua untuk balas dendam akan sakit hati Mila dulu akibat perlakuannya.

Rendy menoleh ke arah Karin, menatap perempuan itu yang sudah menangis dalam diam.

"Kenapa lo nangis?"

Karin menghapus air matanya dengan secara kasar, lalu memberi jarak kepada Rendy dan menatap ke arah depan. Hatinya sangat sakit dengan semua perlakuan dan ucapan laki-laki itu.

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang