Now Playing : Midnight Rain - Taylor Swift
Happy Reading!
•••
Pagi hari Andra hanya bisa termenung di kamarnya, ia menyesali yang telah ia perbuat terhadap Mila. Wajah kecewa Mila sangat tercetak jelas di kepalanya. Seharusnya ia ingat dengan makan malamnya, bukan malah menuruti semua permintaan Darla, ia belum siap untuk kehilangan Mila bahkan sampai kapanpun rasanya Andra tidak siap untuk kehilangan Mila.
Walaupun hanya beberapa bulan kenal Mila, rasanya Andra begitu nyaman berada disisi Mila. Bagaimana Mila tersenyum, berbicara, mengomel, semuanya Andra suka, apalagi kemarin Mila menjaganya dengan baik saat dirinya sakit.
Semalaman Andra tidak tidur hanya menatap layar ponselnya yang berada di room chat Mila. Membaca pesan yang Mila kirimkan semalam berulang-ulang. Perempuan itu khawatir dengannya yang masih sakit, tetapi kenyataannya ia malah jalan bersama Darla.
Ingin sekali rasanya Andra menemui Mila, menjelaskan semuanya tetapi ia rasa itu tidak akan berpengaruh, Mila sudah kecewa kepadanya.
"Andra, sudah pagi, ayo bangun," ujar Dian dari luar kamar sembari mengetuk pintu kamar anak laki-lakinya.
"Iya," balas Andra dengan sedikit berteriak lalu bersiap untuk sekolah.
Apapun yang akan terjadi di sekolah, Andra akan menerimanya, Mila berhak marah kepadanya bahkan memakinya.
•••
"Gimana dinner-nya?" tanya Anya antusias sembari menatap Mila yang lesu.
"So bad," jawab Mila dengan malas.
"Kamu buat kesalahan?" tanya Gita yang duduk disebelah Mila.
Mila hanya mengangkat kedua bahunya, ia tidak ingin mengingat kejadian kemarin malam. Pandangan Mila beralih keluar kelas, terdapat Andra yang baru saja memasuki kelas.
Tatapannya pun bertemu, namun, Mila langsung mengalihkannya begitu saja. Mila selalu memaki dirinya karena dengan mudahnya jatuh cinta kepada Andra yang sudah jelas laki-laki itu mencintai perempuan lain dan ia juga benci dengan Andra yang mengutarakan isi hatinya tetapi masih terjebak dimasa lalu.
"Mil, sehat?" tanya Bagas yang tiba-tiba saja datang lalu duduk disebelah Anya.
"Kenapa lo nanya begitu? Sakit lo ya?!" tuduh Anya yang heran dengan Bagas.
"Ya kan nanya kabar temen, emangnya salah?" tanya Bagas dengan polos.
"Tumben."
Bagas tidak peduli dengan Anya, yang dia pedulikan sekarang adalah Mila. Jangan sampai Mila bertemu dengan Darla.
"Gimana kabar lo?" tanya Bagas sembari menatap Mila.
Sementara Mila hanya diam saja menatap Bagas, ia berpikir bahwa Bagas mengetahui masa lalu Andra.
"Gas, lo ta—"
Mila menghentikan pembicaraan ketika melihat Andra datang ke mejanya.
"Pagi," sapa Andra dengan ramah seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...