Now Playing : Mirrors - Justin Timberlake
Happy Reading!
•••
"Tante senang akhirnya kita kumpul lagi, setelah sepuluh tahun," ujar Friska dengan senang melihat ketiga perempuan yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
Friska merasakan haru, karena dapat melihat ketiganya secara sehat, pasti anaknya Fiora senang melihat hal ini di surga.
Sementara Mila hanya bisa diam, ia benar-benar ingin lari dari disini, tetapi ia tidak mungkin melakukan hal ini, dirinya harus siap untuk semua konsekuensi yang ada dan ia sudah bertekad untuk menebus semua kesalahannya kepada keluarga Fiora.
"Apa kalian masih berkumpul?" tanya Friska menatap perempuan di hadapannya satu persatu.
"Tidak," jawab Mila dengan jelas.
"Ada apa Mila? Kamu masih memikirkan omongan warga dulu? Itu hanya pendapat mereka, nyatanya, kamu bukan anak pembawa sial," ujar Friska dengan tenang dan lembut.
"Tante, Mila siap untuk dipenjara," kata Mila dengan satu tarikan napas, ia benar-benar ingin segera pergi dari sini, ia tidak ingin duduk bersebelahan dengan Tania dan Sarah membuat semua kejadian dulu sangat terasa.
"Itu kecelakaan, Mila, lo harus tahu itu! Dari dulu kita ingin ngomong hal ini, tapi lo selalu pergi!" ungkap Sarah yang sudah sangat kesal dengan semuanya, dia sudah tidak sabar untuk mengatakan kebenarannya bahwa Mila bukanlah pelakunya.
"Itu kenyataan, Nyokap gue patah tulang akibat kecelakaan dan itu karena Nyokap masih ngerawat gue," balas Mila dengan tenang sembari menatap Sarah yang begitu emosional.
"Berhenti untuk bilang lo pembawa sial, Mila!" kini giliran Tania yang berucap dengan penuh emosi.
"Kenyataannya seperti itu! Seharusnya gue nggak ajak kalian pergi, seharusnya gue nggak nyebrang sembarangan yang membuat Fiora meninggal dan seharusnya gue nggak ketemu kalian!" teriak Mila dengan napas yang memburu.
Air mata Sarah turun mendengar semua penuturan Mila, sakit rasanya melihat sahabatnya sudah berubah, entah apa yang ada dipikiran Mila sampai mengatakan hal itu.
"Itu cuma rumor, Mila, lo bukan pembawa sial, lo sahabat kita, kecelakaan Fiora adalah takdir Tuhan, lo jangan menyalahkan takdir," ujar Tania dengan air mata yang turun.
Friska yang mendengar hal itu hanya terdiam, air matanya turun mendengar Mila yang begitu termakan omomgan para tetangganya dulu yang mengatai Mila pembawa sial. Padahal dia sudah bilang kepada orang tua Mila bahwa semuanya karena kecelakaan, orang yang menabrak anaknya sudah diamankan karena kelalaian dalam berkendara dan itu sama sekali bukan salah dari Mila.
"Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri, Mila, Tante sudah ikhlas dengan kepergian Fiora, orang yang menabrak Fiora juga sudah mendapat hukuman yang setimpal, kamu jangan menghukum diri kamu sendiri," seru Friska dengan suara parau.
"Enggak Tante, ini semua salah Mila, nggak seharusnya Mila ajak Fiora untuk per-"
"GUE BILANG BERHENTI UNTUK MENYALAHKAN DIRI LO SENDIRI!" teriak Sarah kencang sembari berdiri menatap Mila yang begitu keras kepala. Air matanya juga terus turun, rasanya sangat sakit dengan semuanya.
"Itu kecalakaan, Mila, kita nggak bisa tahu kapan kecelakaan terjadi dan menimpa keapda siapa," lanjut Sarah dengan suara pelan.
Melihat mata Sarah yang terus mengeluarkan air mata, membuat Mila mengalihkan pandangannya, dadanya terasa sangat sesak, mengingat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Ficção AdolescenteJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...