Chapter 9 : Langkah Rendy

1.3K 115 273
                                    

Now Playing : Drive by - Train

Happy Reading!

•••

Matahari mulai naik menyinari bumi membuat seorang perempuan yang tengah tertidur merasa panas.

Mila terbangun karna merasa panas, dia melihat jam yang berada di ponselnya. Sudah menunjukkan pukul satu siang, pantas saja sedari tadi dia merasakan panas karna matahari sudah berada di atas. Lagi-lagi Mila tertidur di rooftop sekolah, niatnya hanya tidur biasa untuk menjernihkan kepalanya tetapi malah pules.

Mila merenggangkan tubuhnya lalu berdiri dan turun kebawah, dia sudah bolos tiga mata pelajaran, bahkan sekarang yang keempat. Dia memasuki kelas yang sunyi karna ada guru yang sedang mengajar.

"Permisi," ucap Mila.

Guru yang sedang mengajar menoleh, lalu menatap Mila dengan tajam. Muridnya itu sering sekali bolos sekolah sedari dulu.

"Duduk," perintah guru tersebut lalu Mila berjalan ke bangkunya, banyak anak perempuan yang menatapnya tak suka tetapi lain dengan anak laki-laki yang menatap Mila dengan kagum karna kecantikan wajah Mila walaupun perempuan itu selalu memasang wajah datarnya.

"Ibu nggak mau liat kamu telat lagi, kalau telat lagi, kamu tidak usah ikut pelajaran saya!" lanjut guru tersebut dengan tegas.

Mila diam saja tidak menjawab, dia juga tidak minat sekolah, karna dia tidak ingin bertemu dengan orang, dia bersekolah karna paksaan dari orangtuanya.

•••

"Anak sial itu udah mulai berulah lagi," ucap seorang perempuan dengan berambut panjang dengan kriting dibagian bawah dan diberi warna merah.

"Kayaknya dia nggak takut dengan ancaman lo, kak," seru seorang perempuan berambut bondol.

"Sepertinya dia rindu dengan hukuman gue."

"Kita buat lebih parah dari yang dulu, kak!" seru salah satu perempuan dengan bebadan sedikit gemuk.

"Pastinya! Gue akan lumpuhkan dia, agar dia paham kalau ancaman gue nggak main-main."

Perempuan bermabut merah itu tersenyum, membanyangkan wajah Mila yang kesakitan, dia tidak segan-segan akan mematahkan tulang anak sial itu agar dia tau kalau dia adalah sebatas anak pembawa sial tidak lebih.

"Besok saat semua orang sibuk liat ekstrakulikuler, kita beraksi!" lanjut perempuan itu yang bernama Fitri Wulandari.

Kedua anak buah Fitri menganggukkan kepalanya, sudah lama mereka berdua tidak membuat Mila kesakitan, tangannya sudah gatal untuk membantu Fitri dalam aksinya melumpuhkna Mila.

•••

"Mil, boleh ngomong?" tanya Rendy saat bel pulang sekolah sudah berdering dan beberapa murid sudah keluar.

Mila hanya berdehem tanpa melihat ke arah Rendy yang duduk di depannya sambil memasuki bukunya.

"Mau ngajak pulang bareng," ajak Rendy dengan penuh keyakinan, karna dia tidak ingin Andra yang memiliki Mila. Dia harus berani untuk mendekati Mila.

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang