Chapter 4 : Pembagian Kelompok

1.9K 172 548
                                    

Now Playing : Issues - Julia Michaels

Happy Reading!

•••

Mila muak dengan dua laki-laki yang sedang berusaha mendekatinya. Apalagi yang satu, ia sekelas.

Ia harus segera keluar dari sekolah, sebelum bel masuk berdering. Dengan cepat, Mila memasuki kelas yang masih sepi, dia memakai jaketnya yang disimpan dalam tas lalu memakai tas.

Dengan langkah cepat Mila keluar kelas penuh keyakinan, untung saja ia sudah mencari tau celah untuk keluar dari sekolah tanpa lewat pintu depan.

Sejak sekolah dasar, Mila memang suka mengeskplor sekolah dan mencari celah untuk ia bolos sewaktu-waktu, walapun saat sekolah dasar ia tidak pernah bolos tetapi ia sering sekali telat dan ia masuk dalam celah tersebut, makanya ia tidak pernah dihukum. Baru kali ini saja karna sudah melamun terlalu larut.

"Mila!" panggil seorang perempuan membuat Mila terhenti.

"Mau kemana?" tanya Gita saat sudah berada di sebelah Mila.

Tidak ada jawaban dari perempuan itu. Sedangkan, Gita menatap Mila dengan seksama, perempuan itu membawa tas.

"Mila, sekolah kan belum bubar kok kamu sudah bawa tas?"

Perempuan itu melanjutkan jalannya lagi, ia sudah membuang waktu berharganya untuk bolos, ini salahnya yang sudah mau berhenti ketika dipanggil.

"Kamu mau kemana?" tanya Gita lagi dengan sedikit berteriak dan di balas jari tengah tinggi-tinggi oleh Mila tanpa menoleh dan terus berjalan.

Gita terkejut melihat balasan Mila, sebegitunya sikap perempuan itu agar tidak ada yang mendekatinya. Rumor yang beredar di sekolah benar, kalau Mila pembawa sial.

Tanpa sepengetahuan Mila, Sandy melihat Mila dari perempuan itu berbicara dengan temannya, tidak, lebih tepatnya temannya itu yang mengajak Mila berbicara, karena balasan Mila benar-benar diluar dugaan.

Mungkin yang dikatakan kakak kelasnya benar, kalau Mila pembawa sial, public enemy di sekolah atau memang Mila berpacaran dengan Andra dan Mila memilih bolos setelah bertengkar dengan Andra. Tetapi sepertinya opsi kedua, tidak masuk dengan sikap Mila yang dia lihat barusan, Mila perempuan yang beda, tidak mungkin hanya bertengkar sedikit lalu melarikan diri. Sandy harus cari tau kejelesannya lebih.

"Ngapain lo?" tanya Andra yang tiba-tiba saja berdiri disebelah Sandy.

"Ngeliat-ngeliat aja," jawab Sandy dengan santai, dia ingin menutupi dari Andra kalau Mila bolos.

Sedangkan Andra tau kalau Sandy berbohong, dia melihat sendiri kalau sedari tadi Sandy diam menatap ke arah luar sekolah yang dimana tadi Mila keluar. Andra harus menjaga Mila dari Sandy, bisa aja adik kelasnya itu mencelakakan Mila saat tau kebenarannya kalau Mila adalah anak pembawa sial.

Tak lama bel masuk berdering membuat Andra dan Sandy berpisah tanpa mengucapkan satu patah katapun. Kedua balik ke dalam kelas masing-masing.

Saat Andra ingin masuk ke dalam kelas, ada seorang perempuan yang memanggilnya, dia pun menoleh dan mendapati Karin yang tengah berjalan ke arahnya. Perempuan itu sangat cantik bak bidadari.

"Kenapa?" tanya Andra pada Karin dengan ramah.

"Gue boleh nggak nebeng sama lo? Tiba-tiba aja tadi supir gue nelpon katanya nggak bisa jemput," ucap Karin dengan senyum manis.

"Boleh," balas Andra.

"Makasih ya, Andra."

Andra menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang