JANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI.
•••
(PROSES REVISI)
Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading!
•••
Mila sudah sampai di restoran yang Andra katakan tadi siang. Mila memang sengaja meminta untuk tidak dijemput karena takut Andra menjadi kelelahan, karena laki-laki itu baru saja sembuh.
"Permisi Kak," kata seorang pelayan yang menaruh makanan serta minumannya ke meja.
"Maaf Mas, saya belum pesan," ucap Mila yang baru saja duduk tetapi makannya sudah datang.
"Tadi Kak Andra yang sudah pesan duluan, Kak," balas pelayan laki-laki tersebut.
"Terimakasih."
Pelayan tersebut pun tersenyum membalas ucapan Mila lalu berlalu pergi meninggalkan Mila.
Mila menatap sekeliling restoran mewah ini, ia bersyukur karena ia tidak salah berpakaian, Anya memang pandai dalam memberikannya dress kencan pertama.
Malam ini Mila mengenakan dress berwarna hitam polos sepaha dengan bahu sedikit terbuka dan dipadukan dengan heels berwarna hitam juga setinggi lima centimeter berwarna senada serta tas kecil berwarna hitam juga, tak lupa dengan make up natural serta rambut ikalnya yang ia biarkan terurai.
Jujur saja, Mila sangat panik, tidak ada Anya dan Gita disini, ia rasanya ingin pingsan karena makan malam bersama Andra.
"Permisi, Kak," ucap pelayan yang tadi yang membawa bucket bunga mawar merah berukuran sedang.
"Dari Kak Andra," lanjut pelayan tersebut yang dibalas anggukkan kepala oleh Mila.
"Terimakasih," balas Mila lalu tersenyum.
Pelayan tersebut pun pergi lagi, membiarkan Mila bersama bunganya. Senyum Mila mengembang menatap bunga ditangannya, ini adalah pertama kalinya Mila mendapatkan bunga dari seorang laki-laki. Sedari dulu memang ia menyukai bunga, ia ingin sekali membeli bunga tetapi apa daya, uangnya tidak cukup untuk hal itu, ia memikirkan hal yang lebih penting dari bunga yaitu membayar hutang kepada Papanya.
Mila menjadi tidak sabar untuk bertemu dengan Andra, mengucapkan terimakasih untuk semua hal yang laki-laki itu lakukan dirinya.
Disisi lain, Andra yang tengah asik makan malam bersama Darla di salah satu mall yang berada di Jakarta. Setelah menonton film, Andra mengajak perempuannya itu makan dan disini lah Andra, di restoran jepang untuk makan malam.
