Now Playing : Kasih Putih - Glenn Fredly
Happy Reading!
•••
Mila yang baru saja sampai di kelas, langsung menuju kursinya, ia sedikit terkejut melihat paper bag di atas meja. Mila melihat tidak ada tas Gita ataupun Anya, ia penasaran siapa yang memberinya hadiah. Mila segera duduk di kursinya lalu membuka paper bag tersebut, ia terkejut ternyata bukan hadiah yang ia temukan melainkan kotak makan dengan susu coklat.
Mila kembali merogoh paper bag tersebut, tidak ada tanda-tanda si pengirim. Senyum Mila mengembang, pikirannya melayang kepada Andra. Semuanya pasti dari laki-laki itu, Mila tidak sabar untuk bertemu dengan Andra.
"Ada apa nih senyum-senyum gini, tumben," seru Anya yang tiba-tiba saja datang dan duduk di kursinya.
Anya terus memperhatikan Mila yang diam sembari terus, lalu matanya turun ke tangan Mila yang memegang kotak makan dengan susu. Anya pun paham, dia langsung ikut tersenyum dengan Mila.
"Emang enak ya kalau punya ayang," goda Anya membuat Mila semakin tersenyum dengan menampilkan gigi putihnya.
"Makanya cari ayang, biar ada yang sayang," balas Mila dengan sedikit menggoda temannya itu.
Anya memutar bola matanya malas, untuk saat ini dia benar-benar tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun, hatinya masih menginginkan Daffa, tetapi mana mungkin jika dia berjuang lagi untuk Daffa. Hubungannya kandas karena dia lah yang meminta, Anya tidak menyangka bahwa Daffa meng-iyakan, dia kira Daffa akan membujuknya tetapi tidak, laki-laki malah menyetujuinya dan meninggalkannya.
"Balikan aja sama mantan, mumpung sekelas."
Suara Mila membuat Anya tersadar dari lamunannya, lalu menoleh ke arah Daffa yang berada di pojok kelas. Anya benar-benar merindukan Daffa, tetapi laki-laki itu terlihat biasa saja setelah putus dengannya, bahkan sudah berdekatan dengan banyak perempuan.
Tanpa diduga, Daffa juga ikut menatap Anya, lalu laki-laki itu tersenyum dan menundukkan kepalanya, seakan memberi salam kepada Anya.
"Ekhem, ekhem."
Anya mengalihkan pandangannya menatap Mila yang batuk dengan disengaja itu.
"Balikan gih," suruh Mila membuat Anya mendengus.
"Ogah! Mending cari cowok baru!" tolak Anya dengan mentah-mentah.
"Kalau kangen mah ungkapin aja, An, jangan dipendem, sakit."
"Oh ayolah, Mila, jangan bahas dia!"
Mila tertawa mendengar omelan dari Anya, ia tahu bahwa Anya merindukan Daffa, terlihat dari mata temannya itu tetapi Anya selalu saja menutupinya dengan menolak mentah-mentah bahkan memberikan kata sarkas agar tidak terlihat bahwa perempuan itu merindukan mantannya.
"Nanti pulang sekolah, kita ke rumah Gita yuk," ajak Anya mengalihkan pembicaraan.
"Ngapain?" tanya Mila sembari membuka bekal makan tersebut, terdapat tiga roti sandwich.
"Mau?" tawar Mila kepada Anya, lalu langsung disambut baik oleh Anya.
"Gita sakit, tadi pagi dia ngabarin di grup, lo nggak baca?" tanya Anya sembari memakan sandwich.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Ficção AdolescenteJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...