Now Playing : So Am I - Ava Max
Happy Reading!
•••
Sarah tengah menunggu Andra di kafe yang ia katakan kepada temannya itu. Kali ini Sarah ingin menjelaskan siapa Mila sebenarnya.
Tak lama Andra datang lalu duduk di hadapan Sarah.
"Mau bicara apa?" tanya Andra sedikit kesal dengan Sarah, karena kejadian waktu itu yang membuat Mila salah paham dan semuanya menjadi berantakan.
"Lo pernah cari tahu kenapa Mila disebut sebagai pembawa sial?" tanya Sarah membuat Andra mengkerutkan keningnya.
"Enggak, tapi setahu gue, Mila itu emang sering dibilang pembawa sial, karena siapapun yang deket dia akan kena sialnya," jawab Andra.
"Tapi lo percaya dengan hal itu?"
"Enggak."
Sarah tersenyum bahwa masih ada orang yang waras untuk tidak percaya rumor tersebut.
"Hubungan gue sama Mila sudah nggak baik, sejak sepuluh tahun terakhir, waktu itu gue ketemu sama lo, gue ingin jelasin ini, tapi keburu ketahuan Mila dan gue ingin ngomong ini sama lo, gue ingin titip Mila ke lo, jaga dia baik-baik, gue tahu Mila nggak akan pernah mau balik lagi ke masa lalunya," ucap Sarah panjang membuat Andra penasaran apa yang terjadi dengan Mila dimasa lalu.
Sarah pun akhirnya menceritakan kejadian sepuluh tahun yang lalu, dimana kejadian itu terjadi yang membuat mendapati gelar pembawa sial.
Flashback on.
"Hey, ayo kita main ke taman depan, disana banyak bunga yang indah!" ajak Mila dengan bersemangat.
"Ayo, aku lihat disana juga ada penjual gulali," balas seorang perempuan berambut bondol yang bernama Tania Diana Pratama.
"Ayo kita pergi kesana!" timpal perempuan dengan berambut ikal yang bernama Sarah Febiola Sadira.
"Tapi, apakah itu tidak terlalu jauh?" tanya perempuan yang tengah menatap ketiga temannya itu.
"Oh ayolah, hanya taman di depan, tidak begitu jauh, lagi pula, kita sudah besar, tidak apa main jauh sedikit," kata Sarah dengan santainya.
"Tapi bagaimana jika orang tua kita mencari kita?" tanya perempuan itu lagi yang bernama Fiora.
"Tidak akan, kita di sana jangan terlalu lama dan pulang seperti biasa, mereka pasti tidak akan mencari dan benar kata Sarah, bahwa tempatnya tidak begitu jauh," jawab Mila lalu berdiri disebelah Fiora.
"Ayolah Pio, aku ingin sekali beli gulali!" ajak Tania yang sudah tidak sabar ingin memakan gulali.
"Baiklah," ucap Fiora pada akhirnya.
Keempat perempuan itu pun segera menuju taman depan yang berada diluar komplek perumahaan mereka. Keempatnya tertawa bergembira sembari terus berjalan untuk menuju komplek depan.
Perjalanan mereka sangat menyenangkan karena Sarah dan Mila sering kali melemparkan lelucon, memang Mila dengan Sarah jika dipersatukan sangat cocok, karena keduanya memiliki selera humor yang sama.
Tak lama keempatnya sampai di taman, Tania segera berlari ke tempat penjual gulali yang dimana itu ada di depan taman. Jangan terkejut dengan sikap Tania, memang perempuan itu senang sekali untuk jajan. Sementara Sarah dengan Mila bermain jungkat jungkit dan Fiora menaiki ayunan, ketiganya tertawa bersama sampai Tania datang dengan gulali kucingnya. Tania duduk di ayunan sebelah Fiora sembari memakan gulali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...