Now Playing : The Middle - Zedd, Maren Morris & Grey
Happy Reading!
•••
Malam hari Mila baru saja pulang ke rumah, ia benar-benar merasa tidak semangat dalam menjalani hidup. Air matanya pun sedari tadi terus turun, ia tidak mampu menahan semuanya. Mila menginginkan Andra di dalam hidupnya tetapi ia tidak boleh egois, Andra memiliki jalan hidupnya sendiri dan Mila tidak boleh memaksa Andra untuk terus bersamanya.
Mila menghapus air matanya, ia tidak boleh terlihat sedih di depan kedua orang tuanya. Mila membuka pintu rumah, tidak ada tanda-tanda Lina di sana.
Mila memasuki rumahnya, menuju lantai dua untuk memasuki kamarnya. Mila ingin melanjutkan menangisnya kembali, ia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
Saat sampai di kamar, Mila membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia melihat Anya dan Gita berada di dalam kamarnya.
"Mila, kamu kenapa? Kok nangis? Kamu tadi kemana? Kita khawatir sama kamu, kamu nggak diapa-apain kan sama orang?" tanya Gita bertubi-tubi sembari menghampiri Mila.
Tidak ada jawaban dari Mila melainkan air matanya yang keluar. Kejadian beberapa jam yang lalu membuat Mila sakit, dimana Andra mengiyakan semua perkataannya untuk selesai. Cinta pertamanya kandas begitu saja.
Gita yang melihat Mila semakin menangis, langsung memeluk Mila, mengusap punggung temannya itu dan Anya pun ikut memeluk Mila.
Entah apa yang Mila alami, Gita dan Anya dapat merasakan bahwa Mila sangat sakit kali ini.
"Gue nggak apa," kata Mila dengan suara serak sembari mencoba melepaskan pelukan Gita dan Anya.
"Nggak apa gimana, lo nangis begini, kita dari tadi nyariin lo, karena lo tiba-tiba pergi dan sekarang pulang dalam kondisi seperti ini, kita khawatir sama lo, Mila!" ucap Anya sedikit kesal dengan Mila yang selalu mengatakan tidak apa-apa.
"Gue lagi pengen sendiri, Anya, itu saja," balas Mila menatap Anya.
"Mohon tinggalin gue sendiri," lanjut Mila dengan secara halus untuk menyuruh kedua temannya pergi.
"Kalau kamu butuh apa-apa, telpon kita ya, kita pasti bantu apapun itu," ujar Gita yang langsung dibalas anggukkan kepala oleh Mila.
Anya dan Gita lalu keluar kamar Mila. Dengan segera Mila mengunci pintu kamarnya, ia tidak ingin kedua orang tuanya masuk, melihat dirinya dalam kondisi menyedihkan seperti ini.
Setelah mengunci, Mila menyandarkan dirinya ke pintu kamar, menangis dalam diam. Kenangan bersama Andra muncul di kepalanya dengan tidak sopan. Rasanya Mila ingin memberhentikan waktu dimana dirinya sangat senang bersama Andra, ia tidak suka perpisahan seperti ini.
Mila selalu membenci orang yang menangis perihal cinta, karena menurutnya, hanya orang bodoh yang menangis karena cinta sebab masih banyak hal yang harus ditangisi dan itu bukan cinta tetapi lihat dirinya sekarang. Menangis karena cinta. Mila memakan omongannya sendiri. Mila mencintai Andra begitu dalam sampai ia tidak tahu cara untuk berjalan keluar. Andra sudah merusak semuanya, semua rencananya, jalan hidupnya. Mila harus bisa bangkit untuk menata kembali rencananya yang sudah hancur karena berhubungan dengan Andra. Dirinya harus bisa melupakan Andra dan mengubur semua perasaannya yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Novela JuvenilJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...