Now Playing : Usai - Tiara Andini
Happy Reading!
•••
Anya aneh dengan Mila yang izin ke toilet, namun, sampai pulang sekolah tidak ada tanda-tanda temannya itu kembali.
"Git, kok Mila nggak balik ya dari toilet," ucap Anya sembari menatap Gita yang sudah bersiap ingin pulang.
"Ini makanya aku mau ke toilet, aku khawatir sama dia, khawatir dia pingsan," balas Gita membuat Anya membulatkan matanya, apa yang dibilang Gita benar.
Keduanya pun segera meninggalkan kelas lalu menuju toilet yang berada di lantai tiga. Anya membuka pintu toilet yang tidak dikunci dan tidak ada Mila di sana.
"Kita mencar Git, lo cari Mila ke atas, gue cari Mila ke bawah," seru Anya yang langsung dibalas anggukkan kepala oleh Gita.
Gita pun langsung berlari menuju lantai atas mencari keberadaan Mila, sementara Anya ke bawah.
Disisi lain, Mila tengah menguping pembicaraan antara Andra dengan sang dokter.
"Kamu seharusnya bisa menuruti permintaan Bunda, Andra," ujar sang dokter membuat Andra menarik napasnya dalam-dalam.
"Bunda kamu itu kepikiran dengan suatu hal, saya tanya tapi dia nggak mau jawab sama sekali," lanjut sang dokter yang sudah merawat Dian selama Bundanya sakit.
Andra hanya diam saja mendengar ucapan dokter, mana mungkin ia bisa menuruti permintaan Dian. Andra harus jujur kepada Dian bahwa hubungannya dengan Mila telah selesai, agar Dian tidak mengharapkan Mila datang.
"Saya pergi dulu, kamu jaga Bunda dengan baik," pamit sang dokter lalu meninggalkan Andra sendirian di lorong rumah sakit depan pintu ruang inap Dian.
Andra meninju tembok rumah sakit, meluapkan semua emosinya, bahwa ia marah kepada dirinya sendiri yang tidak becus menjaga Dian. Memang seharusnya ia tidak menerima permainan Mila yang membuatnya Dian kembali kambuh dalam penyakitnya.
Sementara Mila yang melihat Andra begitu kacau langsung keluar dari persembunyiannya.
"Berhenti, Andra!" teriak Mila membuat Andra menoleh.
Betapa terkejutnya Andra melihat Mila berada di rumah sakit, apa Mila mendengar semua obrolannya bersama dokter. Andra berharap tidak.
Melihat Mila secara langsung membuatnya teringat dengan semua ucapan Mila kemarin malam yang begitu menyakitkan. Andra merasa dia tidak bisa berjuang lebih untuk Mila. Cintanya pasti akan dirusak oleh ucapan Mila. Lebih baik, Andra menghilangkan perasaannya kepada Mila, sebelum jatuh terlalu dalam.
"Ngapain kesini? Mau ngatain gue lagi? Mau bilang gue suka main sama pelacur? Atau mau bilang kalau gue lagi nemenin perempuan yang hamil anak gue terus gue minta gugurin, gitu kan?"
Deg!
Mila tidak menyangka Andra akan berbicara itu semua, padahal ia mengikuti Andra ingin mencari tahu apa yang Andra lakukan seminggu belakangan ini.
"Lebih baik lo pergi, gue muak lihat lo!"
Bukannya pergi, Mila malah berjalan maju mendekat kepada Andra.
"Lo senang kan melihat gue hancur?"
Pertanyaan Andra membuat Mila diam seribu bahasa. Tidak seharusnya Mila mengatakan kata kasar kepada Andra. Laki-laki itu sudah baik tetapi ia malah menyakitinya.
Sementara Andra duduk di lantai, tidak peduli dengan kehadiran Mila. Andra benar-benar sakit hati atas semua perkataan Mila kemarin, dia sudah berusaha menjaga Mila tetapi yang dia dapatkan malah penghinaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...