Chapter 44 : Keterangan

598 39 5
                                    

Now Playing : True Crime - Madilyn Bailey

Happy Reading!

•••

Naya bingung melihat Karin yang sedari tadi tidak berhenti menangis, bahkan temannya itu belum cerita apapun.

Saat ini Naya sedang berada di rumah Karin. Rumah yang selalu sepi karena Karin anak dari broken home. Mamanya sudah menikah lagi, sementara Papanya sibuk bekerja tanpa memperdulikan Karin sedikitpun, hanya memberi semua fasilitas yang ada.

"Nay, apa gue nggak pantes untuk dicintai?" tanya Karin dengan suara serak.

"Lo pantas, Rin," jawab Naya sembari memegang bahu Karin.

"Tapi kenapa orang yang gue cintai malah pergi, orang tua gue bercerai, Mama gue sudah nggak kabari gue setelah dia menikah lagi, Papa gue, ya lo tahu sendiri, dia mana pernah pulang, asik kerja dan Andra memilih pergi," ungkap Karin panjang lalu menangis kembali.

"Lo bisa berjuang lebih lagi, Rin, gue yakin Andra akan li—"

"Andra cinta Mila, Nay! Tadi siang dia ngomong sendiri, Andra nyuruh gue untuk berhenti kejar dia, karena Andra nggak bisa balas perasaan gue!" potong Karin cepat sembari menatap Naya dengan mata sembabnya.

Naya terdiam, tidak percaya bahwa Andra menyuruh Karin untuk berhenti berjuang.

"Rin, bukannya waktu itu lo bilang kalau Andra sama Mila itu pacaran kontrak," ucap Naya membuat Karin berhenti menangis.

"Pasti Andra bilang gitu karena ingin lo berhenti aja, aslinya Andra nggak cinta sama Mila," lanjut Naya.

Karin menghapus air matanya lalu mengambil ponselnya yang berada di atas ranjang. Karin menyetel percakapan antara Mila dan Andra tentang hubungan kontrak.

Naya yang mendengarkan membulatkan matanya, tidak percaya bahwa Andra melakukan hubungan kontrak dengan Mila.

"Ini bisa sebagai bukti buat lo hancurin hubungan itu dan juga lo hancurin hidup Mila," seru Naya membuat Karin tersenyum.

"Lo benar, Nay, gue nggak akan biarin Mila hiduo bahagia sama Andra. Mila harus rasain sakit apa yang gue rasain!" ucap Karin dengan tersenyum miring. Karin tidak sabar untuk melihat wajah Mila yang sakit karena bukti yang sudah ia kumpulkan dari orang suruhannya.

"Dan lo bisa hidup bahagia dengan Andra!" timpal Naya membuat Karin semakin tersenyum membayangkan hari bahagianya bersama orang terkasih.

•••

Satu tamparan mendarat di pipi Bagas. Rasanya begitu perih, tetapi Bagas menahan itu semua, karena ini bukan apa-apanya ketimbang sakit hati Mila kepada dirinya.

"Brengsek!" maki Mila keras tepat di depan wajah Bagas.

"Apa dengan kekerasan lo bisa menyelesaikan masalah?!" tanya Mila lantang membuat Bagas menatap perempuan itu yang tengah emosi.

"Gue nggak maksud, Mil, gue saat itu emosi sama Andra yang nggak ada disaat Bunda sakit," jawab Bagas dengan jujur.

"Tapi lo nggak berhak untuk tonjok Andra!"

Bagas meringis melihat Mila yang begitu marah, wajar saja jika perempuan itu marah. Perempuan mana yang tidak marah jika pacarnya dipukul oleh temannya sendiri.

Saat ini keduanya sedang berada di taman rumah sakit. Bagas memang ingin berbicara berdua dengan Mila untuk jujur apa yang terjadi dengan Andra.

"Mil, maaf."

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang