Now Playing : Dibalik Awan - Noah
Happy Reading!
•••
Malam hari Mila sedang mempersiapkan dokumen untuk ia bekerja. Ya, Mila ingin kembali mencari pekerjaan, ia ingin melanjutkan rencana yang sudah ia buat, walaupun Mila tengah berhubungan dengan Andra, Mila tidak ingin semua rencananya gagal. Mila menghentikan mengetik lamaran pekerjaan, ia merasakan tidak enak, seperti ada sesuatu hal yang terjadi, tetapi apa? Mila tidak tahu. Mila mengecek ponselnya, tidak ada pesan dari Andra. Seharian ini ia tidak mengobrol dengan Andra, terakhir hanya hari minggu ia dikabari bahwa laki-laki itu pulang dari Bandung, setelah itu tidak ada lagi, hanya ia mendapat kabar dari Gita bahwa Andra telat pagi ini.
"Mila?" panggil Tomy sembari membuka pintu kamar membuat Mila menoleh.
Betapa terkejutnya Mila melihat sang Papa yang berdiri diambang pintu. Dua belas tahun lamanya, Mila tidak pernah melihat Papanya membuka pintu kamarnya. Ia tidak menjawab panggilan Papanya melainkan hanya diam menatap Tomy yang masuk ke dalam kamar.
"Papa mau bicara sebentar," ujar Tomy sembari terus menatap Mila.
"Nggak bisa, Mila sibuk," balas Mila lalu kembali fokus pada laptopnya.
"Sebentar aja, Mila," kata Tomy dengan memaksa.
Mila menghembuskan napasnya, menutup laptopnya dan berdiri lalu berjalan menuju balkon kamar yang diikuti oleh Tomy.
Papa dan anak itu duduk di kursi yang ada di balkon kamar Mila, sembari menatap ke arah depan menampilkan pemandangan taman dekat kompleks perumahan Mila.
"Papa minta maaf atas perlakukan Papa dimasa lalu," ungkap Tomy memulai pembicaraan.
"Papa tau, Papa salah, Papa juga selalu dihantui sama rasa bersalah Papa setiap harinya," lanjut Tomy lalu menarik napasnya.
Mila tegang mendengar masalah masa lalunya, sungguh ia ingin melupakan semuanya, tetapi kenapa Papanya malah mengingatkannya kembali.
"Papa emang nggak pantes disebut Papa. Seharusnya Papa lindungi kamu, tapi Papa malah nambah beban hidup kamu," ujar Tomy sembari menundukkan kepalanya.
Terdengar suara penyesalan dari Tomy membuat Mila menghembuskan napasnya, ia tidak ingin membicarakan masa lalunya.
Tomy menatap anak perempuannya yang tengah menatap ke arah depan.
"Papa minta maaf, Mila, Papa rela masuk penjara untuk menebus semua kesalahan Papa sama kamu."
Perkataan Tomy membuat Mila menoleh, ia tidak mau papanya dipenjara, walaupun Tomy sedikit kasar dengannya, tetapi Tomy masih baik untuk merawatnya sampai saat ini dengan baik.
"Nggak perlu ngelakuin hal itu, Mila maafin semua kesalahan Papa, hanya saja Mila belum bisa melupakannya."
Tomy tersenyum kecut mendengar balasan Mila, walaupun anaknya memaafkannya tetapi luka itu masih ada dan tidak akan pernah hilang.
Ini semua kesalahannya yang tidak dapat mengontrol emosinya, dia lelah mendengar semua cacian para tetangga yang mengatakan Mila pembawa sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...