Now Playing : abcdefu - Gayle
Happy Reading!
•••
Sandy mencari Mila, kakak kelasnya itu yang dia incar. Sandy menyukai Mila saat pandangan pertama, saat dia memberikan berkas untuk masuk ke sekolah ini, sampai dia bertanya kepada karyawan tata usaha untuk mengetahui nama kaka kelasnya itu.
Menurut Sandy, Mila adalah perempuan yang sangat cantik walaupun dengan wajah datar.
"Sandy!" panggil seseorang saat Sandy keluar dari kantin.
"Ada apa, kak?" tanya Sandy dengan sopan.
"Ikut gue."
Sandy mengikuti kakak kelasnya itu ke dalam gudang sekolah. Dia sedikit terkejut karna ada sepuluh orang perempuan, bahkan hampir kebanyakan Sandy tidak mengenal, hanya Dona saja yang dia kenal.
"Sandy Ferdian," ucap seorang perempuan dengan berjalan mendekat ke arah Sandy.
"Iya?"
"Gue kasih tau sama lo, kalau cewek yang lo incar itu bukan cewek baik," ujar Fitri.
"Maksudnya kak Mila?"
"Ya."
"Kakak kenal sama dia? Bantuin gue dong kak, buat deket sama kak Mila."
Fitri membulatkan matanya, mendengar ucapan adik kelas itu.
"Heh, bocil! Dengerin apa kata gue!"
"Mila itu, pembawa sial di sekolah kita, jadi, lo nggak usah deketin dia dan nggak usah jadi pahlawan buat dia."
Sandy tidak mengerti dengan ucapan kakak kelasnya itu.
"Maksudnya gimana kak?"
Fitri memutar bola matanya malas.
"Dona, lo jelasin ke bocil ingusan ini!" suruh Fitri lalu menjauh dari Sandy si bocah ingusan yang menyukai perempuan pembawa sial.
"Lo dengerin baik-baik, lo itu ganteng, gue yakin banyak siswi yang suka sama lo, jadi lo nggak usah suka sama Mila," ucap Dona.
"Kenapa emangnya?" tanya Sandy bingung, karna dia tiba-tiba harus menjauh sebelum berjuang.
"Mila itu anak pembawa sial, setiap orang yang deket sama dia bakalan kena sial, apa lo mau terkena sial karna dia?"
"Ada bukti yang jelas?"
Dona menatap tajam Sandy, bukannya menurut adik kelasnya itu malah bertanya.
"Banyak! Siapapun yang deket sama Mila akan terkena sial, gue pernah kena sama dia. Gue dulu ngobrol aja sama siapapun, tapi ketika gue ngobrol sama Mila, setelah itu, saat gue jalan menuju halte, tiba-tiba aja gue keserempet mobil, padahal jalanan sedang kosong dan itu buat gue sakit parah, untungnya kaki gue nggak patah," seru Fitri lalu bangun dari duduk di bangku kebangsaanya.
Sandy mengangguk paham, tetapi laki-laki itu ingin mencari tahu sendiri lebih dalam, kalau Mila benar-benar pembawa sial atau tidak.
"Paham kan?" tanya Dona.
"Paham kak," jawab Sandy.
"Bagus, pergi sana."
Sandy keluar dari gudang sekolah. Banyak orang yang bilang katanya sekolah ini bagus tetapi kenyataanya, masih banyak yang percaya akan rumor seperti itu. Sandy yakin, kalau kakak kelas tadi hanyalah iri dengan Mila, yang cantik.
•••
Andra malas berlama-lama di kantin, banyak pasang mata yang melihat kearahnya. Erick pergi ke ruang osis setelah makan dan Daffa pergi meninggalkan kantin, lebih memilih ke perpustakaan untuk tidur, karna laki-laki itu tidak begitu suka dengan suasana kantin yang ramai, apalagi banyak adik kelas yang tiba-tiba saja membelikan laki-laki itu makanan.
"Ndra, ayo cabut," ajak Bagas yang sudah mulai tidak nyaman dengan sekitar.
Andra mengangguk lalu keluar kantin bersama dengan Bagas.
"Gue ke rooftop, Gas," ucap Andra saat Bagas ingin memasuki perpustakaan untuk tidur, menyusul Daffa.
"Iya, nanti telpon gue, kalau udah bel masuk," balas Bagas dan langsung di angguki oleh Andra.
Saat perjalan ke rooftop, Andra melihat Sandy, namun Andra abaikan dan terus berjalan.
"Kak," panggil Sandy membuat Andra berhenti dan melihat ke arah laki-laki itu.
"Apa?"
"Lo liat kak Mila, nggak?"
"Kenapa emangnya?"
"Gue mau ngasih makanan ke dia, tadi gue cari di kantin, dia nggak ada."
Andra menyipitkan matanya, lalu menatap kantung plastik yang ia duga isinya makanan, Sandy begitu mati-matian mendekati Mila.
"Lo suka sama dia?" tanya Andra tepat sasaran.
"Iya."
"Gue pacarnya Mila," ucap Andra dengan nada serius.
"Gue nggak percaya."
"Terserah."
Andra melanjutkan jalannya meninggalkan Sandy dengan wajah terkejutnya. Andra sengaja mengatakan hal itu karna ingin tau seberas seriusnya laki-laki itu ingin mendepatkan hati Mila.
"Gue akan cari bukti, kalau lo bohong," seru Sandy yang masih terdengar oleh Andra.
"Iyaudah semangat ya," balas Andra dengan melanjutkan jalannya.
Saat sampai di rooftop, Andra melihat Mila yang duduk di salah satu bangku yang ada disana dengan mata terpejam.
Dengan langkah pelan, Andra mendekati Mila lalu duduk di sebelah perempuan itu.
Andra hanya diam saja menatap Mila yang sedang menutup matanya. Terlihat wajah yang tenang, tidak seperti biasanya perempuan itu menampilkan wajah datar. Bahkan kalau dilihat, Mila sangat cantik, pantas saja Sandy tergila-gila pada Mila.
Saat Mila merasakan perutnya yang sakit, dia langsung membuka mata, dia teringat kalau belum makan sejak kemarin malam.
"Kenapa?"
Suara berat itu membuat Mila menoleh dan betapa terkejutnya melihat Andra yang sedang menatap kearahnya.
"Lo ngapain disini?!" tanya Mila lalu menjauh dari Andra.
"Mila sakit?"
Bukannya menjawab, Andra malah balik bertanya.
"Bukan urusan lo!"
Dengan cepat Mila pergi, sedangkan Andra duduk diam terpaku melihat reaksi Mila yang sedikit ketakutan saat dia duduk dekat dengan Mila. Apa yang dibilang semua orang benar? Bahwa Mila memang anak pembawa sial.
Andra memggelengkan kepalanya, tidak mungkin ada orang pembawa sial, dia tidak percaya akan berita tersebut.
•••
Aloha!
Gimana part kali ini? Bener-bener jauh beda ya dari sebelumnya
Aku harap kalian suka dengan alur yang baru ya hehe.
Vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionJANGAN PLAGIAT CERITA ATAU COVER, KARNA INI AKU IDE SENDIRI. ••• (PROSES REVISI) Mila Eliana Zahara, perempuan yang selalu disebut sebagai "Pembawa Sial" dan selalu disudutkan dalam berbagai hal. Termasuk Pem-bully-an yang sudah menjadi makanan Mila...