Chap 110 : Badass (I)

777 99 10
                                    


Seharian ini, Wu sedang tidak dalam keadaan  baik, ia sering membuat beberapa kesalahan saat membuat slip pemesanan maka sebelum ia kehilangan kesabarannya kemudian  ia menyuruh asistennya untuk mengerjakan semuanya. Kemarin ia masih merasa sangat senang karena tidak ada seseorang yang datang ke pintunya dan mengganggunya, ia pikir ia sangat beruntung bisa mendapatkan hari yang sangat tenang. Tapi hari ini, meskipun terasa cukup damai dan tenang tapi Wu tidak menikmati harinya sejauh ini. Ia memaksa otaknya berpikir mencoba mencari tahu apa alasan dibalik rasa frustasinya.

Jam 5 sore  para pekerjanya pulang ke rumah masing-masing tepat waktu.

Setelah mengalami periode yang sangat sibuk selama masa pembukaan, perusahaan akhirnya kembali ke jalurnya yang biasa, setiap departemen sudah bisa melakukan tugasnya masing-masing, segalanya telah terorganisasi. Konsumen datang silih berganti, agenda perusahaan sudah penuh bahkan sampai akhir tahun, semuanya berjalan lancar. Sebenarnya hal ini memang sudah bisa diprediksi karena Chi sudah melakukan banyak upaya bahkan sebelum perusahaan memulai bisnis mereka. Segalanya sudah direncanakan olehnya.

Wu pergi mengunjungi Supplier utama. Untuk produk dan alat yang sama, kualitas yang lebih bagus selalu yang diantarkan ke perusahaannya, bahkan proses pengiriman diatur dengan cara khusus. Ditambah Mr. chi memiliki jaringan sosial yang sangat luar biasa, tidak ada yang pernah menolak untuk melakukan kerja sama dengannya.

Perusahaan dapat membeli produk berkualitas tinggi dengan harga yang rendah, semuanya merupakan kualitas tinggi dan diatas standar, pelayanan terhadap pelanggan sangat baik, ditambah mereka memiliki manager yang bekerja dengan baik membuat akan sulit bagi perusahaan tersebut tidak akan berjalan lancar.

Semakin lancar penjualan, semakin Wu memiliki banyak waktu luang. Awalnya Wu mengira bahwa semakin ia sibuk akan semakin baik, dia dapat menghindari hal-hal atau orang tertentu, tapi sekarang rasanya semua tidak ada gunanya, bahkan sekarang ia sedang bebas tidak ada seseorang yang repot-repot akan mengganggunya. Pintu itu yang biasanya terbuat dan membuat ia merasa tidak nyaman, sekarang tertutup rapat.

Wu sudah memastikan bahwa setiap pintu dan kunci di dalan ruangannya sudah terkunci sebelum ia kembali ke ruangannya.

Wu duduk didepan komputernya, dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, ruang chat belum pernah menyala sejak kemarin.

Wu tidak perlu menyembunyikan status onlinenya sekarang, tidak ada yang perduli apakah ia online sekarang.

Akun Chi belum menyala, gambar profilnya kehilangan getarannya, Wu berpikir kepada dirinya sendiri: aku pikir mungkin ia tidak memiliki waktu untuk duduk didepan komputer dan bermimpi seharian?

Wu sudah berdiam diri diposisi itu selama dua jam, pada saat ia akan log off tiba-tiba akun Chi menyala.

Wu mengeratkan pegangannya ke mouse,  seperti ia sedang menunggu sesuatu, setelah 10 menit berlalu, akun tetap menyala tetapi tidak ada apapun yang terjadi.

Setelah dua menit berlalu kemudian Wu menyadari bahwa profil akun Chi berubah, dari gambar dua buah bola menjadi seekor ular. Ia bahkan mengganti usernamenya menjadi 'You are my beloved (emoji ular)', bahkan bio nya yang biasanya kosong sekarang terdapat 5 kata didalamnya, tapi 5 kata itu dapat memporak-porandakan hati Wu seperti angin topan.

"Tiga hari! antisipasi, menunggu, tersiksa."

Seperti seseorang menaburkan sebotol cuka, Wu mematikan komputernya dengan menggertakan rahangnya.

"Menunggu si brengsek! Bajingan! Ia berselingkuh, dan kau masih menunggunya! Kau terdengar marah saat mengatakan tentangnya, dan sekarang ia akan kembali, kamu menempelkan mukamu lagi ke pantatnya! Fuck ! Fuck ! Fuck!"

Wu melayangkan tinju ke atas meja, bernapas dengan berat lalu berjalan menuju kamar tidurnya.

Setelah mandi air dingin, rasa terbakar didadanya menghilang, hatinya berubah menjadi dingin juga.

Berbaring di ranjang, Wu merasakan sakit yang menggelitik, telponnya diletakkan diatas bantal tapi tidak ada yang datang untuk menghubunginya.

Tidak ada yang mengingatkan dengan mengatakan jangan menggaruk gatal, dikepalanya, baiklah... Aku akan menggaruknya! Garuk! Garuk! Garuk! Sampai dia tidak dapat merasakan apapun di kulit kepalanya, jarinya berdarah, dan kepalanya terasa sakit semalaman.

.......

Disebuah tenda dekat pertigaan, Chi menikmati hidupnya dengan memainkan trik dadu sambil mengamati keadaan jalan sekitar. Menggunakan kekuatan pergelangan tangannya, ia melemparkan dadu ke udara, lalu perlahan-lahan mengontrol kekuatannya lagi, sampai akhirnya ia merasakan bahwa kelima dadu terhubung satu sama lain, akhirnya ia mengangkat gelas yang membungkusnya, dan boom, kelima dadu menempel layaknya sebuah pilar.

Dia menambahkan sebuah dadu lagi lalu mengulangnya kembali prosesnya hanya untuk bersenang-senang.

Tidak lama, seorang polisi lainnya masuk kedalam tenda.

"Chi, pergi dan lihatlah! Orang itu sudah melanggar 20x lampu merah, kamera sampai berkedip-kedip karena marah. Setelah salah satu orang kita berbicara padanya, ia hanya pergi dan kembali lagi melakukan hal yang sama. Aku melihat ia mengendarai mobil lamamu, jadi aku berpikir ia pasti orang yang dekat denganmu, aku tidak berani melakukan apa-apa padanya."

Chi berakting seperti ia tidak perduli dan melanjutkan memainkan dadunya.

"Chi, kamu tidak dapat membiarkannya melakukan hal seperti itu!" Si polisi mengingatkan berulangkali.

Chi menghentikan gerakan tangannya, membuka gelasnya, dan keenam dadunya berdiri seperti pilar kembali.

Mata si polisi hendak keluar, "Bajingan, berapa lama kau belajar trik seperti ini!"

Chi berjalan melewatinya dan segera masuk kedalam tenda.

Wu menggunakan kemeja dengan kancing terbuka, ia menghisap rokok, dari samping penampilan Wu terlihat sangat keren, karena ia memiliki dua band aid di kepalanya maka ia sengaja membuka jendela mobilnya  mengendarai mobil lama Chi dan pergi ke daerah sekitaran pertigaan.

Setelah Wu menemukan Chi dari spion mobilnya, ia menempelkan rokoknya dan berputar 180 derajat melaju ke arah Chi, meninggalkan jejak disepanjang aspal karena ban yang berdecit.

Chi memandang Wu tanpa ekspresi berarti, ia menutupi segala jenis emosi yang dirasakannya.

Wu berteriak ke arah Chi, ia melemparkan sisa rokoknya dan meludah ke sepatu chi sambil mengatakan sebuah pesan.

"Dasar Bajingan, palsu seperti ular!"

Sesudah mengatakan itu, Wu pergi dan tidak pernah kembali.

Hanya untuk menyampaikan hal ini, ia sudah mengendarai mobil dan melanggar banyak peraturan sepanjang pagi.

Chi mengabaikan bahwa Wu melanggar banyak lampu merah, ia bahkan tidak mengatakan apapun saat Wu melemparkan batang rokok dan meludah ke sepatunya , tapi kemeja dengan leher yang tebuka lebar dan ban-aid yang menempel dikepalanya sangat tidak bisa dibiarkan. Chi terkikik, aku akan menulisnya dibuku kecilku, kita akan lihat bagaimana aku akan membuatmu membayarnya tiga hari lagi.

Disisi jalan, tiga anak baru sibuk membicarakan tentang Chi.

"Baru sekarang ada orang yang melanggar lampu merah dan tidak ada satu orangpun yang berani menghentikannya."

"Aku bahkan melihat si pengemudi mobil itu meludah ke arah sepatu Chi."

"Chi tidak membalikkan mobilnya?"

"Membalikkan? Chi bahkan tersenyum kearahnya!"

"Apaaa... Dia benar-benar bajingan!"

......







Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang