Ini adalah akhir tahun, setiap perusahaan berusaha untuk membuat laporan akhir tahun, begitu juga Wu. Selama 6 bulan terakhir, perusahaan memulai dengan baik, keuntungan agak bagus, tabungannya telah bertambah cukup banyak juga.Namun, Wu masih menemukan beberapa kekurangan.
Sebagian besar itu adalah tentang produksi, meskipun semua itu adalah kualitas yang baik dan biaya rendah, tetapi merekqntidak memiliki variasi. Wu sering memeriksa sendiri barang-barangnya, dia menyadari tidak peduli yang mana pemasoknya, semua barangnya terlihat sama, meskipun mereka mengklaim sebagai purwarupa yang telah ditingkatkan, sebenarnya semua terlihat sama walau tidak terlalu sama. Kadang-kadang ketika pelanggan memiliki permintaan khusus, karena varietas yang terbatas, perusahaan tidak bisa memproduksi produk yang sesuai dengan standar pelanggan sehingga membuat kekecewaan besar kepada pelanggan.
Masalah lainnya adalah tentang merek itu sendiri, tidak yakin berapa banyak tempat yang Wu kunjungi, dia juga menyediakan banyak produk. Tapi ketika ia berjalan di jalan, melihat layar LED yang berbeda, tidak ada yang membawa label atau logo perusahaan mereka, itu adalah pemandangan yang cukup mengecewakan. Jika seseorang tidak memiliki merek sendiri, hal itu tidak pernah bisa membuat mereka menjadi besar, jadi Wu memiliki ide untuk membangun sebuah pabrik produksi. Dari pemasok ke produksi, ini adalah jalan menuju kesuksesan. Dia berencana untuk melakukan perjalanan insentif di seluruh pantai tenggara sebelum tahun baru, mencoba untuk mempelajari teknik dan teknologi mereka sehingga dapat mempersiapkan diri untuk rencana masa depannya.
Reaksi pertama Chi ketika ia mendengar tentang ini adalah, "Aku setuju, tapi aku harus selalu mengikutimu."
Wu berkata, "Pada saat kau bisa istirahat, perusahaan di sana sudah mengakhiri pekerjaan mereka, ke mana akhirnya aku bisa pergi?"
"Aku bisa meminta cuti," kata Chi.
Wu segera menolak, akan ada banyak makan malam dan pertemuan di akhir tahun, terutama di sektor pemerintah, memperluas lingkaran sosial adalah bagian yang sangat penting. Ditambah akan ada banyak tindakan pemberian hadiah, jika Chi pergi untuk mengikuti Wu, mereka akan kehilangan banyak hadiah, Wu pasti tidak akan membiarkan Chi mengikutinya.
"Aku akan kembali beberapa hari lagi," Wu mengatakan, "Aku akan terus menghubungimu."
Chi tidak bisa menang melawan permohonan Wu, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Selama beberapa malam, Wu akan terus menerus fokus pada tablet di tempat tidur, kadang-kadang ketika dia bosan sengan posisinya dia akan memperlakukan Chi sebagai kasur, berbaring padanya dan terus menekan sesuatu di layar.
Pada awalnya, Chi pikir Wu sedang melakukan sebuah penelitian, tapi kemudian dia menemukan bahwa Wu masih mencari-cari di tengah malam.
Chi menatap Wu sementara dia sibuk menekan-nekan layar, Wu mengerutkan dahi, kemudian merasa sedih, kemudian menjadi gugup, kemudian merasa bahagia ... Wajahnya menunjukkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Akhirnya, Chi meletakkan tangannya di kepala Wu dan membelainya, "Apa yang kau lakukan?"
"Jangan sentuh aku!" Wu meraih tangan Chi, dengan hati-hati mengetuk layarnya dan kemudian ia meledak dalam tawa, "Akhirnya, aku mendapatkannya!"
Chi bertanya, "Apa yang kau dapatkan?"
"Tiket pesawat murah!" Wu tampak seperti dia mendapatkan Kesepakatan yang baik, "Kau tahu bagaimana sulitnya mendapatkah hal itu, untuk mendapatkan tiket di akhir tahun? Apakah kau pikir mudah bagiku untuk mendapatkan tiket ini dengan diskon 40%?"
Chi menatapnya untuk sementara, pada saat Wu akan mengkonfirmasikan pembelian nya, dia kemudian berbicara.
"Aku sudah membelikannya untukmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh'
General FictionTittle : Counterattack Falling in love with my enemy Author : Chai Jidan Trans English : lalaland__x Warning : Abusive Relationship, with BxB mature content 18+ !!!! Dont like Dont Read !!!! Cast : Wu Suo Wei (called Wu) -- Uke Chi Ch...