Chap 125 : Magnetic Rooster

607 67 17
                                    

Saat perjalanan pulang Wu berpikir kembali dan menyadari ini adalah hari jum’at, Chi tidak perlu bekerja besok, kita perlu memakan sesuatu yang spesial malam ini. Tapi setelah dia memikirkannya dia merasa jika dia dirugikan lagi, Chi memiliki dua hari libur tapi Wu harus bekerja di kedua hari itu. Dan hari ini adalah bagiannya untuk membeli makanan, dia harus membayar biaya untuk merayakan makan malam untuk seseorang. Brengsek!

Dia ingin membeli 3 pound daging kambing, tapi sekarang dia merubah pikirannya dan hanya akan 2 pound saja.

Dia masuk kedalam toko daging dan bertanya, “Berapa harga daging kambing per Kg nya?”

Si tukang daging membalas tanpa ragu, “$45 per pound.”

“Sangat mahal?” mata Wu hampir keluar, “Bukankah harganya $30 per pound seingatku?”

“Setiap sen yang kau bayar akan sesuai dengan kualitasnya, daging kambingnya sangat segar dan baru saja dipotong. Jangan berpikir bahwa aku ingin mengkritikmu, tapi dilihat dari penampilanmu sepertinya terlihat bahwa kau mampu membayar sebesar itu bukan? Kenapa kau tidak membayar lebih untuk kualitas yang lebih bagus dan lebih sehat? Aku punya daging kambing seharga $30 tapi apa kau berani membelinya untuk dimakan?”

Wu membalas dengan santai, “Aku berani, aku hanya ingin daging yang seharga $30, berikan aku seberat 2 pound. Terima kasih”

“.....”

Lalu Wu kemudian melanjutan pergi ke pasar, ia dengan khusus memilih sayuran yang tidak memerlukann waktu lama untuk di kunyah, Chi sangat suka memakan tunas cedrela. Tapi itu sangat mahal, Wu bahkan tidak repot-repot untuk melihatnya, lalu ia ingin membeli beberapa bumbu tapi ia ingat bahwa masih ada tersisa beberapa di lemari es sehingga akhirnya ia tidak jadi membelinya.

Walaupun Wu sudah sangat perhitungan mengenai pengeluarannya tapi ia masih mengeluh saat akhirnya memasuki mobilnya: Ya tuhan, aku bahkan merasa tidak dapat hidup lagi, aku menghabiskan $1000 hanya untuk membeli bahan makanan seperti ini.

Ketika mereka sedang makan malan, kepala Wu terasa hendak meledak.

Dia meletakkan daging kambing di dekatnya, dia lalu menambahkan satu potongan kedalam supnya tapi sumpit milik Chi selalu mengambilnya sebelum ia sempat mengambilnya. Pada akhirnya saat Wu ingin memakan daging lainnya, yang tersisa hanya beberapa potongan kecil, lalu dia mencoba menambahkan lagi potongan daging yang telah dia beli dan kegiatan tadi terus berulang sampai tidak ada yang tersisa selain kemarahannya.

Melihat daging yang dibelinya menghilang sedikit demi sedikit dan Wu bahkan tidak mendapatkannya sedikitpun, maka dia melemparkan sayuran ke arah Chi, “Berhentilah memakan dagingnya, makan juga sayurannya.” lalu ia mengambil beberapa potong daging dan memasukkannya kedalam supnya, ia bahkan tidak melepaskan sumpitnya meski sebentar, tapi daging diantara kedua ujung sumpitnya masih tetap menghilang dengan ajaib, ia mengangkat kepalanya dan melihat Chi sedang mengunyah daging miliknya dengan enaknya.

Brengsek! Wu berteriak di dalam hatinya.

Ketika ia akhirnya bisa menenangkan hatinya dan hendak mengambil beberapa sayuran lagi ternyata Chi sudah memakan semuanya.

Lalu Wu akhirnya memasukkan semua yang tersisa kedalam panci tidak perduli apakah itu daging atau perang.

Akhirnya dia baru menyadari bahwa bumbu di dalam mangkuknya ikut-ikutan menghilang, ia bertanya pada Chi, “Apa kau masih memiliki bumbu tersisa?”

Chi mengangkat botol bumbu yang isinya sudah habis lalu membuangnya ke arah tempat sampah.

Wu menahan agar wajahnya tetap dingin lalu pergi ke lemari es untuk mencari beberapa bumbu tersisa, dia tidak menemukan apapun karena semua isi lemari es sudah dikeluarkan semua, lalu ia pergi ke dapur untuk mencarinya tapi tetap saja dia tidak bisa menemukan apapun. Akhirnya dibawah rasa depresinya dia hanya mencampur beberapa kecap dengan tahu untuk menggantikannya.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang