Setelah tamparan itu, Chi belum berbicara dengan Wu selama 3 hari berturut-turut.Mereka berdua menjalani kehidupan mereka sendiri seperti biasa, pergi bekerja, pulang, makan, tidur, hanya tanpa bicara dan tanpa seks.
Chi tidak mencoba untuk memberikan Wu pelajaran untuk membuatnya merenungkan kesalahannya. Perang internal di kepalanya tidak pernah berhenti, itu sama kasarnya dengan ketika dia tidak memiliki keberanian untuk melihat wajah Wu setelah menamparnya. Batu karang seribu tahun ini tidak bergeming bahkan dengan kapak atau palu tetapi hanya dengan satu tatapan menyedihkan dari seseorang langsung bisa membuatnya merasa rentan.
Tapi dibandingkan dengan perjuangan internal yang Chi alami. Bagi Wu, semua ini jauh lebih mudah. Dia tidak peduli jika Chi tidak mengganggunya, dia agak senang bahwa hidupnya tenang sekarang. Tidak yakin jika itu adalah penyebab dari apa yang Shuo telah isyaratkan kepadanya, Wu benar-benar sedikit mengharapkan Chi untuk berdamai dengannya nanti, memperpanjang hidup sengsara ini sedikit lebih lama.
Tapi sayangnya, Chi tidak bisa menahannya lagi.
Selama tiga hari, dia tidak bisa menyentuh kulit halus mulus yang selalu menggosok tangannya, kejantanannya yang tegak tidak bisa dilepaskan, dia tidak bisa mendapat waktu yang baik sebelum pergi bekerja juga tidak bisa memiliki makan malam telanjang setelah bekerja. Kamera telah di tempatkan sangat jauh untuk waktu yang lama, baju-baju dalaman dalam kabinet telah lama tidak disentuh, bagaimana bisa dia terus hidup seperti ini?
Hal yang paling penting, dia pergi mengunjungi ibu Wu hari ini dan menyadari jika Ibunya sangat merindukan anaknya.
Jadi, Chi sengaja bermain-main dengan pipa di kamar mandi.
Ketika Wu mandi, air terus bergantian antara panas dan dingin, ketika dingin itu seperti mandi dengan air es, ketika panas rasanya seperti itu akan mengupas kulitmu. Biasanya setiap kali ada sesuatu yang rusak di rumah, Chi akan menjadi orang yang memperbaikinya, Wu tidak akan repot-repot untuk memperbaikinya karena dia tidak bisa memperbaikinya dengan baik.
Tapi dia tidak ingin membuat langkah pertama untuk berbicara dengan Chi jadi dia hanya harus melakukannya sendiri.
Dia membuka penutup pemanas dan menyadari detektor suhu tampaknya sedikit ke arah tombol off, kemudian dia mengambil sikat gigi Chi dan menyodok di sekitarnya. Setelah selesai langsung membersihkannya dan meletakkannya kembali ke tempat aslinya.
Dia memiliki perasaan yang baik tentang hal ini, dia meletakkan penutupnya kembali dan melanjutkan mandi.
Ya, suhunya tampaknya tepat.
Ah!
Dalam waktu 10 detik, Wu telah tersiram air panas, dia dengan cepat berlari ke arah pintu, ragu-ragu untuk sementara lalu dia membuka pintu membentuk garis tipis dan matanya yang besar mengintip keluar dari dalam kamar mandi.
Chi duduk di sofa sedang sibuk bermain permainannya, aura yang kuat memancar disekelilingnya.
Wu berdeham, tetapi tidak berbicara. Dia berbalik dan melihat kamar mandi sudah berubah menjadi ruang uap, dia bahkan bisa menguapi beberapa roti di sini. Jadi dia menoleh kembali ke arah pintu sambil berkata dengan getir, "Pemanasnya rusak!"
Setelah beberapa lama, Chi kemudian berdiri dari sofa, berjalan menuju kamar mandi dengan mantap. Pertama kali dia mematikan katup dan mulai memperbaiki pemanas, dia bisa memperbaikinya dalam satu menit tapi dia mencoba untuk membeli waktu agar Wu mendekat.
Wu sedikit khawatir, dia berjalan ke arah itu dan ikut melihat-lihat.
Chi melirik ke atas bahunya, melihat Wu hanya berjongkok di sampingnya dengan tubuh telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh'
General FictionTittle : Counterattack Falling in love with my enemy Author : Chai Jidan Trans English : lalaland__x Warning : Abusive Relationship, with BxB mature content 18+ !!!! Dont like Dont Read !!!! Cast : Wu Suo Wei (called Wu) -- Uke Chi Ch...