Saat makan siang, masing-masing dari si kembar duduk di sisi kiri dan kanan Chi. Yuan hanya memandangi kedua cucunya dan makanan yang disajikan, dia hanya makan beberapa suapan. Quan mencelupkan sumpitnya ke dalam gelas air milik Yuan lalu menjilatnya dengan lidahnya.Chi belum melihat Yuan tertawa dengan begitu lepas untuk waktu yang lama.
Seorang pria, setelah dia memperoleh kesuksesan karir yang tinggi pada usia ini, pasti akan merasa kesepian.
"Ayah, kau harus makan, jangan bermain dengan anak-anak dan makanan di piring akan menjadi dingin setelah beberapa saat." Ibu Chi mengeluh.
Yuan tidak merubah perhatiannya. "Aku baik-baik saja. Aku tidak lapar lagi."
"Kau tidak lapar, tapi anak-anak itu lapar?" Wen Yu memberi Yuan tatapan sambil tersenyum dan berkata kepada kedua cucunya: "Ayo, datang ke sini, ya. Kalian berdua harus makan lagi"
Jia Li hanya berganti dari mengejek Yuan ayahnya lalu mengejek ibunya Wen Yu.
"Ibu, kenapa kau ingin menyuapi mereka makan lagi? Sudah berapa kali kukatakan, biarkan mereka makan sendiri!"
Wen Yu menunjukkan sedikit kesedihannya, "Mereka baru datang ke sini, bagaimana mereka tahu cara menggunakan sumpit?"
Jia Li mengatakan: "Ketika mereka lapar mereka akan belajar."
Wanita tua itu hanya bisa memandangi cucu-cucu lelaki yang sedang melihat semangkuk nasi dihadapan mereka, dia merasa cemas jika mereka tidak bisa makan. Aturan Jia Li untuk kedua anak tidak seketat biasanya, tidak hanya dia tidak mengizinkan orang tuanya untuk menyuapi mereka makan, dia bahkan tidak mengizinkan kakek neneknya memberikan semangkuk sayuran.
Quan duduk dekat Chi, dia menatap bola daging untuk waktu yang lama.
Si kecil tidak bisa menggunakan sumpit untuk memakannya. Ini bukan karena dia tidak diajari untuk menggunakan sumpit, dia hanya ingin mengulurkan tangan dan mendapatkan peringatan dari ibunya yang semakin tua.
Hasilnya, Quan Quan menepukkan tangan hitamnya ke kaki Chi dan dengan cepat menariknya.
Chi melirik kearahnya, dengan tampilan tenang dan murni alami yang menarik orang kembali terutama ketika digambarkan seperti campuran keangkuhan milik Shuai, kegelapan Shuo dan mata besar milik Wu.
Jadi, Chi mengambil bola dagingnya ke mangkuknya sendiri. Lalu Chi membawa mangkuknya ke depan Quan Quan dan Quan Quan memakannya tanpa memikirkan apapun.
Jia Li segera menembak pandangan sengit dan memberikan nada peringatan sambil berteriak.
"Quan Quan!"
Quan meninggalkan sumpit di mangkuk dan menyatakan pembelaannya dalam bahasa inggris.
"Bukan seperti dia membantuku memetik sayuran, tapi aku membantunya makan."
(Ini maksud Quan, bukan Chi yang bantu dia tapi dia yang bantu Chi, krn mangkuknya punya Chi... Hahaha, Smart baby boy...)Kata-kata itu terdengar jelas dan seketika orang-orang di meja tertawa, sedangkan Jia Li merasa dirinya diejek.
Chi diam-diam memindahkan masakan yang dia suka dari mangkuk dihadapan Yuan ke mangkuk miliknya. Chi berpura-pura tidak terlihat.
Setelah makan malam, Chi tiba-tiba dipanggil untuk kembali ke kantor dan sopir keluarga sedang memiliki keadaan darurat di rumahnya.
Dilain pihak Yuan bermaksud pergi ke unit sendirian tapi sangat ditentang oleh Jia Li.
"Kau sudah minum anggur begitu banyak, bagaimana kau bisa berkendara sendiri?"
Yuan mengatakan, "Aku hanya minum anggur..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh'
Fiksi UmumTittle : Counterattack Falling in love with my enemy Author : Chai Jidan Trans English : lalaland__x Warning : Abusive Relationship, with BxB mature content 18+ !!!! Dont like Dont Read !!!! Cast : Wu Suo Wei (called Wu) -- Uke Chi Ch...