Walaupun Chi sudah menyiapkan semuanya dengan baik untuk 'bermain', Ia juga selalu melakukan yang terbaik tentang apa yang harus dilakukannya sesudah 'bermain'. Pantat dan juga hati Wu telah mengalami kerusakan yang hebat. Ia telah berbaring di tempat tidur selama seminggu penuh dan ia juga harus memakan semua makanan yang lembek ditambah ia harus menerima perlakuan yang membuatnya merasa dipermalukan oleh Chi. Setiap hari Chi akan membuka belahan pantatnya lebar-lebar dan menikmati waktunya memandangi bagian intimnya untuk dirinya sendiri.Ini bukan bagian paling buruknya, yang terburuk datang ketika ia perlu berurusan dengan toilet, rasanya seperti ada dimedan perang. Tidak perduli apakah itu urusan besar atau bahkan kecil sekalipun, rasanya sama saja, menyakitkan! Tentu saja jika ia perlu buang air besar sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan, sedangkan urusan buang air kecil, ia harus mengeluarkan segala ilmunya untuk belajar lagi.
Terus kenapa?
Sebelum pantat Wu ada dalam keadaan seperti ini, ia tidak pernah merasakan bahwa otot yang berada didepan berhubungan dengan yang ada dibagian belakang. Jadi pertama kali ia buang air setelah melakukan permainan dengan Chi, ia merasa sangat ingin mati.
Ketika ia menggerakan bagian depannya, otot bagian belakang akan ikut berkontraksi, akan sangat menyakitkan bahkan hanya untuk bergerak satu inchi tapi ia tidak akan bisa buang air jika ia tidak melakukannya. Ia juga harus bisa melakukannya dalam satu tarikan, jika ia berhenti ditengah-tengah maka otot bagian belakangnya akan bereaksi lagi dan ia akan menderita sekali lagi. Sekalinya ia bisa mengosongkan kandung kemihnya, ia akan merasakan sakit yang tajam setiap ia menggerakan ototnya lagi...
Dan setiap kali ia akan menggunakan celananya ia akan berakhir dengan membuat matanya kembali berair.
Cara terbaik untuk mengurangi sakit yang dirasakannya ketika berurusan dengan toilet adalah dengan mengurangi asupan cairan, tapi cara ini ditolak dengan kejam oleh Chi. Jika ia tidak banyak minum, ia akan mengalami panas dan akan menyebabkannya mengalami konstipasi, hal ini malah akan membuat keadaannya lebih buruk lagi dari yang biasa terjadi.
Jadi bukan saja dia membutuhkan minum, ia harus minum lebih banyak lagi setidaknya 8 gelas sehari. Chi akan melihatnya sendiri setiap Wu meminum air digelasnya dan memastikan tidak ada yang tersisa bahkan satu tetespun. Ditambah ia juga harus memakan makanan lembek, ia benar-benar tersiksa sejak bertemu dengan Chi.
Tapi bagaimana mungkin seseorang seperti Wu bisa dikalahkan begitu saja? Sejak ia tidak bisa membuat dirinya berhenti untuk buang air kecil, maka ia berlatih! Berlatih untuk mengosongkan kandung kemihnya dalam sekali tarikan, tidak akan berhenti sampai tidak ada yang tersisa lagi.
Maka setiap pagi Chi akan mendengar suara yang sama dari arah toilet dengan mata tertutup.
Pertama-tama, waktu yang panjang untuk mengambil napas yang dalam keluar dan masuk, lalu ia akan berguman sendiri sebelum Wu akhirnya akan menahan napasnya dan kemudian suara air mengalir keluar dan terakhir sedikit kata-kata penutup. Setelah beberapa saat, ia akan kembali berjalan ke tempat tidur...
Lalu tempat tidur akan bergoyang, si peganggu raksasa akan merangkak naik keatas tempat tidur, mendesah lega lalu menyerang bibirnya dengan kepuasan tinggi, lalu terdengar suara dengkuran halus.
Biasanya Chi akan mencuri ciuman kecil dipipi Wu.
Dua hari terakhir pantatnya terasa jauh lebih baik, Wu merasakan gatal dihatinya.
"Aku ingin beberapa daging perut babi!"
Chi datang membawa dumpling sayuran sambil berkata, "Tunggu beberapa hari lagi, jangan melukai dirimu sendiri lagi karena kamu merasa sudah baikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh'
General FictionTittle : Counterattack Falling in love with my enemy Author : Chai Jidan Trans English : lalaland__x Warning : Abusive Relationship, with BxB mature content 18+ !!!! Dont like Dont Read !!!! Cast : Wu Suo Wei (called Wu) -- Uke Chi Ch...