Chap 175 : Follow The Play

436 61 1
                                    


Setelah mengheningkan cipta sesaat, Chi menarik kerah baju Wu.

"Bangun sekarang juga!" raungnya.

Wu membuka matanya, melihat Chi yang memancarkan aura menghancurkan.

Chi membuka mulutnya dan kata-katanya keluar seperti api yang berkobar di wajah Wu.

"Kemana kau tadi malam?"

Wu terus berbohong, "Tidak ke mana-mana!"

Chi bertanya lagi, "Kemana kau terakhir pergi tadi malam?"

Wu bilang, "Pulang."

Chi melemparkan Wu ke lantai, kemudian memegangnya lagi dan meletakkan kepalanya di tempat tidur, dengan wajah menghadap ke arah vibrator dan bertanya lagi, "Di mana kau semalam?"

"Rumah Shuo,"

Setelah dia mengatakannya, dia dilemparkan ke tempat tidur seperti ayam oleh Chi, ruangan itu diisi dengan suara cambukan dari ikat pinggang, begitu Chi terengah-engah mengambil udara, ruangan itu sudah diisi dengan bau darah.

Wu berbalik dan menanyakan hal yang sama, "Kemana kau pergi tadi malam?"

Telapak tangan Chi berdarah karena tali ikat pinggangnya, tapi dia masih tidak tahan untuk memukulkannya ke tubuh Wu.

"Tanya dirimu sendiri, berapa kali aku menahan perilakumu? Kau makan apelnya, aku pikir kau lapar! Kau terus belajar trik dari dia, aku hanya berpikir kau main-main! Kau mengirim pesan kepadanya dan pergi ke rumahnya, aku telah menutup satu mataku! Sekarang kau hanya menginjak kebaikanku seperti sampah! Kau pikir aku membesarkan seorang gigolo di sini? Kau bisa membiarkan orang lain menyentuhmu, memasukan mainan ke dalam pantatmu?"

Ekspresi Wu mengerikan, tidak tahu apakah dia sedih atau marah, tapi sangat buruk tidak pada umumnya.

"Karena kau begitu ingin bermain-main, kau bisa bersenang-senang sekarang, aku tidak peduli lagi," kata Chi.

Kepala Wu merasa seperti dipukul oleh sesuatu yang keras, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Chi tiba-tiba menarik Wu dari tempat tidur dan melemparnya keluar ruangan, bersama dengan vibrator dan sensor dari dalam jaketnya.

"Jangan datang ke sini lagi."

Setelah mengucapkan kata-kata yang kejam seperti itu, dia menutup pintu dengan suara keras.

Punggung Wu sakit! Dia akhirnya berhasil berdiri setelah beberapa saat, perlahan berjalan menuju lift. Dia diam-diam mengenakan jaket itu dan bersandar ke dinding sejenak, dia menariknya keluar.

.....

Di sore hari, Wu mengendarai mobilnya ke klinik Shuai, itulah satu-satunya tempat dimana dia tidak perlu berpura-pura untuk bersikap apapun.

"Hei, lihat caramu berjalan, kau seperti sedang hamil!" Shuai mengejek.

Wu berjalan ke sofa dengan malas, berbaring di atasnya dan menghela napas lega.

"Aku sudah diusir dari rumah."

Shuai pikir Wu sedang bercanda, dia masih menggodanya tentang hal itu.

"Dia terpaku pada selingkuhannya begitu banyak, dan kau masih diusir?"

Wu diam saja.

Shuai menambahkan, "Sang istri yang akhirnya keluar?"

Masih belum ada jawaban dari Wu.

Setelah beberapa saat, Shuai melihat sesuatu yang salah, dia berjalan ke arah Wu dan menjentikkan jarinya ke kepala Wu, tidak ada reaksi. Shuai ingin memutar kepalanya, tapi leher Wu kaku seperti batu. Dia kemudian menyelipkan telapak tangannya di antara kepala Wu dan sofa. Ketika dia menariknya keluar, tangannya menjadi basah.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang