Chap 229 :

524 60 0
                                    


Guo adalah teman baik Chi dan ada banyak hal baik yang dapat dikatakan tentangnya.

Gatal yang dirasakan Wu di ujung putingnya belum lewat dan Chi mengambil sapuan lidahnya lagi pada telinga, ketiak, tulang selangka, pinggang, dll. Semua area sensitifnya digoda oleh Chi untuk membuatnya menggeliat kesenangan.

Tubuh Wu yang berkeringat bersinar dengan nafsu terlihat sangat seksi dan gemetar menggigil di depan tatapan Chi. Tangguh dan memikat, bibir milik Wu terbuka dan menggoda, mendesis serta mengerang, beriak di udara panas.

Chi memperpanjang sapuan ujung lidahnya ke ujung monster milik Wu, menyebabkan beberapa tetes cairan transparan mengalir di dalam pahanya.

"Geliii … Aaah …"

Wu menggulung jari kakinya untuk menahannya, getaran berat terasa dipinggulnya, alis yang keriput menyingkapkan rasa sakit yang tak tertahankan. Tatapan bersemangat itu menatap langsung ke arah Chi, Wu memalingkan wajahnya ke depan untuk bersiap-siap pada langkah berikutnya sesegera mungkin.

Chi tidak terlihat terburu-buru. Sikat yang dipakainya berubah arah menuju belahan lubang pantatnya. Dia melakukan kejahatan di daerah yang paling sensitif.

"Singkirkan … geliii … aah …"

Chi mengubah sapuannya menjadi lebih dan lebih lagi dengan menggunakan sikat untuk merangsang lubang sensitif milik Wu. Dia juga menggunakan jarum kecil untuk menusuk kedua bola milik Wu dan pendulum pantat Wu hampir terangkat dari tempat tidur. Dua tangan terikat di pahanya tetapi mereka tidak bisa menyentuh bagian yang penting karena terikat. Wu marah, dia merasa seolah-olah api telah membakar tubuh itu.

"Aku tidak tahan lagi… tolong ..." Dahi Wu dipenuhi keringat.

Chi mencium dagu milik Wu dan bertanya, "Apa itu?"

"Aku ingin bercinta ..."

Chi berpura-pura bodoh meski monster dibawahnya telah terbakar dengan kejam.

"Siapa yang kau inginkan?"

Wu menjawab dengan malu, "Kau."

Chi tersenyum dan menaruh bibirnya di bibir Wu yang tipis. Menjlatinya dengan sedikit air liur, Chi sengaja membuka mulutnya dan membiarkan Wu menghisap semuanya. Lidahnya sendiri mulai bermain dan air liur basah dipenuh dengan aroma seksual.

Kemudian, dia melepaskan salah satu tangan Wu dan berkata dengan tenang, "Aku ingin melihat seberapa besar kau ingin ditiduri."

Wu merasa jijik dan malu bersamaan, tapi setelah beberapa godaan dari Chi, rasa malu ini digantikan dengan permainan dewasa. Wu memasukkan jari-jarinya perlahan ke mulut Chi sambil matanya terus menatap mata Chi. Ketika merasa sudah cukup basah, dia menarik jari-jarinya keluar dan mencondongkannya ke arah lubang pantatnya sendiri.

Dengan beberapa napas berat, Wu pergi untuk memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang sensitifnya dan perlahan menggerakkan jari-jarinya.

Pada awalnya, itu hanya gerakan ringan dan dangkal tetapi kemudian seluruh jari dimasukkan lebih dalam dan frekuensi tusukan jari-jarinya semakin meningkat seiring waktu

"Sangat menggoda … Apakah enak …?" Chi bertanya.

Wu menggelengkan kepalanya dan menarik nafas. "Aku tidak suka."

"Jika tidak cukup..." Nada mengejek Chi berkata, "Tambahkan satu jari lagi."

Wu menambahkan jari lain dan dinding bagian dalam itu membentang. Ketika dia ingin menarik mereka keluar, tiba-tiba jari-jarinya ditangkap dan mereka ditekan  semakin kuat ke lubangnya yang ketat oleh lengan Chi.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang