Chap 155 : Karma

531 57 0
                                    


Wu menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk hasil yang tidak ada. Setelah begitu banyak hal yang dia beli, akhirnya semua itu digunakan sebagai persiapan untuk hadiah seseorang.

Chi memborgol kedua tangan Wu ke kayu di atas kepala tempat tidur mereka, tubuh atasnya digantung, Chi mengikat pergelangan kakinya ke pahanya dengan cara menyilang sehingga Wu dipaksa untuk membuka lebar kakinya.

Chi mengambil kabel tipis di tangannya dan mencoba mencambuknya dua kali ke telapak tangannya, tatapannya yang gelap telah bertemu dengan tatapan Wu yang gelisah.

"Ini alat yang sangat bagus, aku bisa menggunakan semua kekuatanku di dalamnya tapi tetap tidak akan melukaimu."

Wu berkata dengan cemas, "Ini dapat melukai seseorang dengan sangat buruk dan juga rasanya lebih sakit daripada menggunakan ikat pinggang!"

"Oh yaa?" Chi menyeret ujung kabel ke sepanjang dada Wu, "Lalu kenapa kau tidak berpikir tentang hal itu ketika mencambukku tadi?"

"Karena aku tidak pernah menggunakan semua kekuatanku, aku hanya bermain-main saja," Wu berdebat.

Chi menyeringai, "Maka aku juga tidak akan menggunakan semua kekuatanku!"

"Aku tidak percaya padamu!" Wu berseru.

Chi menyerang balik pada Wu, "Lalu kenapa aku harus percaya padamu?"

Wu bingung untuk sementara, kemudian dia melihat Chi telah mengangkat tangannya tinggi di udara, seketika dia berteriak, "Tidak!"

Plak!

Cambukan pertama mendarat sempurna pada tonjolan merah di dada kirinya.

"Sungguh menyakitkan," kata WU dengan alis yang terajut rapat.

"Jangan beringkah," Chi menekan tubuh menggeliat Wu, kemudian berkata, "Aku bahkan belum memulainya, rasa sakit yang sebenarnya masih menunggumu."

Setelah mengatakan itu, Chi menggerakkan lengannya dengan kecepatan yang tidak wajar, kabelnya akan selalu mendarat dengan sempurna pada puting Wu di setiap gerakannya. Ditambah, Chi tidak memukulnya berulang seperti yang dilakukan Wu, dia akan menunggu beberapa saat setelah masing-masing cambukan, membuat rasa sakitnya memudar sedikit kemudian akan mencambuknya lagi setelah rasa sakitnya surut.

"Rasanya sakit … Chi … uh... "

Tubuh bagian bawah Wu gemetar begitu keras, Wu terus memohon ke arah Chi dengan ekspresi menyedihkan.

"Sakit?" Chi menghentikan lengannya.

Wu mengangguk, matanya berkaca-kaca, dadanya sangat merah dan putingnya bengkak seolah-olah mereka disengat oleh lebah.

"Kemudian biarkan aku menggosokkan sesuatu untuk meringankan rasa sakitnya," Chi kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil minyak cabai.

Mata Wu terbelalak, dia berteriak sampai ke ujung paru-parunya, "Tidak, tidak, ah …"

Chi hanya menuangkan minyaknya di dua bagian dada Wu lalu dia memijat minyak itu dengan ibu jarinya sehingga panas dari minyaknya bisa mencapai kulit dengan lebih cepat.

Wu merasakan sensasi terbakar yang besar di dadanya, ini bukan hanya rasa sakit, ada sensasi aneh yang terus memicu sarafnya dan membuat tangisannya penuh getaran seksual karenanya.

Borgol yang berbunyi terus-menerus telah membangunkan binatang dalam diri Chi.

Dia mengalihkan target kabel menjadi ke paha bagian dalam milik Wu, dia memegang kelemahan Wu menggunakan tangannya dan kabel di tangannya yang lain,  membidik pada puncaknya yang paling sensitif.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang