Chap 122 : Affection Card

660 77 6
                                    


Hari itu Wu berbohong kepada Chi jika Ibunya sedang sakit hanya untuk menemui Shuai. Chi menemukan bahwa Wu sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai dia sangat sulit meluangkan waktu untuk mengunjungi ibunya dan dia  juga belum sempat mengunjungi ibunya sehingga keesokan harinya Chi pergi untuk menemui Ibu Wu di rumahnya.

Siapa yang tahu bahwa ketika dia melangkahkan kakinya memasuki rumah Wu, ibu Wu terlihat sangat pucat dan dia bahkan tidak punya tenaga untuk berbicara, kedua kakinya membengkak menjadi seukuran kaki gajah. Chi tidak mengatakan apapun dan segera membawanya ke Runah Sakit. Setelah beberapa pemeriksaan yang dilakukan ternyata diketahui jika penyakit diabetes yang di derita ibu Wu juga berpengaruh kepada kesehatan hatinya dan untungnya Ibu Wu di bawa ke rumah sakit tepat waktu sebelum semuanya terlambat.

Hari ini Ibu Wu sudah bisa keluar dari Rumah Sakit dan Chi datang kesana untuk menjemputnya.

Di dalam mobil ibu Wu tidak berhenti mengucapkan terima kasih kepada Chi.

"Maaf sudah merepotkanmu lagi, aku sudah bilang aku bisa memesan taksi untuk mengantarku pulang."

Chi menjawab , "Tidak apa-apa, aku memang sedang menuju ke arah yang sama."

Semenjak kadar gula darahnya menurun fungsi hatinya juga kembali menjadi normal. Keadaannya sekarang sudah jauh lebih baik daripada keadaannya sewaktu dibawa ke Rumah sakit sebelumnya. Selama perjalanan dia terus berkata, "Aku baik-baik saja,  aku bilang aku baik-baik saja dan kamu masih memaksa untuk datang. Lihat sekarang, kamu harus membayar biaya Rumah Sakit dan tidak akan mudah bagi Wu untuk membayarkan biaya sebesar itu."

Ibu Wu selalu berpikir bahwa Wu memberikan uang kepada Chi untuk membayar biaya Rumah Sakitnya.

Chi menjawab, "Dia anakmu, dia harus membayarnya untukmu."

Tapi Ibu Wu mempunya pikiran yang berbeda, "Anakku bahkan belum menikah dan dia sendiri masih anak-anak, bagaimana aku bisa bersandar padanya? Anakku adalah seseorang yang sangat jujur, ia tidak pernah curang pada siapapun. Di dunia tempat kita tinggal sekarang ini akan sangat sulit bagi seseorang yang jujur untuk bisa menghasilkan banyak uang, itu hanya akan cukup untuk membayar biaya makannya saja. Dia mendapatkan sikap jujurnya dari ayahnya, benar-benar serupa."

Chi mengejek dalam hatinya, anakmu sudah banyak berubah.

Setibanya di rumah Wu, ibu Wu langsung menarik Chi untuk secangkir teh hangat dan lagi-lagi mengajaknya berbicara tanpa henti.

"Apakah kamu sudah menemukan seseorang?"

"Ya..."

Dia sangat penasaran terhadap Chi, "Aku berpikir bahwa seseorang sepertimu akan sangat laris dipasaran! Kamu sangat berani dalam berbicara dan bertindak, dan kamu sangat bertanggung jawab. Anakku sungguh mengecewakan, dia putus dari kekasihnya setelah berhubungan selama 7 tahun, bagaiman dia bisa berhenti membuat aku tidak mengkhawatirkannya."

Chi membelalakkan matanya, "Dia pernah mempunyai hubungan selama 7 tahun?"

"Ya." Ibu Wu merasa sangat sedih saat Chi menyebutkannya lagi, "Dia bahkan memperlihatkan fotonya kepadaku. Kekasihnya terlihat sangat rajin, matanya sangat hidup. Ohhh iya... Aku sempat melihat fotonya beberapa hari lalu, tunggu sebentar... Aku akan mengambilkannya untukmu."

Lalu dia berjalan ke arah lemari, membuka semua laci-lacinya dan mencari disetiap incinya tapi tidak dapat menemukannya.

"Hm.. kenapa aku tidak bisa menemukannya?"

Chi mengatakan, "Tidak perlu fotonya, hanya ceritakan saja bagaimana mereka bisa putus."

Ibu Wu duduk diatas penghangat, rasa bersalah dan kesedihan tergambar di kedua matanya.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang