Chap 115 : Late (I)

925 101 6
                                    

Temperatur didalam ruangan sudah pas dan tempat tidur juga sudah bersih dan rapih.

Untuk hari ini, Chi sementara pindah ke apartemen ini bahkan disini ada ruangan kecil yang nyaman untuk Xiao Ca Bao.

Merasakan gelap gulita disekitarnya, Wu tiba-tiba merasa gugup, ia berpegangan pada pegelangan tangan Chi erat, "Kenapa kau menutup mataku?"

"Akan lebih menyenangkan seperti itu, ditambah kau tidak akan merasa gelisah."
Tentu saja itu hanya salah satu alasannya, sebenarnya ada alasan utama mengapa Chi melakukannya : Ia tidak ingin melihat Wu menangis.

Wu merasakan bahwa tempat tidur bergetar dan ia mendengar suara langkah kaki di lantai, ia tiba-tiba berkata, "Kau tidak akan mencari orang lain untuk menggantikan pekerjaanmu bukan? "

Chi merasa hal itu sangat konyol, untuk apa? Ia bahkan menahannya sampai merasakan kesakitan, mencari orang lain untuk menggantikannya? Apakah aku begitu membenci diriku sendiri?

Lalu ia mengambil dua buah permen dari sebuah box logam dan memasukkannya kedalam mulut wu.

Wu merasakannya, lalu bertanya, "Kau benar-benar akan melakukannya?"

Chi merangkak ke atas tempat tidur dan melayang diatas Wu, udara panas merayap di pipi Wu, "Di tempat tidurku tidak perlu hal seperti itu, itu hanya permen. Tenangkan pikiranmu."

Sebenarnya Chi tidak mengerti untuk apa gunanya permen tersebut tapi untuk Wu, ia tidak keberatan melakukan cara ini. Seorang pangeran berhati dingin sudah memecahkan cangkangnya memberikan permen kepada yang dicintainya, keistimewaan orang ini dihatinya sangat terlihat jelas dari bagaimana ia memperlakukannya.

Chi memandang ke arah bibir Wu saat ia sedang bergerak mengemut permennya, setelah beberapa lama melihat pemandangan ini rasa gatal dihati Chi mulai tumbuh kembali, Lalu ia memasukkan lidah ya ke rongga itu dan berbagi kemanisan dengannya. Kemanisannya tercampur dengan kedua rasa dari masing-masing, perlahan-lahan bercampur menjadi satu menjadi perasaan halus dan manis yang menyakitkan.

Chi perlahan-lahan melepaskan bibirnya dari Wu saat mereka sedang berciuman, ia ingin melihat bagaimana reaksi Wu.

Karena mata Wu ditutupi kain, Wu tidak dapat melihat apapun dan ia terus memanyunkan mulutnya. Lalu ia mendengar sebuah tawa kecil yang lembut, ia tau dirinya sedang dibodohi lalu Wu segera menarik kepala Chi dengan kuat dan menekannya kebawah untuk melanjutkan ciuman mereka.

Hal ini seperti menyalakan sebuah supernova diantara dua bola api.

Menempel dengan mulus satu sama lain , menggigit tubuh satu sama lain dengan napas yang tak beraturan. Membelai, menyentuh... karena mereka sudah dibiarkan sendiri terlalu lama, setiap bagian tubuh terbakar oleh api, mereka benar-benar menggali kukunya masuk kedalam daging, menanamkan gigi mereka kedalam kulit satu sama lain. Penutup tempat tidur terlepas, semuanya ikut dilemparkan ke lantai bersama dengan seluruh pakaian mereka.

Tidak ada sehelai benangpun yang tertinggal di tubuh Wu, kulitnya bergetar di udara. Dengan fakta matanya ikut ditutupi oleh sehelai kain, maka sensitifitasnya meningkat ke level maksimum. Walaupun Chi belum melakukan apapun padanya, Wu tetap masih bisa merasakan mata Chi sedang membuat jejak disekujur tubuhnya, tegang dan bergejolak, malu tapi juga terangsang.

Segera, pandangan Chi sampai ke tubuh bagian bawah milik Wu, ia membuka kedua kaki Wu lebar dan memandang ke arah benda Wu tanpa menyembunyikan malu.

Wu merasa sangat malu, ia ingin menutupinya tapi tangannya sudah ditahan dibawah oleh Chi sebelumnya sehingga tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

"Aku ingin melihatnya," Chi berbicara dengan nada pantang menyerah.

Wu menolak dengan keras, kekuatan tatapan Chi benar-benar tidak dapat diukur, setiap bagian yang ditatapnya berubah menjadi panas dan gatal. Chi membuka belahan pantat Wu lebar, hidungnya yang mancung hampir terkubur didalam belahan pantat Wu, ia terlihat ingin mempelajari setiap celah dan lekukan yang ada.

Counterattack 'Jatuh Cinta Pada Musuh' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang