Adrian,
Arsya kelelahan dan tidur di mobil. Bagaimana tidak kelelahan, kami bahkan mengikuti hampir dari seluruh permainan yang disediakan. Kami berpindah dari pos ke pos untuk mengikuti games yang disediakan panitia. Pertama kami ikut permainan, dimana Arsya harus menempelkan jepit jemuran sebanyak – banyak nya di bajuku. Bahkan saking semangatnya dia sampai sempat salah, menjepit pinggangku karena kain t-shirt ku tidak ditarik dengan benar olehnya.
Kami juga mengikuti lomba melempar bola. Arsya harus melambungkan bola kepadaku, dan aku tangkap lalu masukan ke dalam keranjang. Siapa yang paling banyak dia yang menang.
Kami juara di dua permainan ini, mendapat hadiah berupa kipas angin berbentuk Spiderman dan karpet bermain bergambar Thomasa and Friends.
aku dan Arsya juga ikut lomba menyuapkan kue taart dengan mata tertutup. Mata Arsya di tutup dan aku berusaha mengarahkan gerakan tangan Arsya. Hasilnya wajah ku belepotan tidak karuan. Hanya beberapa suap yang berhasil masuk. Pada permainan ini kami harus menelan pil pahit kalah, bahkan Arsya sempat merajuk karena kalah. Aku baru tahu, anakku ternyata se kompetitif itu.
Istirahat makan siang, dinikmati di dalam kelas masing – masing sambil menyejukan diri dengan didalam ruangan berpendingin. Diluar cukup terik. Beberapa ayah lainnya, tampak tertarik dengan pekerjaanku, kami saling bertukar kartu nama dan nomor kontak.
Ada satu kejadian yang lucu, lucu sekali aku bahkan memvideokan. Seorang gadis cilik, seusia Arsya, anaknya cantik sekali dia menangis karena pudding strawberry yang tadi dibagikan oleh panitia, tumpah. Arsya yang sedang memegang mangkuk pudding strawberry nya, melihat ke arah gadis cilik itu dengan seksama.
"do you want to give your pudding to her?" tanyaku, dia menoleh padaku, lalu menatap puddingnya, lalu menatap gadis cilik itu. Dia mengangguk mantab. Aku sigap merekam kejadian itu. Arsya berjalan mendekati gadis kecil itu, memberikan puddingnya, dan si gadis itu tersenyum manis lalu mengecup pipi Arsya. Arsya berlari kembali ke arahku dan bersembunyi di pelukanku. Aku sontak tertawa melihatnya sambil mengusap lembut punggungnya.
"why so shy?" bisikku.
"because she's pretty, like princess Ariel" ucapnya, yang jelas membuatku semakin tertawa mendengarnya. Anak itu dia samakan dengan princess Ariel, walau aku akui memang wajah anak gadis itu sangat menggemaskan, wajahnya memang seperti kartun Disney princess.
"so you like her?" tanyaku, dan dia mengangguk sambil malu – malu. Aku gemas, sontak aku menciumi pipinya gemas. Dia meronta menolak, mungkin malu di ciumi didepan wanita idamannya. Benar – benar keturunanku, paham betul mana wanita cantik.
****
Aku memarkirkan mobil di pelataran parkir cafe, security sudah hafal mobilku, Toyota Land Cruiser hitam. Bahkan sebuah cone orange sudah di patokkan disalah satu spot parkir, sebagai lahan parkirku.
Aku memanggil security untuk membantuku menurunkan barang – barang Arsya di jok tengah. Karena aku harus menggendong Arsya turun, dia tertidur lelap sekali.
Aku mengangkat tubuh Arsya, security yang tadi membantuku menurunkan barang, menyerahkan barang – barang pada salah satu staff, karena dia tidak bisa meninggalkan lahan parkir demi keamanan. Rekannya sedang istirahat.
Aku melangkah masuk kedalam ruangan Zara, membuka pintunya perlahan – lahan agar tidak membangunkan. Zara, melihatku yang menggendong Arsya yang sudah terlelap, dia langsung menyiapkan sofa bed, meletakan bantal dan selimut alas agar punggungnya tidak panas.
Aku meletakannya perlahan – lahan, dia sempat menggeliat sebentar. Zara melepaskan kaos kakinya, sedari tadi di mobil dia memang sudah ribut minta sepatunya dilepas. Aku mengusap lembut kepalanya, dia lelah sekali, tapi gurat bahagia jelas tercetak diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
chasing you back ( where are you Zara?)
RomanceWarning! Adult content 21+ Penyesalan selalu datang terlambat. Sesuatu yang berharga, baru akan terasa ketika sudah kehilangan. Bagaimana cara mendapatkannya kembali? Adrian Kamil Nasution : Dosaku ke Zara terlalu besar, bahkan mungkin tidak termaaf...