PART 41

5.7K 630 9
                                    

Zara,

Sesuai dengan cerita bang Adrian, mbak Kanaya memang serius ingin berinvestasi. Aku kira mbak Kanaya ini adalah ordinary housewife, yang mendedikasikan hidupnya hanya untuk suami dan anak – anaknya. Ternyata aku salah, mbak Kanaya adalah wanita yang sangat cerdas, terutama dalam masalah marketing. Kami banyak bertukar pikiran.

Aku menjamu mbak Kanaya di restaurant ku, kali ini dia hanya membawa salah satu anaknya, Khansa, kesayangan Arsya. Arsya yang baru pulang sekolah, dan langsung bersorak girang melihat Khansa, yang memang cantik sekali. Bayi perempuan yang kulitnya putih sekali, dengan pipi bersemu merah muda, wajahnya lebih condong ke ayahnya, walau masih ada garis wajah ibunya juga.

"baby Khansa..." panggil Arsya gemas, sambil mengikuti Khansa yang sibuk kesana kemari, karena dia mulai suka berjalan merambat – rambat, berpegangan pada sisi sofa.

"so... gimana rencana kamu, Ra?" tanya mbak Kanaya, dengan gayanya yang selalu supel dan modis, dia adalah wanita yang selalu tahu apa yang harus dia kenakan dengan tepat. Dia hari ini mengenakan kemeja bermotif gingham hitam putih dengan lengan beraksen balon, dipadu dengan rok hitam berpotongan A-line ,sepatu flat Salvatore Ferragamo berwarna hitam dan kerudung berwarna light gray.

"rencana aku, memang mau buka 1 dulu sih mbak, outlet yang dijual cuma dari bakery aja, gak jual hot food nya. Cakes mungkin yang slice aja, nanti kalau ada pesanan big cakes ya, bisa di refer ke pusat. Jadi big cakes gak ready stock di outlet nanti" aku memaparkan rencanaku, mbak Kanaya mengangguk paham.

"okay, aku juga pikir begitu aja dulu. Karena ini kan masih percobaan pertama. Kalau aku perhatiin sih, dari tadi, banyak juga orang kesini cuma ke bakery nya ya? terus mereka pergi, ya paling mereka takeaway minuman juga. Jadi, aku rasa kamu perlu juga tuh, jual beberapa jenis minuman, kayak iced coffee or ice tea yang simple aja" mbak Kanaya memberikan ide – ide tambahan.

Aku dan mbak Kanaya rencananya memang akan bekerja sama, dimana mbak Naya akan menanamkan modal pada outlet pertamaku. Kami akan berlakukan sistem bagi hasil, sesuai dengan porsi kepemilikan modal. Bang Adrian rencananya akan membantuku menyusun perjanjiannya. Mbak Kanaya meminta agar hubungan business tetap professional, walau - menurut kata – katanya - kami adalah 'keluarga'.

"as agreed yah Zara, walau kita ini keluarga, aku mau semuanya tetap professional. Baik dari sisi kamu maupun dari sisi aku. Jadi kalau memang nanti kedepan, diantara kita ada yang salah ngejalanin joint business kita ini, gak usah pakai sungkan – sungkanan, yang penting usahakan penyelesaiannya sebaik mungkin. Gimana juga mas Barra sama Adrian itu sepupu dekat, kerja dalam satu firma, jangan sampai suami – suami ini ikutan bertengkar lah" ucapnya santai sambil tertawa ringan.

Aku tersedak mendengar kata – kata 'suami-suami' dari mbak Kanaya. Mas Barra jelas memang suaminya, suami yang mencintai dia dengan setiap hembusan nafasnya. Bang Adrian? Kami hanya sepasang laki – laki dan perempuan, yang kebetulan memiliki anak.

"nggak lah mbak, Bang Adrian gak ada kaitannya sama hal ini kok. Kan aku hanya minta bang Adrian buatin perjanjiannya aja" aku tertawa pelan, berusaha menetralkan perasaanku tentang kata – kata mbak Kanaya. Suami?

Mbak Kanaya malah tertawa melihat ekspresi ku "ya'ampun Zara... lucu banget sih kamu" dia mencubit ringan daguku "kamu itu ya, kesayangannya Adrian. Kamu tahu gak, dia pernah loh protective banget sama aku"

Aku mengerutkan alisku. Bang Adrian protective sama mbak Kanaya? Bagaimana bisa? Dia kan istri sepupunya? Separah itu kah bang Adrian soal wanita?

"jangan salah paham" jawab mbak Kanaya sambil mengibaskan tangannya "yah, dulu, waktu aku sama mas Barra lagi ada masalah. Adrian tuh selalu berusaha jaga aku dan mas Barra. terutama aku. Sampai akhirnya dia antar aku ke airport, waktu itu aku mau berangkat ke Bournemouth, dia peluk aku bilang dia sayang banget sama aku, I'm like a sister to him, katanya" mbak Kanaya menjeda sebentar sambil menyedot ice lemon tea nya.

chasing you back ( where are you Zara?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang