Adrian,
Tag....
Isn't it time for
"DUGGEE!!!!" sorak seorang bocah 5 tahun yang sedang duduk di sofa ruang TV. Aku yang sedang mengaduk adonan instan pancake yang kubeli di supermarket, hanya tertawa melihatnya. Setelah teriakan anak itu yang menyebut nama tokoh utama kartun itu, lalu mengalunlah sebuah musik bernada riang, gambar di kartunnya menunjukan beberapa anak kecil berwujud gajah, beruang, buaya badak dan octopus sedang diantar ke sekolah oleh para orang tuanya. Setibanya disekolah, mereka disambut oleh guru sekolah berwujud anjing yang ramah, dialah yang bernama Duggee.
Aku sendiri baru tahu jenis kartun ini. TV di apartemenku ini, sehari – hari menayangkan HBO, ESPN, Euro Sport, Discovery channel dan National Geographic. Aku bahkan tidak pernah menyadari keberadaan Nick Jr, Baby TV, Disney Channel dan Cbeebies. Sudah sejak kemarin pagi, suasana didalam unit apartemenku berubah total. Suasana anak – anak begitu kuat, semerbak wangi anak – anak juga menguasai ruangan. Tebaran bahan prakarya yang sedikit lagi selesai dan berbagai jenis mainan juga tergeletak di sudut ruangan.
"Arsya.. your breakfast is ready, come here boy. Makan dulu" panggilku sambil memberikan sepiring pancake yang sudah ku taburi pisang dan strawberry lalu aku menyiapkan mapple syrup juga. Aku menata sarapan di meja makan, yang sebenarnya posisinya tidak jauh dari ruang TV.
Arsya tampak enggan meninggalkan singasana nya didepan TV, walau kaki nya berusaha melangkah ke arah meja makan, dimana aku sudah duduk menunggunya, pandangan matanya tetap ke arah TV, yang mungkin bagi anak seusianya sedang seru – serunya.
Dia menghentikan langkahnya sejenak, ketika segerombolan lebah sedang menaiki pesawat tempur, yang akan mengantarkan sari madu dari bunga – bunga, lalu segerombolan pasukan lebah itu terbang menuju sarang dan akan menuangkan madu didalam sarang, hanya saja sarang lebah itu terhalang oleh tumpukan mainan anak – anak, sehingga mereka menghadapi situasi darurat karena tidak bisa mendarat. Aku mengamatinya yang sedang terpaku ditempatnya, seolah sedang menyaksikan adegan yang menegangkan. Sampai akhirnya si tokoh bernama Duggee itu memberikan penghargaan pada murid – muridnya karena sudah membantu kawanan lebah mendarat dengan selamat didalam sarangnya, dengan merapihkan mainan mereka yang menghalangi laju para pasukan lebah berpesawat tempur itu.
"HONEY BADGE!!!" soraknya sambil mengangkat kedua tangannya ke udara mengikuti teriakan para anak itu yang mendapatkan penghargaan berupa honey badge dari DUGGEE. Aku mendengarnya tertawa terkikik geli, berbalik arah ke meja makan dan berlari lalu menarik salah satu kursi yang sudah ku letakan pancake di depannya.
"makan dulu, nanti nonton lagi. You can watch again after finishing your breakfast" aku membantunya naik ke kursi, sambil tersenyum gemas melihat tingkah polahnya dua hari ini. sepertinya dia sudah menonton duggee itu entah berapa kali, karena dia seperti sudah paham betul jalan ceritanya.
"we'll finishing our elevated bus, after this, okay? Mommy will pick you up at 3, she said." Ucapku, wajahnya seketika murung. Aku mengernyit memperhatikan ekspresi wajahnya yang berubah mendung, setelah 2 hari ini begitu cerah. Kecuali ketika tragedi di Gramedia kemarin
"what's wrong with that face, sweetypie?" aku mencubit gemas pipinya, wajahnya cemberut, pancake nya dia kunyah dengan kesal.
"I don't want to go home.." ucapnya sedih, sambil menusuk potongan pisang di piringnya. Kepalanya tertunduk lesu, kaki nya yang meggantung bergoyang maju mundur bergantian antara kaki kanan dan kiri.
Aku menghentikan makanku, aku mengangkat tubuhnya agar duduk dipangkuanku dengan posisi menghadapku. Aku mengecup pipi nya kanan dan kiri bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
chasing you back ( where are you Zara?)
Lãng mạnWarning! Adult content 21+ Penyesalan selalu datang terlambat. Sesuatu yang berharga, baru akan terasa ketika sudah kehilangan. Bagaimana cara mendapatkannya kembali? Adrian Kamil Nasution : Dosaku ke Zara terlalu besar, bahkan mungkin tidak termaaf...