PART 57

5.7K 649 14
                                    

Zara,

Setibanya aku di Perth, aku langsung menuju kerumah om Hendra. Aku dan Rasya akan menempati kamar lamaku di rumah om Hendra. Apartemenku masih di sewakan, dan baru akan kosong sekitar 2 bulan lagi sebelum bisa ku tempati lagi, karena penyewanya sudah akan menyelesaikan study nya disini. tapi om Hendra sepertinya keberatan kalau aku pindah ke apartemenku sendiri. aku menatap keseluruh penjuru kamar ini, ingatanku seolah kembali ke masa – masa itu. Masa – masa aku menjalani kehamilanku tanpa bang Adrian. Tidak banyak yang berubah dari kamar ini, bahkan masih ada foto bayi Arsya yang menggantung di tembok kamar ini. tante Sarrah sengaja mengosongkan kamar ini untuk aku dan Arsya.

Aku teringat akan hari – hari yang terasa berat luar biasa, dimana aku juga harus melanjutkan kuliahku yang sempat tertunda beberapa saat. Perut yang semakin membesar, dan membatasi gerakku, tidak menyurutkan keinginanku untuk bisa segera lulus kuliah. Aku bertekad, aku harus bisa menyelesaikan kuliahku dengan baik dan tepat waktu. Waktu itu, aku masih pada pemikiranku, kalau bang Adrian sudah membuang kami berdua. siapa yang tahu, kalau 6 tahun kemudian, aku menemukan fakta, bahwa itu semua salah, salah besar. Dan aku menyesali kecerobohanku 6 tahun yang lalu.

Pintu kamarku diketuk perlahan, lalu sosok wanita yang amat sangat kurindukan muncul dari balik pintu dan melempar senyuman kepadaku "hey...." sapanya lembut. Aku pun tersenyum melihat kehadiran tante ku yang sangat ku kagumi ini "haay.. tante..." tante Sarrah melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidurku. Tante Sarrah selalu berhasil membuat suasana hatiku yang carut marut, menjadi sedikit lebih tenang. Dia bahkan lebih bisa membuatku tenang, dari pada mami. Dia mendengarkan semua cerita dan keluh kesahku, dengan baik.

Dia menatap Arsya yang sedang main di karpet dengan tatapan iba, karena Arsya tidak menunjukan dia bermain dengan semangat. "masih murung dia?" tanya tante Sarrah, aku pun mengangguk lemah. "it's quite a big shock for him... daddynya sudah telepon?" tanyanya lagi. Aku mengangguk lemah.

"sudah 5 kali dari kemarin, sampai kehabisan kata – kata harus menjelaskan apa lagi ke Arsya. kenapa begini dan begitunya, dan yah... mana Arsya bisa paham kan? dia tahunya kan, satu pindah ya pindah semua dong harusnya, aku, dia dan daddynya. Bukan ada sosok yang tertinggal kayak gini. mana semalam sempat demam sampai nginggau panggil – panggil daddynya" aku menghela napasku lelah dan menyandarkan kepalaku pada pundak tante Sarrah, dia mengusap kepalaku dengan lembut. Arsya semalam sempat sedikit demam, untung aku membawa persediaan paracetamol anak. Dia terus mengiggau memanggil daddy nya, sampai akhirnya panasnya turun dan dia mulai bisa tertidur pulas.

"yah.. just like any other seperated couple, memang kamu harus siap Ra, untuk menghadapi masa transisi kayak gini. Gavin pun harus siap. Gak bisa ini hanya kamu nya aja yang bergerak. Bukan Arsya yang harus kalian minta untuk siap menerima kondisi, tapi kalian yang siap menerima masa – masa transisi Arsya yang pastinya bakalan overwhelming. He's just 5 years old, dia bahkan gak sanggup nyerna kenapa harus sekali lagi merasakan gak punya daddy" sambung tante Sarrah, "kita ajak aja yuk, dia nengok toko, kamu juga udah lama gak cek ke toko kan? makin laris lo toko mu. mungkin dengan dia kita ajak lihat sekeliling kota ini, dia pelan – pelan bisa menerima kenyataan, kalau disinilah tempat tinggalnya sekarang" tante Sarrah mengusap kepalaku sayang. Aku pun tersenyum padanya. Aku memeluk tante Sarrah dari samping,

"berkat tante tuh, jadinya laris manis toko ku. tante emang the best" aku mengedipkan sebelah mataku, dan tante Sarrah menyikut lembut lenganku. Kami tertawa bersama, lalu dia beranjak berdiri dari tempat tidur,

"come on..chop-chop... kita berangkat. Tante tunggu didepan ya" perintahnya sambil berdiri dan berjalan keluar kamar. Aku pun mengajak Arsya untuk mengganti baju, dan bilang kita akan berjalan – jalan. Arsya pun menurut dan mengganti pakaiannya dengan kaos berlengan panjang yang ditumpuk dengan jacket tebal. Suhu sedang 10 derajat diluar dengan angin yang mengigit tulang rasanya.

chasing you back ( where are you Zara?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang