Zara,
Acara yang digelar dengan sederhana namun penuh kehangatan berlangsung ceria sepanjang siang hingga menjelang petang. Semua menikmati hidangan yang khusus disediakan oleh tante Sarrah. Bahkan seperti berkesan tante Sarrah yang akan mengangkat menantu bang Adrian. Kinan dan Adam juga ternyata tidak datang dengan tangan kosong, mereka membawa beberapa jenis makanan dan minuman, sehingga hidangan tampak melimpah ruah diruang makan ini.
Aku dan bang Adrian di dapuk untuk memotong kue bersama. Bertiga dengan Arsya tentu saja, mana mungkin dia mau melewatkan moment memotong kue dalam hidupnya. Arsya yang berdiri ditengah kami, bersemangat ikut memegang pisau dan memotong potongan pertama kue ini.
Ini sangat lucu, aku dua kali dilamar oleh seorang lelaki, dua kali juga aku menyediakan kue ku sendiri.
Sampai tibalah aku harus menyuapkan potongan pertama kue ini, sampai ketika aku mengarahkan sendok kearah mulut bang Adrian, terdengar pekikan protes dari sosok kecil seorang Adrian, yang masih setia berdiri diantara kami berdua. sontak seisi rumah pun tertawa melihat ulah Arsya. bang Adrian berjongkok dan menggendong Arsya, dan akhirnya suapan pertama pun menjadi milik Arsya.
Memang seharusnya dia lah yang kami berikan suapan kehormatan ini. Arsya lah yang mempersatukan kami kembali. seandainya Arsya tidak pernah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada daddy nya, Seandainya Arsya mengikuti mauku untuk terus membencinya, Mungkin aku masih akan menatap bang Adrian dengan penuh kebencian.
Segala kebencian yang bercokol di dalam dadaku, luruh dan luntur berganti dengan rasa cinta yang sudah lama ku kubur dalam – dalam, seiring dengan aku menyaksikan sendiri ketulusan cinta diantara Arsya dan bang Adrian.
Akhirnya, aku menyerah. Aku menyatakan aku kalah oleh suara hatiku. Suara hatiku yang memintaku untuk mengakui bahwa aku bahagia melihat Arsya bersama daddynya. Suara hatiku yang memintaku mengakui bahwa aku masih sangat mencintai pria yang sekarang sedang menyodorkan potongan kue ke mulutku ini.
Aku menerima suapan kue itu sambil tertawa, karena bang Adrian dengan sengaja mencolekan cream di hidungku. Dan tentu saja Arsya bersemangat dan ingin ikut melakukannya.
Aku akhirnya bercengkerama dengan Kinan, tidak jauh – jauh, membahas masalah kehamilan. Kali ini mereka akan dikarunai anak kembar, sungguh menyenangkan. Kinan menceritakan perbedaan ketika hamil anaknya yang pertama, lalu kehamilan yang ini. kami para wanita asik bercengkerama sambil merapihkan sisa – sisa makanan. Beberapa aku kemas dalam wadah plastik untuk ku bawakan pada Kinan dan Adam.
Bang Adrian sendiri setelah beramah tamah dengan semua orang, tampak mengobrol serius dengan om Hendra di ruang TV, dengan Arsya yang terus bergelayut manja padanya. Adam juga tampak ikut membaur dan berbicara tidak kalah seriusnya, entahlah mereka membicarakan apa.
Soal Adam dan Kinanti, ternyata selama ini Kinan sengaja mondar – mandir keluar masuk toko ku dengan berbagai alasan, untuk memeriksa keadaanku. Ternyata Adam dan bang Adrian adalah sahabat lama sejak SMA. Namun Adam kembali ke Australia, menyusul orang tuanya, sementara bang Adrian tetap di Indonesia.
Waktu sudah bergulir tidak terasa, Kinan pun mulai tampak kelelahan. Akhirnya Adam dan Kinan berpamitan untuk kembali kerumah mereka.
Aku sedang merapihkan sisa – sisa piring dan gelas yang kotor, membantu tante Sarrah untuk mencuci semuanya. Sementara bang Adrian sedari tadi sibuk membantu mengembalikan kursi – kursi, ke tempatnya. Sambil sesekali duduk dan entah membahas apa dengan om Hendra. Tepatnya bang Adrian lebih banyak mendengarkan dan om Hendra seperti menjelaskan dengan panjang lebar.
Arsya mulai menggosok matanya, tandanya dia sudah lelah. dia merengek ke daddynya, minta untuk berangkat tidur. Padahal Arsya sudah mulai ku biasakan untuk beranjak sendiri ke kamar tidurnya selepas sikat gigi. Tapi sejak ada daddy nya dia berubah manja kembali. Kamar tamu yang sedari kemarin di persiapkan, ternyata untuk bang Adrian. Bang Adrian sendiri sejak kemarin menginap di hotel milik keluarga Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
chasing you back ( where are you Zara?)
RomanceWarning! Adult content 21+ Penyesalan selalu datang terlambat. Sesuatu yang berharga, baru akan terasa ketika sudah kehilangan. Bagaimana cara mendapatkannya kembali? Adrian Kamil Nasution : Dosaku ke Zara terlalu besar, bahkan mungkin tidak termaaf...