Zara,
Sudah seminggu Arsya kembali kerumah, kondisinya sudah kembali seperti sedia kala. Nafsu makan sudah kembali, dan berat badannya berangsur kembali normal. Wajahnya tidak setirus kemarin – kemarin, dan matanya tampak lebih segar.
Hubungan Arsya dan Gavin aku akui membaik. Gavin tampak lebih aktif mendekati Arsya. bahkan kadang aku melihat Gavin dan Arsya bermain ber tiga dengan bang Adrian sekaligus, kalau memang bang Adrian sedang bersama Arsya. bang Adrian juga tampak santai mengobrol dengan Gavin, entah membicarakan apa. tapi diantara mereka seperti sudah tidak ada beban lagi.
Entah aku harus senang atau tidak. Karena aku sendiri juga bingung, apa ini pertanda baik atau tidak.
Arsya juga bersikap lebih terbuka dengan ajakan bermain Gavin. Selama kami bersama di Australia, Gavin dan Arsya memang tidak terlalu akrab, tidak dekat. Arsya hanya sekedar 'mau' saja sama Gavin. Tapi tidak lengket, seperti dengan bang Adrian. Bahkan sekarang pun setiap bermain bertiga, Arsya selalu condong ke bang Adrian. Dia akan duduk menempel pada bang Adrian.
****
Arsya semalam menginap di dirumah orang tua bang Adrian, bersama bang Adrian juga. Sementara aku hari ini harus datang pagi – pagi sekali ke restaurant, karena ada yang memesan restaurant ku untuk 3 jam, dimulai sejak pukul 10 pagi. Aku tidak tahu siapa yang memesan, karena nama seorang perempuan, dan katanya untuk sebuah acara pertunangan.
Tentunya persiapan sudah di adakan sejak pagi – pagi sekali. Ini pertama kalinya restaurant di tutup untuk keperluan acara. Aku excited sekali melihat persiapannya. Aku ingin mengambil beberapa gambar, untuk ku post di akun Instagram FoodGasm. Ini ide yang bagus juga, untuk mengembangkan FoodGasm menjadi tempat perhelatan.
Pukul 6 pagi aku sudah sampai disini, para pekerja sudah datang. Aku memperhatikan para pekerja dekorasi sedang menata meja dan bunga – bunga. Hiasan yang sangat cantik, dengan nuansa bunga – bunga putih seperti lily , white rose dan pink rose, taplak meja putih dengan sentuhan pink yang sangat lembut. Lalu standing flower di sudut dengan rangkaian bunga lily putih yang sangat cantik. Meja dibuat memanjang, dengan bagian tengah nya adalah tempat lilin yang berkesan klasik, lalu beberapa tabung tinggi, yang didalamnya diletakan sebatang bunga lily juga.
Aku melihat petugas mengangkat rangkaian buna lily putih juga, hanya saja dibentuk seperti hulla hoop besar. "ini nanti buat apanya, mas?" tanyaku pada seorang pekerja. Dia meletakan dengan hati – hati rangkaian itu, agar dapat berdiri didepan dinding yang sudah diberikan backdrop berupa juntaian kain nuansa putih juga, dan lampu – lampu kecil berwarna kuning hangat.
"kurang tahu mbak, kayaknya buat foto – foto mbak biasanya. Nanti yang lamar biasanya berdiri didepannya gitu, jadi hasil fotonya bagus" ucap salah satu pekerjanya. Rombongan fotografer juga sudah datang, dan mulai men setting camera.
Siapapun yang dilamar hari ini, pasti dia wanita yang sangat beruntung. Bahkan dia khusus memberi pesan, agar aku sebagai owner nanti bisa turun langsung mengawasi acara, dan berpakaian formal. Aku sudah membawa dress selutut yang cukup rapih, dan rencananya rambutku akan ku gelung saja.
Aku menuju ke dapur dan mengecek persiapan dessert dan engagement cake.
Dia memesan kue taart 2 tingkat, dengan based cake pilihan berupa lemon cake, yang dibalut dengan butter cream berwarna putih sebagai warna dasar nya dan berhiaskan butter cream yang di semprotkan berbentuk bunga – bunga berwarna pink, yang disusun mengelilingi kue itu. Kue yang sangat cantik, tidak berlebihan. Dibagian atasnya, ditancapkan cake topper berbentuk cincin berlian solitaire. Aku tersenyum puas melihat hasil kerja anak buahku. Berbagai macam cupcake yang masih bernuansa pink dan putih juga sudah siap untuk di susun.
KAMU SEDANG MEMBACA
chasing you back ( where are you Zara?)
RomanceWarning! Adult content 21+ Penyesalan selalu datang terlambat. Sesuatu yang berharga, baru akan terasa ketika sudah kehilangan. Bagaimana cara mendapatkannya kembali? Adrian Kamil Nasution : Dosaku ke Zara terlalu besar, bahkan mungkin tidak termaaf...