Zara,
Mami akhirnya pulang, dan Gavin memilih untuk tinggal, walau entah sampai jam berapa. Sudah tidak ada lagi yang berani membantah kata – kata bang Adrian. Telak.
Semua yang di ucapkan bang Adrian, benar. Pada kenyataannya, bukan dia yang membuat suasana menjadi kacau, tetapi mami, Gavin dan bahkan mungkin... aku. aku yang membiarkan mereka melakukan permainan ini, tanpa berusaha lebih keras untuk menghentikan mereka.
Aku tahu, bang Adrian tadi sengaja memojokkan ku sampai ke titik dimana aku benar – benar sudah mencapai batas maksimum kesabaranku. Karena, kalau tidak begitu, maka semua kata – kata itu tidak akan pernah keluar dari mulutku. Aku terlalu lemah dihadapan mami, dan sekarang mami menggunakan Gavin sebagai pasukannya untuk menekanku.
Tapi kali ini Gavin tidak berkutik. Dia pikir aku uang dari mana, menyewa kamar VVIP yang semalamnya saja 3,7juta belum termasuk obat – obatannya. Dan ini sudah berlangsung selama 5 hari, barusan aku mengecek ke adiminstrasi sejauh ini biaya sudah berapa, dan kisaran total sudah hampir menginjak angka 30 juta, dan kami tidak tahu berapa lama lagi Arsya harus dirawat.
Aku dan mami sekarang harus belajar survive sejak tidak ada papi. Walau aku memiliki 2 usaha mandiri di Perth dan di Jakarta, tapi itu uang usaha. Aku tidak bisa mencampur adukan uang untuk business ku dengan kebutuhan pribadi. Aku hanya mengambil kurang dari 5% dari profit ku, untuk kebutuhan sehari – hariku. Sisanya tentu aku putar untuk mengembangkan usahaku.
Uang hasil penjualan perusahaan papi memang sangat besar dan menjamin. Tapi sampai sejauh mana akan menjamin, tidak ada yang tahu. Aku juga harus memikirkan rencana keuangan untuk mami. Bagaimanapun mami sudah mulai usia, aku harus mempersiapkan biaya kesehatan dan perawatannya dikemudian hari. Begitu juga untuk alokasi biaya sekolah Arsya. jujur saja, dia ku sekolahkan di sekolah Australian School ini, cukup menguras kantong. Rencananya Arsya akan ku pindahkan ke sekolah International lainnya, yang berbasis bahasa Inggris ketika dia SD nanti.
Awal aku menyekolahkan dia di Australian School itu, karena aku tidak ingin status Arsya terekspose. Karena mayoritas disana adalah warga asing, yang cenderung tidak perduli dengan status perkawinan pasangan lain. bahkan aku tahu beberapa dari mereka, hanya pasangan yang sudah bertahun – tahun hidup bersama, tanpa ikatan pernikahan jenis apapun.
Uang peninggalan papi sifatnya tidak bergerak, cenderung berkurang. Karena itu uang yang sifatnya sekali datang. Pengembangan hanya dalam bentuk deposito dan beberapa yang kami tanamkan dalam bentuk reksadana dan Valas. Tidak ada yang kami sulap dalam bentuk usaha. Hanya FoodGasm saja yang berbentuk usaha, itu juga masih dalam tahap merintis, belum break even point. Setahun saja belum FoodGasm ini beroperasi. Aku masih ada sedikit lost, akibat sempat tertipu oleh supplier kopi berikut mesinnya.
Dan tidak ada yang tahu, kalau supplier kopi dan penyedia mesinnya yang sekarang, adalah dari perkebunan papa nya bang Adrian. Walau kami bekerja secara profesional, dan kontraknya juga jelas. Tapi aku tahu, bang Adrian benar – benar mengawasi jalannya perjanjian itu, karena tidak mau aku mengalami lagi penipuan. Kerugian ku akibat penipuan itu mencapai angka 200juta, dua buah mesin kopi professional yang satu unit nya berharga 59juta, dan pemesanan biji kopi yang menurut perjanjian mereka, harus ku kunci untuk pemesanan minimum sesuai standard mereka untuk kebutuhan satu tahun kedepan.
Sebelum pulang, mami sempat mencapku tidak punya harga diri dengan membiarkan bang Adrian menangani biaya perawatan Arsya kali ini. ya, mami benar, aku memang menjatuhkan harga diriku kali ini, aku menggadaikannya, karena aku memang sedang tidak sanggup menanggung biaya kesehatan yang aku taksir, jumlah akan mencapai lima puluhan juta ini. karena aku memang sedang tight sekali keuangan. Baru minggu lalu aku menggelontorkan uang sebesar 250juta dari peninggalan papi, untuk menutup kerugian ku di restaurant. lalu untuk membayar biaya DP perjanjian dengan perusahaan biji kopi papa nya bang Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
chasing you back ( where are you Zara?)
RomanceWarning! Adult content 21+ Penyesalan selalu datang terlambat. Sesuatu yang berharga, baru akan terasa ketika sudah kehilangan. Bagaimana cara mendapatkannya kembali? Adrian Kamil Nasution : Dosaku ke Zara terlalu besar, bahkan mungkin tidak termaaf...