Langit di cakrawala menjadi lebih gelap dari sebelumnya. Malam pun dimulai.
Tapi, tidak demikian dengan pelabuhan Batavia kala itu. Kobaran api menjadikan tempat sekitarnya sebagai arena "api unggun" raksasa. Kapal yang terbuat dari kayu sangat mudah terbakar. Ditambah, bubuk mesiu yang menjadi muatannya menjadi bahan peledak yang "baik" untuk memporakporandakan pelabuhan.
DAR !!
Terjadi lagi ledakan untuk kesekian kalinya. Jantung Syahbandar berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Ini peristiwa besar yang mengundang perhatian sekaligus menimbulkan kerugian besar.
"Sebetulnya itu kapal milik siapa?" Syahbandar bertanya dengan berteriak pada anakbuahnya.
"Itu milik Tuan Walikota."
"Tuan Valentjin ... oh ... dia bisa marah besar padaku. Betul milik dia? Kau yakin?"
"Tentu, Tuan. Hanya kapal milik Tuan Walikota yang paling besar di dermaga. Setidaknya yang bersandar hari ini."
"Bukankah dia akan berangkat esok?"
"Ya, ke daratan Eropa. Muatannya penuh."
BLURR !!
Api mulai menjalar ke kapal lain. Angin malam itu cukup besar untuk membantu memperbesar kobaran api.
"Cepat! Selamatkan muatan di kapal sebelahnya!" Syahbandar memberi perintah dengan berteriak pada orang-orang di sekitarnya.
"Kami tidak berani, Tuan."
DAR !!
Syahbandar paham alasan penolakan para kuli panggul itu. Ledakan kembali terjadi. Mereka tidak mau kehilangan nyawa.
...
Semua yang ada di sana hanya bisa menonton kejadian besar itu. Tentu saja dari kejauhan. Awalnya mereka berkumpul di dermaga, dekat dengan kapal yang terbakar. Tapi, saat ini mereka mulai menjauh. Panasnya api dan ledakan yang bertubi-tubi menjadi alasan untuk mencari selamat.
Dari kejauhan, penduduk kota bisa melihat dengan jelas kobaran api seperti manusia api raksasa yang sedang terlentang. Tubuhnya membentang dari ujung dermaga ke ujung dermaga lainnya.
DAR !!
"Hah, meledak lagi?" Syahbandar merasa aneh sekaligus kesal dengan kobaran yang semakin membesar.
Serpihan kayu terbakar beterbangan seperti mercon. Dan, tentu saja mendarat di bangunan-bangunan sekitarnya. Hampir membakar.
"Hei ... kamu ingat apa saja muatan di kapal Tuan Valentjin?"
"Tidak, Tuan. Catatannya ada di kantor kita ... yang terbakar ...."
"Aku hanya penasaran saja, seberapa banyak bubuk mesiu dalam kapal itu? ... Dan, untuk apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Manusia Api
ActionDarr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang be...