Urusan seorang walikota selalu saja ada. Begitupun Valentjin, ketika tubuhnya belum benar-benar pulih setelah kebakaran yang menimpa rumahnya, hari ini dia dihadapkan pada pengaduan banyak orang yang kehilangan kapal-kapal mereka.
Selain kapal berukuran besar milknya sendiri, banyak juga kapal-kapal dan sampan-sampan milik warga Batavia dan pendatang yang ikut terbakar. Kejadian kebakaran tempo hari di Pelabuhan ternyata menyisakan masalah yang lebih pelik.
Ekonomi Batavia lumpuh, nyaris mati dan entah bagaimana menghidupkannya kembali. Kapal-kapal dari seberang pulau bahkan dari luar negeri dialihkan ke Pelabuhan lain. Dan, Batavia merugi karena tidak mendapatkan pemasukan dari pajak dan bea.
"Jadi, Tuan Walikota apa yang bisa kita lakukan?" Gubernur Jenderal bertanya dengan nada tajam.
"Tuan Gubernur, saya yakin bisa mengatasi semua kemelut ini. Asalkan Tuan memberi kami waktu untuk bertindak." Valentjin masih duduk di meja kerjanya.
Gubernur Jenderal menatap halaman Kantor Walikota melalui jendela. Halamannya terlihat menenangkan.
"Tuan Valentjin, lihatlah keluar ... suasana tenang seperti sekarang mungkin tidak akan berlangsung lama. Mereka yang tertib hari ini, mungkin besok atau lusa bisa memberontak."
"Semoga hal itu tidak terjadi."
"Tadi, sebelum saya masuk ke sini, di serambi kantor banyak orang yang berkumpul. Kalau boleh tahu, mereka siapa?"
"Mereka pemilik kapal yang terbakar di Pelabuhan. Sejak kemarin, mereka berdatangan."
Gubernur Jenderal tipe orang yang tidak banyak bicara. Dia selalu memberi kesempatan lawan bicaranya untuk mengeluarkan isi pikirannya. Tapi, wibawa yang dimiliki pemimpin Hindia Belanda itu membuat lawan bicaranya "mati kutu".
Apalagi, pria berkumis itu selalu tampil rapi dengan pakaian kebesarannya. Jas berwarna biru tua lengkap dengan segala lencana.
"Tuan Walikota, bagaimana dengan kesehatanmu?"
"Semakin membaik."
Gubernur Jenderal berjalan mendekati Sang Walikota yang sedang duduk di kursinya, wajahnya menyiratkan ancaman.
"Tuan Walikota, saya memberi Anda waktu sepekan. Persiapkan apa pun yang perlu dipersiapkan."
"Akan saya usahakan."
"Terus terang, ini berat bagi saya. Tapi, Batavia perlu orang yang lebih segar untuk menghadapi kemelut yang melandanya."
"Anda akan mengganti saya?"
Gubernur Jenderal tidak menjawab sepatah kata pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Manusia Api
ActionDarr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang be...