Raden Panca tiba di gapura Desa Pujasari saat petang menjelang. Orang-orang yang dijumpainya menyambut kedatangan remaja seakan tamu yang sudah lama tidak berkunjung.
"Raden ... Alhamdulillah kalau Raden baik-baik saja," seorang wanita tua menyambut dengan penuh senyuman.
Begitupun anak-anak kecil yang sedang bermain sore itu. Mereka ramai-ramai mendekati Sadewa dan berlari-lari mengikutinya.
Ada apa dengan mereka? Pikiran Raden Panca bertanya-tanya. Sesuatu yang tidak biasa bagi dia disambut gembira seperti ini.
"Aha ... kau pulang juga, Raden!" Bajra sahabat kecilnya menyambut gembira.
"Assalamu'alaikum ...," Raden Panca memberi salam dengan suara pelan.
Semua orang yang berada di beranda rumahnya menyambut. Ayah, Ibu, Paman, Bibi, tetangga dan hampir semua warga Pujasari berkumpul di depan rumah orang tuanya.
"Syukurlah jika kau masih baik-baik saja." Nyi Lurah merangkul anaknya dengan rona wajah senang.
Raden Darma, tentu saja menyambut Sadewa kemudian menuntunnya ke kandang. Anak itu rindu pada kuda kesayangannya itu.
***
Drama penyambutan Raden Panca itu berlangsung singkat saja. Dia langsung masuk ke dalam rumahnya. Di balik pintu, sudah menunggu sepupunya, Pratiwi.
"Pratiwi ... bagaimana lukamu?"
"Sudah mengering ... setidaknya rasa sakitnya lebih banyak berkurang.", senyuman Pratiwi menyambut Panca.
"O ya, ada salam untukmu, dari A Ling."
"Kau sudah bertemu A Ling?"
"Kasihan sekali. Rumahnya kebakaran ... maksudku ... dibakar."
"Dibakar?"
"Ya. Dalam semalam di Batavia sudah ada 3 kebakaran."
"Ternyata benar dugaanku ...."
"Nanti aku ceritakan."
"Panca ... kau tidak kenapa-kenapa, kan? Tidak terjadi apa-apa padamu?"
"Kenapa kau bertanya begitu?"
Pratiwi melirik ke arah keluarganya yang sedang duduk menunggu Panca untuk makan bersama.
"Beritanya ... sudah sampai ke sini."
"Berita apa?"
"Batavia sedang tidak aman. Katanya, terjadi kerusuhan di sana."
"Ya, tapi aku jauh dari tempat kerusuhan itu."
"Syukurlah."
DUG !
Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di serambi. Panca langsung ke luar. Begitupun keluarganya yang lain.
Ada sebongkah batu yang dibungkus kain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Manusia Api
AçãoDarr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang be...