45

81 24 0
                                    

Para pegawai Bank yang duduk di balik jeruji terdiam tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak mau berbuat apa-apa. Kemarahan Walikota Valentjin bersama 3 nasabah lainnya hanya bisa dijadikan tontonan menarik di pagi itu.

"Tuan Direktur, orang tua saya belum dimakamkan. Kami benar-benar dalam situasi sulit, apa maksud Anda menawarkan pinjaman sebesar itu?"

"Hei Nona, kami hanya mencoba menolong. Tolong hargai niat baik kami.", Direktur Bank mencoba memberi penjelasan.

"Tapi ... bagaimana bisa ... saya tidak punya harta untuk dijaminkan."

"Justru itu. Ini kami sebut sebagai Pinjaman Darurat."

"Maksudnya?"

"Ini program baru dari kami. Kami menawarkan pinjaman cepat tanpa jaminan kepada orang yang mau membangun kembali usahanya."

"Tapi, Tuan ... bunganya terlalu tinggi," pria pemilik rumah makan yang sedari tadi tidak bicara mulai mengeluarkan suara.

"Wajar dong ... ini pinjaman khusus. Dana cepat cair ... bahkan hari ini juga. Jika bunga pinjaman kecil, ya banyak syarat yang harus dipenuhi."

"Pinjaman ini tidak ada syaratnya?" Valentjin ingin ketegasan.

"Syaratnya hanya ... apabila usaha yang sedang dijalankan mendapatkan musibah.", Direktur Bank menjelaskan.

"Tapi ... ini sangat memberatkan."

"Kami tahu itu. Tapi, pihak Bank pun ... sejujurnya ... tidak ingin kehilangan nasabah potensial."

...

Ruangan itu berubah menjadi lebih hening dari sebelumnya. Orang-orang yang dilanda amarah berubah menjadi lebih tenang. Mereka mulai berpikir untuk menimbang-nimbang tawaran dari Direktur Bank.

...

"Tuan Direktur, berapa pinjaman yang bisa saya terima?", A Ling menyiratkan ketertarikan.

"Berapa pun. Selama itu masuk akal buat kami."


Panca dan Manusia ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang