11

128 34 0
                                    

Laki-laki mabuk itu mendekati pohon. Dan ... ah, tercium bau tidak sedap.

"Hei, turun dari pohon! Kau pikir dirimu  burung hantu. Bertengger di pohon."

Pranata hanya terdiam. Ketakutan.

"Hei, kau bicara dengan siapa?", sekonyong-konyong datang 3 pria berbaju serba hitam.

"Ah ... hanya anak kecil.", laki-laki mabuk hanya menjawab sekenanya kemudian berlalu.

"Anak kecil?" ketiga pria itu bertanya serentak.

Sontak mereka bertiga mendongak ke atas pohon. Sayang, mereka tidak membawa lentera sebagai alat penerangan.

"Sudah kuduga."

Di atas pohon, Pranata ketakutan. Persembunyiannya sudah diketahui. Tidak ada cara lagi untuk menyelematkan diri selain ... berlari.

"Ahhh ...."

Pranata melompat dari pohon. Tiga pria itu kaget dengan keberanian anak kecil itu. Dan, tidak sempat menangkap.

"Ahhh ... kemana dia?", malam yang gelap menyulitkan pandangan.

Pranata berlari sekencang yang dia sanggup. Dia tidak menengok lagi ke belakang. Dia hanya ingin selamat dari cengkeraman orang-orang yang pernah menyekapnya.

Begitupun dengan ketiga pria itu,  mereka berlari kencang sekencang-kencangnya. Tapi, entah kenapa selalu ada saja hambatan.

Lelaki pemabuk itu malah menghalangi jalan. Tubuhnya terhuyung ke kiri dan ke kanan.

"Ahhh ... kau menghalangiku saja!"

"Hei ... kau jangan berani-berani membentakku!", si Lelaki Mabuk naik pitam.

Tangan kiri pemabuk itu melayangkan pukulan ke arah pria yang membentaknya. Dan ... buuuk ... tinjunya mendarat di pipi lawannya.

Sontak, teman pria itu tersinggung dengan kelakuan si pemabuk. Mereka menghunus golok yang terselip di pinggang. Hyyyuuungg ... golok itu hampir saja mendarat di leher si Lelaki Pemabuk.

Namun pemabuk itu mengelak, lebih tepatnya terhuyung ke arah sebaliknya. Dia selamat.

Kaki kanan pemabuk itu menerjang pria yang bermaksud menebas lehernya. BuuukkkKakinya masuk ke ulu hati. Pyuuunnggg ... dia terjungkal hingga ke tengah jalan.

"Tunggu sebentar ... sebaiknya kita jangan ladeni dia ...."

"Hei, kau pengecut ya. Dia sudah mempermalukan teman kita!"

"Aku tahu ... tapi ... tugas kita menangkap anak itu."

"O ya, kemana anak itu?"

Panca dan Manusia ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang