8

141 40 0
                                    

Polisi yang sedang patroli merasa keheranan ketika melihat Walikota Valentjin berjalan malam-malam. Apalagi, setelah tersiar kabar ke seantero kota jika dia sedang dirawat di Rumah Sakit.

"Ah, biarkan saja dia dan tidak perlu kita hiraukan," seorang Polisi berkata pada temannya.

"Lagipula, jika kita terlalu curiga pada semua orang hanya akan membuat kita pusing sendiri."

"Aku setuju denganmu."

Dua pria berseragam itu kembali berjalan menyusuri jalan-jalan untuk berpatroli. Di tangannya, lentera menemani demi menerangi jalanan yang gelap.

"Aneh, kenapa lampu-lampu jalan di sini padam?" keanehan tersirat dalam pikiran Si Polisi.

"Mungkin memang bahan bakarnya habis."

"Tidak, lihat ke depan sana. Di sana lampu-lampu itu masih menyala. Lalu, di ujung jalan sana, lampunya masih menyala." Si Polisi yang bertubuh jangkung menunjuk ke arah berlawanan.

Kedua Polisi itu mendapati lampu jalanan yang mati hanya di sekitar tempat mereka berdiri.

...

Dua Polisi yang sedang patroli itu terdiam untuk beberapa saat. Mereka berdiri mematung. Sembari mengarahkan lentera di tangannya ke berbagai arah, mereka berdua menaruh curiga pada sesuatu atau seseorang. Naluri Polisi mereka memanggil.

"Kau tahu, ini kan rumah Walikota yang terbakar?"

"Ya, rumah ini terbakar seminggu yang lalu."

"Perlukah kita memeriksa ke sana?"

"Untuk apa?"

"Hanya memeriksa."

"Baiklah."

Kedua Polisi itu berjalan ke arah sebuah reruntuhan rumah yang terbakar. Bangunan 2 lantai itu sudah hangus lebih dari separuhnya. Hanya tembok-tembok yang tersisa dari bangunan itu.

"Hati-hati, bisa saja dia ambruk."

Lentera menerangi beberapa bagian bangunan itu. Jelaga terlihat dimana-mana.

"Sedang apa kalian di sini?"

Suara seseorang mengagetkan 2 Polisi itu.

Panca dan Manusia ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang